"Mengapa mataku dipenuhi air mata? Irene, tetaplah disisiku dan tertawalah. Masa depan tanpamu bagai dunia tanpa warna, dipenuhi dengan dinginnya monokrom. Aku ingin kamu percaya padaku. Aku tidak akan pergi kemanapun", ucap Taehyung dengan derai ai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berdiri di samping pintu ruang bersalin Irene, aku begitu cemas, khawatir, bingung, panik, semua menjadi satu. Mondar-mandir di depan ruang bersalin Irene pun sejak tadi kulakukan tanpa sadar. Aku tidak sendiri, semua keluargaku ada disini. Bahkan para sahabatku juga ikut menemani. Aku jadi merasa beruntung dikelilingi oleh orang baik seperti mereka semua. Dengan begini, aku merasa sedikit lebih tenang.
Ceklek
Keluarlah Dokter Dita dan kedua susternya yang ada di samping kanan kirinya. Sontak aku langsung menodongnya dengan banyak pertanyaan supaya rasa cemas dan panikku hilang.
"Dok, bagaimana proses persalinannya? Apa berjalan dengan lancar? Apa anak saya sehat? Dia laki-laki atau perempuan Dok? Istri saya selamat kan?".
"Hustt.. Tae, satu-satu nanyanya", bisik Nenek membuatku merunduk malu. Ah masa bodo. Memang aku sedang mencemaskan istri dan anakku.
"Nyonya Irene dan bayi anda baik-baik saja, Pak. Bayi anda masih dibersihkan lalu diletakkan di ruang inkubator supaya suhu tubuhnya bisa stabil. Proses persalinan Nyonya Irene berlangsung secara normal. Selamat ya Pak, anak anda laki-laki", jawab Dokter Dita membuatku sumringah menahan tangis haru yang saat ini kurasakan.
Semua keluarga, dan para sahabatku ikut merasakan kebahagiaanku. Hadirnya anggota baru dalam keluargaku sungguh kunantikan.
"Apa saya boleh melihat istri saya sekarang, Dok?", tanyaku.
"Boleh, namun gantian ya? Karena Nyonya Irene masih kelelahan karena persalinannya secara normal", jawab Dokter Dita.
"Baik Dok, terimakasih banyak".
"Saya permisi dulu ya, Pak. Saya akan menyiapkan kotak inkubatornya", pamit Dokter Dita lalu pergi untuk menyiapkan inkubator khusus untuk anakku.
"Anakku laki-laki, dia akan menjadi teman sekaligus penggantiku nanti. Astaga... Bahagianya aku", aku sungguh sangat bahagia. Bagai sebuah roket, aku ingin segera lepas landas karena sangking bahagianya. Semuanya ikut tersenyum bahagia ke arahku.
"Yasudah Tae, lihatlah Irene dulu dengan Nenekmu. Lalu setelah itu beri kami waktu untuk melihatnya juga", ucap Seulgi disetujui oleh para sahabatku.
"Baik, ayo Nek, Jungkook, Yeri, kita masuk", ajakku.
"Ayo".
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.