Setelah kejadian di kolam renang semalam, entah mengapa Asmara menjadi canggung saat sedang berada di dekat Arsya. Hal itu sama persis seperti saat pertama kali ciuman pertama mereka yang terjadi di dapur apartemen Arsya. Mengingat hal itu membuat Asmara malu sendiri, tanpa disadari ia sudah menunduk dan menahan untuk tersenyum.
"Kamu kenapa Ra?" Suara lembut milik Amelia membuyarkan ingatan Asmara akan kejadian memalukan itu.
"Eh ini kak, enggak, eh lagi bikin sereal." Ucapnya terbata, dan diiringi dengan senyuman yang canggung.
"Kakak lihat kamu lagi ngelamun dan senyum-semyum gitu. Kenapa? Ada yang dipikirin? Atau Aca bikin repot ya?" Tanya Amelia memastikan.
Asmara menggeleng ringan, "Enggak kok kak." Balas Asmara sambil menuangkan susu ke dalam mangkuk yang sudah terisi sereal coklat.
"Maklum aja ya, Aca kan bungsu kalau ada rese sama manja-manjanya emang begitu. Tapi di balik rese yang kadang cenderung ke berlebihan, dia itu penyayang banget. Kalau dia udah mulai ngomel macem-macem dengerin aja, itu tandanya perhatian dan butuh diperhatikan." Cerita Amelia yang hanya di balas dengan senyuman serta anggukan ringan dari Asmara.
"Habis sarapan nanti tolong bangunin Aca ya, trus temenin dia ambil kue buat mama. Tinggal ambil aja kok kuenya. Anak-anak udah rewel minta ke pantai soalnya." Ucap Amelia sedikit berbisik, karena dari tempatnya berdiri ia tengah melihat sang mama berjalan menghampiri.
"Oh Asmara masih sarapan? Nanti nyusul aja ke pantai ya. Aca juga masih tidur kok, biarin aja dia kalau capek emang sukanya tidur dia." Ucapan mama Arsya membuat Asmara tersenyum.
"Katanya Asmara mau keluar sama Aca mah. Mau kencan!" Canda Amelia yang tiba-tiba membuat Asmara malu. "Nanti kalau dia masih tidur tinggalin aja Ra, mending susulin kita aja ke pantai. Liburan kalau nurutin dia isinya bakalan rebahan doang di villa. Gitu soalnya, kalau ada libur gini dia emang suka ngebo." Lanjut Amelia menimpali sekaligus mempertegas pernyataan sang mama.
Namun tak lama setelah Amelia dan mamanya pamit untuk berangkat ke pantai lebih awal, sebuah pesan masuk ke ponsel Asmara.
Kak Amelia
.online.Asmara, jangan lupa bangunin
Aca ya, kakak minta tolong yg
tadi. Aca udah tau kok. Tinggal
bangunin dia suruh siap2. Nanti
surprise nya sorean di pantai.
Pakai baju putih ya Ra kalau bawa.
Kalau gak bawa suruh aja
si aca buat beliin. Hehe***
Butuh waktu yang tidak sebentar bagi Asmara untuk membangunkan Arsya. Sekali pintu kamar diketuk suara gumaman khas bangun tidur terdengar, namun sama sekali Asmara tidak mendapati batang hidung laki-laki yang tengah ia bangunkan itu. Selanjutnya, Asmara mulai berteriak dari luar kamar dan menyuruh Arsya untuk segera bangun dan menyampaikan pesan yang di amanatkan oleh Amelia. Namun sayangnya cara itu juga tidak berhasil. Sedikit ragu Asmara mencoba mengetuk pintu kamar itu sekali lagi dan dengan perlahan Asmara memberanikan diri membukanya.
"Arsya." Lirihnya dengan sebagian tubuhnya sudah masuk ke area kamar yang Arsya tempati. "Arsya, bangun dong." Lanjutnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam.
Perlahan dengan sedikit keraguan Asmara mulai melangkah mendekati tempat tidur dimana Arsya tengah terlelap. Menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Asmara tidak mau tergoda lagi dengan bisikan-bisikan setan yang sewaktu-waktu bisa menjerumuskannya pada hal gila sekali lagi. Di tambah, suasana di villa terasa hening dan sepi, lantaran hanya ada Arsya yang sedang terlelap dan Asmara yang berada di kamar laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA
Любовные романыAsmara sangat menggilai Asrya Yudha, penyanyi pendatang baru yang setiap hari muncul di layar kaca. Bahkan ia tidak peduli bisa saja bangun kesiangan dan terlambat ke sekolah karena begadang menanti penampilan Arsya di sebuah acara live. Tidak Hanya...