4. Honesty

490 55 0
                                    

"Aku---telah menghamili Yeri, Kak. Dan aku ingin segera menikahinya".

Taehyung meraup wajahnya frustasi kemudian membanting seluruh barang yang ada di meja kerjanya.

"HYYAAAAHHH!!!!".

Braakkkkkk..

Pyaarrr...

Kaki jenjangnya menghampiri Jungkook dan menarik kerah baju lelaki itu hingga mengangkatnya tinggi. Dengan emosi yang membara, kedua mata Taehyung pun memerah penuh rasa murka mendengarnya.

"Hyaaahhhh!!", dibantingnya tubuh Jungkook dan lelaki itu kembali tersungkur di lantai.

Taehyung terus melampiaskan kemurkaannya dengan menghajar Jungkook habis-habisan mulai dari perutnya, dadanya, bahkan sampai Taehyung hendak menginjak perut Jungkook dengan kakinya. Tetapi hal itu ia urungkan dan beralih ke cermin besar yang terletak di sisi meja kerjanya.

"SIALAN!".

Bughh...

Pyarrrrr...

"Taehyung!", ucap Jimin.

"Taehyung!", ucap Namjoon.

Nafas Taehyung memburu tak merasakan sakit sama sekali meski serpihan kaca menancap dalam pada punggung tangannya sehingga mengeluarkan darah bercucuran begitu deras.

Jungkook yang tak kuasa berdiri berulang kali memuntahkan darah dari mulutnya karena hantaman Kakaknya yang begitu hebat begitu menghujam perutnya dengan luar biasa.

"Tidak taukah kau bahwa AKU HARUS MENANGGUNG MALU KARENA ULAHMU, JUNGKOOK! DIMANA OTAKMU?!", kesal Taehyung menyentak Jungkook.

"Maaf Kak".

"Kenapa kau membuatku semakin tersiksa, hah? KENAPA? APA KAU MARAH PADAKU? ADA DENDAM APA KAU PADAKU, JUNGKOOK!".

"Ya, aku punya rasa tidak terima pada Kakak. Apa Kakak tau, sejak Papa meninggal, Kakak tak pernah meluangkan waktu untukku. Sekedar menanyakan bagaimana kuliahku, menanyakan bagaimana keadaanku, mengajakku bermain golf seperti dulu yang biasa kita lakukan, Kakak tak pernah melakukannya. Sekarang? Kakak terlalu sibuk dengan pekerjaan. Melupakan aku. Tak pernah lagi memperhatikanku. Dan aku---aku memiliki alasan lain Kak, kenapa aku melakukan taruhan itu selain tak ingin Yeri dijaga oleh orang yang salah. Alasannya adalah aku ingin menghibur diriku sendiri Kak. Aku tidak ingin menyusahkan Kakak dengan keluh kesahku. Dari rasa hampa setelah ditinggal Papa, dan dicampakkan oleh Kakakku sendiri yang dulu sangat menyayangiku dan amat begitu perhatian padaku. Sekarang Kakak berubah. Bukan lagi Kak Taehyung yang ku kenal", jawab Jungkook dengan derai air mata disertai isakan di akhir kalimat.

Jawaban Jungkook pun sukses membuat Taehyung ikut menangis. Ia jadi menyadari atas sikap dinginnya yang berimbas pada adiknya itu sudah kelewat batas. Sejujurnya dia juga merasakan hampa setelah ditinggal kedua orangtuanya pada dunia yang berbeda. Taehyung juga ingin menghibur dirinya sendiri. Dia ingin mendapatkan ketenangan. Dia tak mau terlihat lemah di hadapan Jungkook. Hanya pekerjaannya yang bisa membuatnya teralih dari rasa duka setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya. Hanya saja Taehyung tak bisa mengontrol dirinya sendiri sehingga lupa pada satu-satunya orang yang ia punya sebagai keluarga. Perasaan Pria tampan itu semakin kalut. Disisi lain dia merasa bersalah pada Jungkook. Tetapi disisi lain dia tak bisa menerima kesalahan fatal Jungkook.

"Pergilah dari hadapanku sekarang. Dan jangan pernah kembali ke rumah", final Taehyung kembali duduk di kursi kejayaannya setelah mengusap sombong jejak air matanya.

"Tae, apa yang kau lakukan ini sudah keterlaluan", Jimin ikut menyuarakan suaranya supaya sahabatnya bisa mengubah keadaan semakin tidak buruk.

"Untuk kali ini kuminta padamu, jangan ikut campur, Jim", jawab Taehyung dingin tanpa menatap ke arah mereka.

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang