#53 baru sadar

33 7 3
                                    

Keesokan harinya

Zaka sudah siap-siap sejak sang fajar masih berdandan untuk bertemu sang mentari. Tepat jam enam kurang sepuluh menit Zaka keluar dari kamar. Hal yang kemarin terjadi lagi, Melati sudah ada di sofa ruang tengah. Zaka berdeham

"Mel.."

Melati menengok, dia juga tersenyum kepada Zaka

"Udah siap sekarang?"

Zaka mengangguk karena memang sudah siap dengan kemeja levis dan celana levis

Zaka mengangguk karena memang sudah siap dengan kemeja levis dan celana levis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melati tersenyum melihat Zaka yang tampil berbeda. sekarang Melati memakai kemeja putih dengan celana santai berwarna hitam

 sekarang Melati memakai kemeja putih dengan celana santai berwarna hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo.." ajak Melati

Melati pun jalan keluar tanpa menuntun Zaka dengan genggaman tangannya. Dengan rasa aneh, Zaka tetap mengikuti Melati dari belakang.

Sesampainya di depan rumah. ada yang aneh lagi, kenapa Melati melewati mobil? Dani dia mengarah ke motor

403"Mel, Aya naon?" tanya Zaka spontan

"Gue mau kita pake motor"

"Seriusan Mel?"

"Lu gak mau? Ya udah bawa mobil"

404"Eh lain Kitu, maksudna aya naon kok tumben Kitu Mel?"

"Ya suka-suka gue aja"

"Oh enya sih bener"

"Ayo mau ikut gak?!"

"Eh iya iya"

Melati pun menaiki motor. melihat itu, Zaka berlari menghampiri Melati, dia pun dengan rasa tak enak duduk di jok belakang motor. setelah itu, Melati langsung menjalankan motor kamana dia tuju.

Tepat jam tujuh, Melati berhenti di sebuah pertigaan lampu merah jalan. Zaka turun karena Melati memarkirkan motor, setelah itu Melati ikut turun. Zaka memandang sekeliling jalan

"Duduk.." pinta Melati yang sudah duduk di zebra cross jalan

 Zaka langsung melakukan apa yang Melati pinta

"Lu tahu kenapa gue bawa lu kesini?" Tanya Melati

"Itu yang gue bingungin dari tadi" jawab Zaka dengan senyuman polos

Melati tersenyum menertawakan pengakuan Zaka. Zaka jadi salah tingkah dengan tingkah Melati dan pastinya dia menggaruk rambut yang sama sekali tidak gatal

"Ini.."

Ada jeda yang memisahkan omongan Melati. Zaka hanya memandang Melati yang matanya sudah mulai berbinar

405"Mel.. tong ceurik atuh"

"enggak gue gak nangis, Ini tuh tempat kecelakaan gue sama adik gue tiga tahun lalu"

"Tiga tahun lalu?" Tanya Zaka

Melati mengangguk

"Lu paket rompi pink dan Mawar paket syal merah"

Melati masih mengangguk

"Syal Mawar terbang lalu ternyata mobil besar sudah di depan mata?" tanya Zaka dengan nada serius

"Ya iya kan gue udah cerita" Melati menjawab dengan santai

"Ada seorang laki-laki yang pakai bahasa Sunda dan dia nenangin lu dengan menemani sampai ambulance datang"

kali ini Melati mengangguk kaku dan merasa aneh dengan apa yang tadi Zaka ungkapkan

"Cowok itu pamit saat ambulance baru saja datang ke arah toko yang tak ada jejaknya"

Melati tidak menjawab apapun, diabeku tidak berbicara ataupun bergerak sedikitpun 

"Nah, atos dongkap ambulana. Abdi pamit rek jualan deui ogehnya. Assalamu'alaikum"

Mata Melati membelalak. Zaka menatapkan matanya dengan mata Melati. sepertinya cerita yang tak tercatat sejarah akan terungkapkan.

...

terjemahan

403"Mel, ada apa?"

404"Eh bukan gitu, maksudnya ada apa kok tumben gitu Mel?"

405"Mel.. jangan nangis dong"

TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN KOMEN AGAR AUTHOR SEMANGAT BERKARYA

MEKAR [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang