Setelah selesai dengan masakannya, Asmara membawa nasi goreng gila buatannya ke ruang tengah. Saat ia berjalan menuju ke ruang tengah, langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat punggung Arsya yang nampak kukuh. Terlihat laki-laki itu sedang asik bermain bersama Naila anak dari Renata. Seketika pemandangan itu membuat Asmara berdebar, kejadian beberapa menit lalu kembali terputar di otaknya. Bagaimana cara Arsya menciumnya dengan lembut yang seolah sangat menginginkannya.
Tanpa sadar Asmara mengulum bibirnya, kemudian ia mulai mengigiti bibir bawahnya karena merasa bodoh telah melakukan hal itu dengan Arsya. Asmara benar-benar meruntuki dirinya sendiri. Benar-benar memalukan jika mengingat reaksinya beberapa menit yang lalu. Terkesan pasrah dan menginkan lebih.
"Ra kenapa diam? Sini ada yang mau gue bahas sama kalian berdua." Ucap Renata yang membuat Arsya dan Asmara heran.
"Apaan mbak, kok bawa-bawa Asmara?" Tanya Arsya pada akhirnya.
"Udah lo diem aja, sini Ra. Sambil makan juga enggak apa-apa. Santai aja, gue cuma mau tanya." Lanjut Renata sambil membalas pertanyaan Arsya.
Mendengar ucapan Renata membuat Asmara merasa was-was, dengan perlahan ia membawa makannya dan duduk di karpet berseberangan dengan Arsya. Asmara tidak mau berdekatan dulu dengan laki-laki itu, jantungnya masih belum stabil saat ini.
"Lo kemarin pas pamit ke Bandung sama Asmara ya?" Tanya Renata memulai pembicaraan, matanya menatap lurus ke arah Arsya seolah ingin memulai interogasi.
Tak selang lama Arsya segera mengangguk mengiyakan ucapan managernya itu.
"Lo mampir ke Lembang?"
Sekali lagi Arsya mengangguk mengiyakan ucapan Renata. "Apaan sih mbak ngeri banget sampai lo tahu gue ngapain aja di Bandung!" Protes Arsya yang merasa heran dengan managernya yang serba tahu itu. "Lo ngikutin gue ya?" Tanyanya penasaran.
"Kurang kerjaan banget gue ngikutin lo." Bantah Renata lalu melipat kedua tangannya di dada, tatapan matanya mengarah pada Asmara dan Arsya secara bergantian. "Kalian berdua pacaran?" Tanyanya kemudian.
Baik Arsya maupun Asmara hanya terdiam dan saling pandang beberapa saat sebelum mata mereka saling berlari kesana kemari untuk menghindar. Bahkan tidak ada pula yang berani menjawab, pasalnya memang mereka tidak pada hubungan semacam itu. Asmara memilih diam karena memang tidak ada hubungan khusus dengan Arsya selain pertemanan yang pernah laki-laki itu tawarkan. Bahkan ia menjadi malu sendiri saat mengingat kejadian di dapur beberapa menit lalu. Ciuman pertamanya.
Sedangkan Arsya juga memilih diam. Posisinya menjadi serba salah, mengatakan Asmara bukan kekasihnya tapi mana mungkin ada hubungan pertemanan hingga ia berani melakukan aksi ciuman. Namun jika di jawab pacar, status mereka memang tidak lebih dari sekedar teman dekat.
Lama tidak mendapatkan jawaban, Renata kembali membuka suara. "Oke deh, enggak penting juga gue tahu kalian pacara apa enggak. Tapi ini beneran kalian bukan?" Ucap Renata sambil menunjukan sebuah foto candid yang menangkap sosok Arsya dan Asmara saat di Lembang. Saling bergandengan tangan dengan wajah Arsya yang nampak tersenyum bahagia menatap Asmara.
"Ini lo kan Sya? Kelihatan banget sih itu senyum lo, percuma juga lo pakai topi Sya." Lanjut Renata kemudian terkekeh sambil melihat penyamaran Arsya yang dirasanya gagal.
"Enggak usah di tanggapi bisa kan mbak?" Tanya Arsya sambil mengamati foto tersebut. Foto yang di posting di akun mincu-gincu dengan caption; Aa Sya lagi jalan sama neng geulis nih. Senyumnya Aa bahagia sekali, serasa Lembang hanya milik berdua.
Membaca caption dan beberapa komentarnya membuat Arsya terkekeh, merasa bahwa tanggapan dari para nitijen unik-unik dan membuatnya tergelitik. Dua kali masuk akun mincu-gincu membuat Arsya tak habis pikir dengan jalan pikiran para nitijen yang maha benar. Pertama di katakan belok dan seakarang masih saja mendebatkan orientasi seksualnya. Jelas saja ia masih normal, buktinya beberapa saat lalu saat ia tergoda dengan bibir Asmara.
"Ekhm!" Tiba-tiba Arsya berdeham karena mengingat kejadian di dapurnya.
"Gimana nih mbak? Rnggak usah di tanggepin aja lah ya. Gak penting juga sih. Gue tu enggak suka ya kalau sampai bahas ke ranah pribadi gini. Risih lama-lama, karena bagaimana pun hal itu biar jadi urusan pribadi gue, enggak perlu orang lain tahu itu. Gue cuma mau orang-orang apresiasi karya gue, bukan kepo-in ranah pribadi gue kaya gini. Lo bisa urus ini semua kan mbak?" Lanjut Arsya seolah tidak terjadi apa-apa dengan pikirannya barusan.
"Ya emang gak masalah sih, tapi kemungkinannya lo bakal di kejar-kejar wartawan infotainment sih. Tapi untungnya wajah Asmara gak kelihatan, paling cuma heboh di beritain doang. Soalnya lagi sepi gimik enggak sih? Tapi gue harap lo enggak main gimik-gimik ya Sya." Ungkap Renata sambil terkekeh.
Mendengar penuturan terakhir Renata membuat Arsya memasang wajah malasnya. Mana mau ia melakukan hal semacam itu demi meraup sebuah popularitas. Meski karir yang sudah ia bangun selama kurang lebih sepuluh tahun itu mulai tergeser dengan banyaknya pendatang baru, namun Arsya tidak akan pernah mau memanfaatkan sebuah gosip untuk popularitasnya. Ia akan terus berpegang teguh pada sebuah karya dibandingkan dengan sebuah gimik settingan.
"Elah Sya, sekali-kali gimik juga nggak apa Sya, seru kali Sya. Enggak mau coba lo? Canda Renata lalu beralih pada Asmara. "Tapi kamu tenang aja Ra, enggak apa kok, enggak kelihatan wajah kamu juga kok, jadi aman. Lain kali kalau mau jalan berdua hati-hati, kecuali kalau kalian mau masuk akun mincu-gincu lagi." Terang Renata mencoba menenangkan Asmara yang terlihat bingung dan tidak nyaman atas berita yang muncul pada akun gosip nomor satu di dunia per-sosmed-an tersebut.
"Enggak ah enggak mau, takut di serang fansnya Arsya!" Tiba-tiba Asmara bersuara setelah dari tadi ia hanya terdiam untuk menyimak.
"Ya udah kalau kalian enggak mau ketahuan, pacaranya di sini aja. Enggak usah ngemall apa nonton berduaan dulu kalau emang mau cari aman dari gosipnya mincu-gincu." Timpal Renata memberi saran.
"Ekhm!" Sekali lagi Arsya berdeham sambil menegakan duduknya karena ucapan Renata barusan.
"Tapi kalau di apartemen jangan macem-macem. Mending heboh ketangkap akun mincu-gincu di mall dari pada di dokter kandungan." Ceplos Renata membuat Arsya dan Asmara terbatuk.
"Kompak banget batuknya." Lanjutnya terkekeh. "Kok aneh sih kalian berdua? Kaya habis kepergok mesum aja!"
"Uhuk!" Seketika Asmara tersedak makanannya. Matanya memerah dan berair, menahan panas di hidup karena nasi goreng gila super howt seperti kata Arsya beberapa saat lalu sebelum ciuman yang tak kalah howt menjadi pembuka kecanggungan diantara Asmara dan Arsya.
***
Ditulis : 22 Juli 2020
Publikasi : 24 Juli 2020
Re publish : 16 Februari 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA
RomanceAsmara sangat menggilai Asrya Yudha, penyanyi pendatang baru yang setiap hari muncul di layar kaca. Bahkan ia tidak peduli bisa saja bangun kesiangan dan terlambat ke sekolah karena begadang menanti penampilan Arsya di sebuah acara live. Tidak Hanya...