20. Requirement

351 45 4
                                    

Ngiiiikkkkk..

"Ini dia", ucap reserse itu menemukan keberadaan Irene. Wanita itu meringkuk menangis tersedu-sedu disana tanpa melihat ke arah mereka. Keempat Pria itu hanya bisa terdiam tak tau harus berkata apa jika seperti ini. Apalagi Joon Myeon. Pria itu bertanya-tanya dalam benaknya, kenapa Irene tiba-tiba menangis? Apa karena ketakutan?.

"Irene?", panggil Joon Myeon hendak menghampiri Irene namun langkahnya dicekal oleh Jimin.

"Jangan dekati dia. Dia adalah istri sahabatku", kata Jimin menuai keterkejutan dari Joon Myeon. Istri? Jadi Irene sudah bersuami?.

"A-apa? Istri?".

Ditatapnya Joon Myeon dengan yakin, "Iya. Dia adalah istri dari sahabatku. Jadi, dia ini sedang ada masalah dengan sahabatku dalam rumah tangganya sehingga dia kabur", jawab Jimin membuat Irene semakin sakit hati.

"HENTIKAN JIM!", sentak Irene sontak membuat keempat Pria itu menoleh ke arahnya.

Pelan-pelan Irene keluar dari lemari menghapus air matanya sombong, "Tekadku sudah bulat. Aku mau ikut Joon Myeon pulang ke Indonesia. Tanpa Taehyung, kau ataupun siapapun juga!", tegas Irene menekan-nekan dada kiri Jimin dengan jari telunjuknya.

"Maksud kamu pulang dengan dia?", tunjuk Jimin pada Joon Myeon.

"Ya. Aku sudah muak dengan sahabatmu itu!".

Namjoon ikut menyuarakan perkataanya, "Kenapa Irene? Kenapa kau membenci Taehyung?".

Mata sembab Irene melirik tajam ke arah Irene, "Bayangkan saja, selepas kalian merasakan kebahagiaan dengan pasangan kalian, tapi pasangan kalian diam-diam merencanakan pertemuan dengan orang lain, apalagi berhubungan intim dengannya. Tidakkah perasaan kalian sakit, hah?", jelasnya menahan isakan yang begitu kuat dia tahan.

"Kau mungkin cuman salah pah---".

"Salah paham katamu? Kau tau apa, Namjoon? Aku sendiri melihat Taehyung berhubungan intim dengan Lisa. DENGAN LISA!".

"Kau tidak tau seperti apa Lisa, Rene. Dia adalah wanita licik", sahut Jimin.

"AKU TIDAK PEDULI DIA WANITA LICIK ATAU TIDAK. YANG JELAS HAL ITU SANGAT MENYAKITIKU!!", kini tangisnya sudah tak dapat lagi dia tahan. Irene menangis menarik rambutnya kencang terisak begitu hebat.

"Rene, dengarkan kami. Sekarang Taehyung masih di rumah sakit menunggumu. Sepanjang hari dia malas melakukan apapun jika kau tidak segera datang. Jika kupikir, kau dan dia telah dijebak", kata Jimin mengusulkan pemikirannya.

"Nyonya Irene, kalau boleh saya sarankan, lebih baik anda bertemu terlebih dahulu dengan Tuan Taehyung. Tanyakan semuanya dengan jelas berdua tanpa ada oranglain sampai anda mendapatkan jawaban atas pertanyaan anda. Karena jika saya lihat, anda masih belum bisa mendapatkan penjelasannya. Anda masih menyimpulkan sendiri dengan pemikiran dan perasaan anda sendiri. Saya tau---Tuan Taehyung juga tidak tau apa-apa soal ini. Percayalah Nyonya, jika semua ini telah ditakdirkan, anda akan mendapatkan jawabannya", usul reserse polisi itu dengan nada yang lembut supaya Irene bisa mendengarkannya dan memikirkan kata-katanya.

"Tidak. Saya sudah tidak mau. Saya ingin pergi. Jangan paksa saya", lirih Irene disela isaknya.

"Nyonya, kami semua tidak memaksa anda. Hanya saja kami meminta anda untuk meluruskan dengan baik masalah ini dengan suami anda. Semua keputusan akhirnya semua ada di tangan anda. Karena anda berhak. Namun sekarang anda luruskan dahulu permasalahan ini agar anda dan Tuan Taehyung bisa berpisah dengan baik-baik", jawab reserse itu langsung menuai tatapan tak percaya dari Jimin. Reserse itu langsung membalasnya dengan pejaman mata lembut untuk memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namjoon memahaminya lalu menepuk bahu Jimin bermaksud menenangkan sahabatnya itu.

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang