12. PAPACA

1.8K 290 8
                                    

Setelah pertemuannya dengan Asmara, entah mengapa Arsya merasa Asmara masih sedikit menghindarinya. Bahkan sering kali Asmara menolak ajakannya untuk sekedar makan bersama atau pun berkunjung ke apartemen.

Asmara
.online.

Asmara datang ke apart dong.
Kak Amel sama Bian mau main
kesini, ajakin Anjas sekalian ya.
Mau aku jemput?


Menunggu balasan yang cukup lama dari Asmara, membuat Arsya kembali berkutat dangan peralatan kerjanya. Mendengarkan beberapa lagu untuk bakal calon mini album terbarunya. Namun berkali-kali mendengarkan dan membaca lirik yang ia buat lebih dari satu minggu ini, sama sekali ia belum menemukan sesuatu yang pas dan cocok. Entah mengapa, rasa dari lagu yang menjadi ciri khas pembawaan Arsya sama sekali tidak ia dapatkan. Pikirannya tengah tidak fokus, segala yang ia kerjakan satu minggu belakangan nampak kacau dan membuatnya sedikit stress.

Asmara
.online.

Oke, jam berapa?
Aku jalan sendiri aja.

Dering ponsel yang letaknya tidak jauh dari tempat Arsya bekerja pun membuat ia segara meraih benda pipih tersebut. Sebuah pesan dari Asmara membuat Arsya terlihat lebih bersemangat untuk sesegera mungkin membaca dan membalas pesan itu.

Asmara
.online.

Mungkin jam 4an baru datang.
Beneran gak mau di jemput?

Oke, nanti aku sama Anjas kesana.
Gak usah jemput, aku berangkat
sendiri aja.

***

Asmara datang lewat dari pukul empat. Ia memang sengaja terlambat dan menghindari pertemuan dengan Arsya jika mereka hanya berdua saja. Anjasmara yang tidak jadi ikut membuat Asmara memilih untuk datang setelah kakak Arsya lebih dahulu tiba di unit nomor 1031.

"Maaf ya jam segini baru datang." Ucap Asmara saat memasuki unit milik Arsya,  bertatap muka dengan Amelia yang terlihat sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Apa kabar Ra?" Sapa Amelia sambil menempelkan pipi kanan dan kiri secara bergantian dengan Asmara.

Setelah saling menayakan kabar, Asmara mulai meletakan beberapa barang bawaannya di meja pantry. "Bian mana kak?" Tanya Asmara kemudian, ia mulai mencuci tangannya lalu membantu Amelia menyiapkan hidangan.

"Itu sama Aca. Enggak tahu deh lagi main apa, heboh sendiri dari tadi." Jawab Amelia atas pertanyaan Asmara.

Asmara hanya mengangguk mengiyakanmengiyakan. Sejenak ia melihat ke arah ruang tengah yang menyuguhkan pemandangan Arsya dan keponakannya. Terlihat kedua laki-laki beda generasi itu sedang asik bermain, dan seketika sudut bibir Asmara naik ke atas membentuk senyum simpul.

"Oiya kak, ini ada kue bolu buatan ibu." Ucap Asmara sambil mengeluarkan kotak ukuran sedang dari tote bag yang ia bawa tadi.

Sambil memindahkan kue yang ia bawa, sesekali Asmara memperhatikan aktivitas Arsya dan Bian. Tiba-tiba Asmara kembali tersenyum dengan sendirinya. Entah mengapa melihat interaksi Arsya dengan anak kecil membuat hatinya terasa nyaman tak tergambarkan. Bahkan ia juga ingat saat pertama kali Arsya bertemu dengan Anjasmara, laki-laki itu nampak lues dan mudah akrab dengan adiknya.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang