22. Puncak ASMARA

2K 290 67
                                    

Semuanya membaik, akhir pekan ini Arsya dan Asmara tengah berada di dalam mobil yang sama menuju puncak. Setelah semua kesalah pahaman menjadi lurus kini hubungan Asmara dan Arsya kembali seperti sedia kala, walaupun sempat ada canggung namun seiring berjalannya waktu semua mulai kembali normal.

***

"KAMU!"

Asmara terdiam, ia tidak paham dengan Arsya yang kali ini. Sungguh Arsya benar-benar aneh. Bahkan dari tatapan mata pun Asmara tidak bisa membacanya.

"Kamu tanya aku kan? Mau aku apa? Aku mau kamu Asmara!"

Asmara masih diam di tempatnya, menatap Arsya dengan banyak tanda tanya dibenaknya.

"Asmara." Suara Arsya melembut. "Kamu sadar nggak sih? Mana ada teman yang kaya hubungan kita?"

Arsya mulai frustasi, mengaruk kasar kepalanya yang tidak gatal saat melihat Asmara hanya terdiam dan sedang mencoba mencerna setiap kata yang terucap dari mulut Arsya barusan.

Dengan perlahan Arsya kembali mendekat, menggenggam kedua tangan Asmara dan untungnya tidak ada penolakam sama sekali.

"Asmara aku minta maaf. Maaf udah nyuekin kamu beberapa bulan terakhir ini. Kita lagi sama-sama salah paham. Maaf karena udah bikin kesalah pahaman diantara kita dan malah bikin makin rumit. Aku harap kamu ngerti apa yang aku maksud. Aku benar-benar minta maaf Asmara." Ucap Arsya sangat lembut, ibu jarinya pun ikut mengusap lembut punggung tangan Asmara.

"Ah ya satu lagi," Lanjut Arsya saat menginggat ada sesuatu yang belum ia sampaikan. "Aku sama Jenifer nggak ada hubungan apa-apa. Kebetulan kita lagi ada project film dan ini masih rahasia. Foto yang beredar itu foto lama, eum sekitar tiga bulan lalu pas lagi mau mulai syuting. Jadi plis jangan salah paham tentang itu. Jenifer itu pacarnya Keano Aldiansyah, jadi plis jangan mikir macem-macem."

Asmara masih terdiam menatap Arsya yang terlihat sangat tulus meminta maaf.

"Maaf ya." Sekali lagi Arsya meminta dan Asmara hanya mengangguk singkat dengan tatapan datarnya. Tangan kanan Asmara menjulur sambil mengusap pipi Arsya. "Sakit nggak?" Lirihnya menatap pipi yang beberapa puluh detik lalu ia tampar.

Arsya tersenyum samar, kepalanya menggeleng ringan. "Lebih sakit kalau kamu enggak maafin aku. Kamu cuekin aku, kamu.." Belum selesai ucapannya, tiba-tiba Asmara memotongnya dengan tangan yang ia turunkan dari pipi Aesya dengan sedikit kasar.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang