26. Defeated

341 43 5
                                        

Taehyung.

Berhubung ini hari minggu, aku, Jungkook, dan kedua sahabatku sedang meluangkan waktu kebersamaan. Ya, sebenarnya tidak ada acara khusus/penting disini. Hanya ingin menghabiskan waktu bersama-sama dengan para Pria. Oh ya, para istri-istri kita tidak ikut. Karena memang kami sejenak ingin meluangkan waktu tanpa Wanita. Aku yakin pasti menyenangkan.

Kami berempat sudah mengantri di kasir. Hmm, kami masih sibuk berbelanja untuk masakan kami kali ini. Juru masak kita hari ini adalah Jungkook. Aku sedikit meragukannya sih, tapi mendengar ceritanya kalau terkadang dia yang memasak untuk makan malam, aku tertarik untuk mencoba masakannya. Adikku itu memang sok kecakepan.

"Letakkan saja di bagasi mobil, Jim. Supaya kita nyaman duduknya tanpa embel-embel belanjaan", usul Namjoon pada Jimin ketika kami sudah tiba di area parkir mobil.

"Iyaiya", jawab Jimin lalu meletakkan barang belanjaan di bagasi sesuai usulan Namjoon.

Aku, sudah siap hendak masuk ke dalam jok kemudi. Jimin dan Jungkook pun sama, hendak masuk ke dalam mobil. Namun suara Namjoon menghentikan kami semua.

"Eh eh guys, bentar deh", Namjoon menyipitkan matanya menatap ke satu arah yang membuat kami mengernyit tak mengerti ketika menatapnya.

"Apaan lagi?", tanya Jungkook.

"Tae, sini deh", panggil Namjoon padaku. Kembali kututup pintu mobil lalu berjalan menghampirinya.

"Hmm, ada apa?".

"Tuh lihat", tunjuknya pada salah seorang Wanita yang sukses membuat daya ingatku terputar. "Itu, Wanita yang gue bilang lagi bicarain lo di telfon pas waktu gue sama Soo Yeong. Ya, dia".

Itu kan Wanita yang pernah ngirimin dress pesananku ke kantor. Jadi dia yang berusaha menguntitku?.

"Heh, lo napa bengong?", kesal Namjoon menepuk bahuku membuatku langsung tersadar.

"Siapa sih, Kak?", tanya Jungkook ikut penasaran menghampiri kami lebih dekat.

"Kalian tunggu disini ya? Gue pengen ngomong sama dia", ucapku tegas langsung berjalan menghampiri wanita itu dengan lantang. Rasanya aku sudah muak ketika teringat akan wajah Irene semalam yang amat begitu takut dan cemas karena wanita ini.

Flashback On

Ketika aku mendapati Irene sedang termenung seorang diri di balkon kamar menggunakan pakaian sedikit terbuka, cemaslah perasaanku karena takut dia kedinginan. Sebelum aku menghampirinya, aku mengambil sebuah selimut untuk membalut tubuhnya supaya angin malam tidak mengusiknya dengan dingin yang mencekam. Dia tersenyum getir ketika menoleh ke arahku yang baru saja selesai membaluti tubuhnya dengan selimut. Aku berusaha membaca mimik wajahnya dengan duduk di sampingnya, memandangnya dengan lekat.

"Sayang, apa ada masalah?".

Dia menggeleng seraya melipat bibirnya ke dalam tanpa menatapku. Pandangannya pun kosong menatap ke bawah seperti memikirkan sesuatu.

"Aku yakin pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan sayang".

"Ya, aku hanya belum bisa menjelaskannya dengan kata-kata", jawabnya masih tanpa menoleh ke arahku.

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang