Hubungan Arsya dan Asmara semakin tidak terdefinisi. Tidak seperti yang pernah terjadi sebelumnya saat godaan setan untuk petama kali di apartemen Arsya yang membuat hubungan mereka rengang. Kini malah sebaliknya, setelah kejadian di studio Arsya beberapa hari lalu membuat hubungan keduanya semakin terlihat lebih intens. Tidak jarang teman-teman dan beberapa staff Arsya mulai berasumi dengan hubungan keduanya.
"Kalian pacaran ya?"
Jika ada pertanyaan seperti itu Arsya hanya akan tersenyum lebar hingga matanya membentuk bulan sabit. Tidak mengiyakan namun juga tidak mengelak, karena Arsya sadar bahwa hubungan mereka terlalu rumit untuk dijelaskan. Hal itu terjadi lantaran Asmara selalu mengatakan bahwa mereka hanya sekedar teman, namun mana ada perteman yang seperti itu? Khilaf dua kali di tempat yang sama karena bisikan setan.
Asmara pun juga tidak pernah menganggap pertanyaan semacam itu sebagai sebuah pertanyaan serius. Bagi Asmara hubungannya dengan Arsya hanyalah sebuah ikatan pertemanan yang sudah sangat dekat. Bisa di katakan sebagai sahabat mungkin? Namun Asmara sama sekali tidak memungkiri perasaannya yang selalu berdebar jika berada di dekat dan menerima perlakukan manis dari Arsya. Bukan lagi jatuh cinta pada sosok idola yang sering ia khayalkan, namun untuk yang kali ini sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
"Lo berdua ttm-an ya?" Ucap salah satu anggota band pengiring Arsya yang kini tengah bermain game di ruang tengah apartmen laki-laki itu setelah selesai latihan.
Baik Arsya dan Asmara hanya menoleh ke sumber suara tanpa menanggapi pertanyaan itu. Terlalu sering mendapat pertanyaan yang sama membuat keduanya bosan untuk menanggapi. "Asmara sini deh!" Panggil Arsya membuat Asmara yang mulanya duduk di pantry kini mulai melangkahkan kakinya untuk duduk di samping Arsya.
Seolah dunia hanya milik berdua, Arsya menunjukan ponselnya pada Asmara sambil terkikik melihat video-video receh yang Arsya temui di media sosial. Mereka cukup cocok karena selera humor yang sama, dan sering kali mereka juga mendebatkan hal-hal yang tidak penting tentang apa pun itu.
"Kalian satu bulan penuh bakalan keliling lagi ya buat promo mini album?" Tanya Asmara yang masih betah bersandar di lengan Arsya. Kini posisi keduanya tengah saling bersandar pada sofa ruang tengah dengan tangan Arsya yang melingkar di pundak Asmara sambil memainkan ponselnya.
"Iya, mulai minggu depan kita berangkat. Kamu mau ikut?" Jawab Arsya diakahiri dengan sebuah pertanyaan.
Para anggota band pengiring Arsya dan beberapa teman Arsya yang ada disana tidak lagi heran dengan segala tindakan yang dilakukan Arsya dan Asmara. Bahkan mungkin mereka akan diam saja saat melihat dua sejoli itu saling bercumbu saat ini juga. Walau pun tidak pernah jelas mengaku status hubungannya, tapi mereka tahu bahwa Arsya dan Asmara tengah terlibat sebuah hubungan yang tak kasat mata.
Hubungan tak kasat mata?
Eum, seperti hubungan yang saling mengikat tapi tidak ada ikatan atau tidak terikat. Ya begitulah, rumit! Terlalu rumit dan sangat rumit.
***
Dua hari sebelum keberangkatan Arsya untuk tour promo mini album terbarunya, Asmara berkunjung ke unit milik laki-laki itu. Membawakan masakan ibunya dan membantu Arsya untuk bersiap.
"Mbak Renata enggak kesini?" Tanya Asmara yang tengah duduk bersila di atas karpet sambil menonton televisi, membawa satu piring berisi sayur asam dengan lauk ayam goreng yang ia bawa dari rumah.
"Besok kayanya. Kan manager road aku bukan mbak Renata, tapi mas Ibnu." Jawab Arsya yang tengah merebahkah diri di sofa bed yang di punggungi Asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA
RomanceAsmara sangat menggilai Asrya Yudha, penyanyi pendatang baru yang setiap hari muncul di layar kaca. Bahkan ia tidak peduli bisa saja bangun kesiangan dan terlambat ke sekolah karena begadang menanti penampilan Arsya di sebuah acara live. Tidak Hanya...