Prologue

1.8K 103 0
                                    

JALANAN kota terhuyur hujan deras di malam hari, membuat suasana menjadi lebih dingin hingga menusuk ke tulang. Seorang Pria terjebak hujan ketika dia sedang bersantai ria di sebuah cafe. Sebetulnya dia tidak akan kehujanan jika memilih untuk pulang karena dia membawa sebuah mobil. Tetapi entah mengapa dia malas beranjak dari kursi  yang sukses membuatnya nyaman disana.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Jungkook is calling..

"Halo?".

"Halo Kak, kau dimana?".

"Di cafe. Kenapa?".

"Pulanglah Kak, Papa sekarang kejang-kejang. Kita harus membawanya ke rumah sakit".

"Gimana keadaan Papaku, Kak Seokjin? Dia selamat kan?", tanya Jungkook pada seorang Dokter tampan di sebuah rumah sakit ternama yang tidak lain adalah Kakak tingkat Pria itu ketika masih duduk di bangku perkuliahan dulu---Seokjin. Jungkook begitu cemas menahan air matanya sedari tadi mondar-mandir di depan ruang UGD, mencemaskan orangtua semata wayangnya yang masih hidup hingga sekarang.

"Taehyung?", suara lantang yang biasanya tegas pun sekarang begitu lemas seolah menahan kesedihan. Kedua alisnya tertaut takut-takut jika keluarga ini tak bisa menerima kenyataan yang ada.

Pemilik nama itu mendongak dari ketertundukan kelemahannya menghadapi ini semua. Pasalnya, orangtua semata wayangnya itu sudah mengalami jantung bocor sejak satu tahun yang lalu, hingga bisa bertahan sampai detik ini karena empat ring yang terpasang sempurna di jantung Pria paruh baya itu. Pria yang bernama Taehyung dan adiknya---Jungkook, tak bisa memungkiri jika terjadi sesuatu hal yang serius pada Papanya. Mengingat usia Papanya itu sudah cukup tua, dan siap tidak siap, mereka harus menerima dengan lapang dada, apapun yang terjadi.

"Iya Kak?", tanya Taehyung dengan suara lirih. Namun tak ada setitikpun matanya yang berkaca-kaca. Jungkook pun sudah berfirasat tak enak. Posisi apapun yang dia lakukan tetaplah tidak nyaman baginya. Hingga dia memilih tetap berdiri di samping Seokjin---Dokter umum junior di rumah sakit itu.

Seokjin menggeleng memberi maksud bahwa Papanya sudah meninggal. Taehyung hanya memejamkan matanya mencoba menerima ini semua dengan ketulusan hati meski sebenarnya hatinya terkoyak tak sanggup menahan ini semua.

"Kak Seokjin? Apa maksudmu menggeleng pada Kak Tae? Jawablah aku Kak", Jungkook mulai terisak menarik-narik lengan Seokjin meminta jawaban pasti dari hasil pemeriksaan Papanya.

Setetes air mata Taehyung pun lolos keluar dari sepasang mata elangnya. Tanpa isakan, Taehyung merasakan hujaman yang hebat menjalar di seluruh tubuhnya. Bagai tubuh tanpa tulang, tubuh Taehyung terperosot ke lantai tanpa dia sadari. Jungkook yang masih dipenuhi dengan tanda tanya itu pun semakin yakin bahwa hal buruk telah terjadi. Karena Kakaknya yang notabenenya adalah Pria yang kuat dengan hati seperti baja, menangis mendera tak ada henti meski tanpa isakan.

Tatapan kosong Taehyung meluluhkan hati Seokjin untuk membantunya berdiri dari lantai. Kini Jungkook ikut menangis tersedu melihat keadaan Kakaknya yang melemas dan tak berdaya itu.

"Kak Seokjin, hiks.. Apa yang terjadi pada Papaku? Kenapa Kakak tidak mau menjawab? Huaaaa😭😭".

Seokjin pun sampai ikut menangis kemudian memegang kedua bahu Jungkook untuk menguatkannya selepas membantu Taehyung kembali duduk di kursi tunggu.

"Jungkook, kamu yang tabah ya? Semua telah ada masanya. Dan---", Seokjin menjeda ucapannya karena menghapus air matanya sejenak, "Papa kamu sudah dipanggil oleh Tuhan beberapa menit yang lalu. Dia telah tenang sekarang".

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang