I'm back
💜💜💜💜💜💜💜Acelin'dream
Di sebuah taman yang sangat indah. Acelin tengah memetik berbagai jenis bunga dan dimasukkannya ke ranjang bunga yang dibawanya. Dengan gaun merah mudanya yang sebatas lutut dihiasi ornamen bunga di bahunya ia melangkah dengan riang ke sebuah pohon besar yang terdapat ayunan di cabang besarnya.
"Kenapa tidak? Kapan lagi bisa pakai gaun selutut seperti ini." monolog batin Acelin saat ia memilih gaun yang akan ia pakai hari ini.
"Huh udah berapa lama ya aku disini?" monolognya, ia mengayunkan ayunan yang ia tempati dengan pelan sembati menikmati setiap angin yang menerbangkan surainya.
"Disini terlalu menyenangkan." ucap Acelin sembari memandang ke arah rumah yang mungkin 1 minggu ini ia tempati.
Tangannya perlahan menyentuh dadanya, matanya berubah sendu saat rasa sakit itu kembali terasa.
"Tapi entah kenapa disini sakit sekali."Acelin menatap ke langit dengan pandangan yang teramat merindu namun dirinya bimbang antara kembali tapi ia tidak mau merasakan sakit lagi.
"Aku serahkan semua padamu." gumam Acelin tanpa sadar setetes air mata jatuh tanpa sebab yang jelas.
Di sebagian hati Acelin, ia ingin kembali namun di sebagian sisi lainnya ia ingin tetap disini. Merasakan rasa aman tanpa seorang pun yang mengganggunya. Tapi yang ia rasa, rasa aman itu tidak begitu besar dengan rasa aman yang sebelumnya pernah ia rasakan bersama Kenzie.
.
.
.Di lain sisi, para maid serta warrior bersujud takut saat kembali melihat King mereka mengamuk memecahkan barang-barang yang berada di sekitarnya. Tidak peduli bahwa ia akan rugi jika bisa melampiaskan rasa frustasinya.
BRAKK
BUGH
PYARR
BRAKK
"ARGHHHH" raung Kenzie frustasi saat sudah 1 bulan ia menunggu Acelin bangun. Tiap harinya ia memecahkan segala sesuatu dalam jangkauannya, bahkan membunuh orang yang berani mengganggu ketenangannya.
"KENAPA WANITAKU TIDAK BANGUN JUGA HAH? SUDAH HAMPIR 1 BULAN. KALIAN BILANG IA AKAN SEGERA BANGUN?" Kenzie melesat menghempaskan tubuh witch yang menangani Acelin hingga menubruk pilar di sana.
"Tenang King." Zack menahan Kenzie saat Kenzie berniat membunuh sang tabib. Ia dengan seluruh tenaganya menghalangi Kenzie. Tapi naas tubuhnya dihempaskan hingga menabrak dinding.
"Kenapa ia belum bangun?" tanya Kenzie dengan intonasi suara yang ia lirihkan tetapi membuat mereka yang mendengar bergidik ngeri.
"Ma...maaf King. Qu..een akan bangun jika memang Queen menginginka-"
BRAKK
"KALIAN SERET WITCH BODOH ITU PERGI DARI HADAPANKU!"
Kenzie melesat meninggalkan aula yang telah hancur menuju sang pujaan hati. Ia dengan keadaan yang sama sekali bukan dirinya itu mendekat ke arah ranjang yang di sana terdapat seseorang yang sangat ia inginkan membuka mata.
"Kapan kamu bangun sayang!" Ucap Kenzie frustasi sembari menguncangkan bahu Acelin.
"Hiks... Bangunlah!" Kenzie mendekap paksa tubuh tanpa jiwa Acelin itu. Memberi kecupan singkat di tanda mate mereka.
"Sayang bangun kasihanilah aku dan calon putra mahkota kita disini." Kenzie mengusap perut Acelin. Kenzie merasakan ikatan dengan anaknya yang mungkin masih belum disadari oleh banyak orang dan hanya dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acelin (Hiatus)
Werewolf"kamu milikku Acelin, tak peduli seberapa cerdik kamu menghindari ku kamu tetap milikku. Hanya aku yang berhak menyakitimu dan hanya aku yang berhak menentukan kapan kamu pergi untuk selamanya." Kenzie Alvaro Xander "Siapa Anda berani mengatur saya...