Sudah satu minggu Arsya memulai turnya untuk promosi mini album bertajuk Summer Party. Hari ini Arsya baru saja mendarat di Palembang setelah dari Medan. Bersantai di hotel seperti biasa, Arsya akan memberi kabar pada keluarganya, menelpon keponakan-keponakannya dan bertanya minta oleh-oleh apa mereka.
"Iya kak, lusa baru cus ke Lampung. Habis itu langsung ke Banjarmasin trus ke Makassar." Terang Arsya saat berteleponan dengan Adelia kakak pertamannya.
"Eh o iya, pas ulang tahun mama kayanya aku udah di Bali. Liburan sekalian yuk. Jadi nanti aku ke Surabayanya langsung dari Bali aja enggak usah balik Jakarta dulu, kan ada jeda tiga harian tuh." Sekali lagi Arsya memaparkan semua jadwalnya.
"Boleh tu, pasti seru. Kita kan juga udah lama enggak liburan bareng."
"Beneran ya, nanti aku bilang ke mbak Renata biar bisa lebih lama di Bali."
"Iya nanti kakak bilang ke A Zaki biar dia ajuin cuti dari sekarang."
"Seriusan loh kak, kabarin kak Amel juga ya."
Setelah panggilan dari Adela terputus Arsya mulai melakukan panggilan lainnya. Panggilan video yang tertuju pada Asmara.
"Halo Asmara. Lagi apa? Aku ganggu ya?" Itulah ucapan pertama Arsya saat sapaan halo ia terima beserta wajah Asmara yang sedikit memenuhi layarnya.
"Seminggu enggak ketemu kamu makin gemes aja. Pipi kamu itu loh." Lanjut Arsya terkekeh melihat Asmara yang sedang tidak fokus pada dirinya.
"Lagi di kantor ya?" Tanya Arsya kemudian.
Asmara mengangguk. "Iya nih, eh bentar...."
Arsya tersenyum, mendengerakan samar-samar Asmara yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya. Di layarnya terlihat wajah Asmara yang mendongak sedang menatap sang lawan bicara.
"Hei, gimana sehatkan? Sorry tadi ada yang manggil." Asmara kembali menatap ke arah layar ponsel.
"Sehat dong! Lagi istirahat ya kamu?" Pertanyaan Arsya itu di iya kan dengan anggukan oleh Asmara.
"Kamu sekarang dimana? Masih di Medan atau udah di Palembang?"
"Di Palembang."
Sesaat mereka hanya saling diam dan berpandang. "Kamu enggak makan?" Tanya Arsya membuka lagi pembicaraan diantara mereka.
"Ini lagi nunggu makanan, tadi nitip anak-anak magang. Kerjaan lagi lumayan banget nih kalau di tinggal-tinggal." Balas Asmara sedikit bercerira, namun tidak lama kemudian kembali hening. Arsya yang sibuk menatap wajah Asmara, sedangkan yang di tatap tengah sibuk melihat ke atas dan ke bawah bergantian, sesekali juga melihat ke arah layar ponsel hanya untuk tersenyum lalu kembali lagi bekerja.
"Asmara?" Lirih Arsya membuat Asmara yang mulanya menunduk seperti sedang mengetik sekilas menatap layar ponsel sambil tersenyum. "Hmm?" Gumamnya, kemudian perempuan itu kembali menunduk mengerjakan sesuatu.
"Aku ganggu ya?" Tanya Arsya merasa tidak enak dengan sang lawan biacara.
Mendengar ucapan itu Asmara segera menatap ke arah layar ponselnya lagi. "Enggak kok. Ini tadi lagi ngecek email." Ucap Asmara yang kini mulai fokus pada si penelepon.
"Kamu udah makan siang?" Tanyanya kemudian yang di beri anggukan oleh Arsya.
"Asmara, dua minggu lagi kan ulang tahun mama. Ikut yuk, kita mau liburan ke Bali nih." Ajak Arsya mengutarakan maksud dan tujuannya menghubungi Asmara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA
RomanceAsmara sangat menggilai Asrya Yudha, penyanyi pendatang baru yang setiap hari muncul di layar kaca. Bahkan ia tidak peduli bisa saja bangun kesiangan dan terlambat ke sekolah karena begadang menanti penampilan Arsya di sebuah acara live. Tidak Hanya...