DAHI Taehyung berkerut mendapati Jungkook sudah rapi dengan pakaian casualnya setelah menyambar kunci motor sport miliknya. Selepas datang dari kantor, Taehyung hanya bersidekap dada berdiri di ambang pintu utama rumahnya bersiap dihampiri Jungkook tanpa disadari lelaki itu karena lelaki itu sibuk memasukkan ponselnya ke dalam jaket kulit yang ia kenakan.
"Jungkook?".
"HAAAHH??!! Aduh Kak Tae.. Ngagetin aja", gumamnya mengusap dadanya sejenak.
"Mau kemana? Tumben banget malem-malem keluar", selidik Taehyung menaikkan sebelah alisnya curiga.
"Ngapain sih? Apa sekarang aku dikekang? Kak, aku udah dewasa. Gausah ngelarang aku kemana-mana", Jungkook melangkah pergi tetapi tetap dihadang oleh Taehyung.
"Aku hanya bertanya. Bukan melarang. Dan---jawab sekarang", tegas Taehyung mengeraskan rahangnya dengan sorot mata yang menakutkan.
Jungkook menelan salivanya susah payah takut. Meski begitu, Kakaknya tidak boleh mengetahuinya. Jika Taehyung tau, pasti dia tak akan di izinkan pergi. Itulah sebabnya lelaki itu tetap membulatkan tekat untuk pergi ke club itu melaksanakan taruhan supaya Yeri tak lagi diganggu oleh genk Beomgyu.
"Mau pergi kerumah teman".
"Aku harap kau tidak membohongiku, Kook. Pergilah", acuh Taehyung kemudian pergi ke dalam rumah membiarkan Jungkook melakukan kehendaknya. Selepas Jungkook meratapi punggung Kakaknya yang semakin lama semakin menjauh, dengan memantapkan hati yang sedikit ragu karena sebelumnya tak pernah menginjakkan kaki di tempat yang penuh maksiat itu, Jungkook tetap berangkat kesana melaksanakan taruhannya.
"Kau bisa Kook, kau bisa", ucapnya bermonolog sendiri dan pergi.
🎇🎇🎇
Dentuman musik begitu menyeruak hingga ke penjuru tempat ini dengan didominasi warna kerlap kerlip blink blink tanpa pencahayaan lampu permanen. Dengan langkah yang gagah berani Jungkook memasuki clubbing itu dengan hati yang berdebar. Sorot matanya mencari keberadaan genk Beomgyu yang katanya berjanji untuk datang pukul 7. Namun tak kunjung ia menemukannya karena cahaya yang kurang menerangi penglihatannya.
Seseorang menepuk sebelah bahu Jungkook membuat lelaki itu terkejut kecil menoleh ke arah samping. Ternyata itu adalah Beomgyu yang sedang tersenyum sombong ke arahnya. Pelan-pelan Jungkook menepis tangan itu dari bahunya, membenarkan posisi supaya lebih terlihat tenang.
"Datang juga lo ternyata. Gue kira lo takut", ledek Beomgyu menahan tawanya.
"Jangan harap demikian", jawab Jungkook mengeraskan rahangnya.
"Oke, kau mau langsung bertaruh?".
"Tentu".
"Oke kawan! Mari kita bersenang-senang!".
Banyak para wanita jalang berpakaian kekurangan bahan untuk menarik perhatian para kaun adam yang sedang membutuhkan hiburan. Bahkan terkadang sesekali lengan Jungkook merasakan benda kenyal yang tak sengaja tergesek karena bertabrakan dengan wanita-wanita jalang yang sedang berjoget ria di bawah lampu blink blink itu.
Tak sedikit pula para kaum adam yang mabuk hingga tak sadarkan diri tertidur meringkuk diatas meja setelah tandas menghabiskankan botol-botol beralkohol itu. Jungkook bergidik ngeri melihatnya. Apakah benar dia akan seperti itu nanti?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell
Fanfiction"Mengapa mataku dipenuhi air mata? Irene, tetaplah disisiku dan tertawalah. Masa depan tanpamu bagai dunia tanpa warna, dipenuhi dengan dinginnya monokrom. Aku ingin kamu percaya padaku. Aku tidak akan pergi kemanapun", ucap Taehyung dengan derai ai...