💜

15.3K 656 12
                                    

Crasss.....

Disebuah ruangan sempit dan gelap. Mayat seorang werewolf berlumuran darah tergeletak mengenaskan dengan badan dan kepalanya terpisah. Di depannya berdiri seorang pria berbadan tegap dengan mata merah menyala menatap malas mayat itu.

"Bereskan!!!!" ucap pria itu sembari membersihkan pedang yang ia gunakan untuk memotong leher werewolf yang tergeletak mengenaskan tadi.

"Baik King" ucap kedua pria yang berpangkat warrior yang berada tidak jauh dari pria tegap tersebut. Keduanya hanya pasrah melihat temanya terpenggal karena mencuri sekeping emas. Sebenarnya bukan mencuri lebih tepatnya menemukan.

"Ck.. apakah menemukan sekeping emas saja harus dipenggal seperti itu?" tanya seorang pria lainnya yang pangkatnya hampir setara dengan pria tegap tadi namun masih kalah jauh. Ia menyaksikan kejadian itu dari awal namun hanya bisa berdiri pasrah mungkin karena sudah menjadi tontonan sehari-hari.

"Pergilah!" suruh pria tegap tadi dengan tatapan tajamnya.

"Apakah hidup seorang King hanya membunuh saja hah? Lebih baik kita bersenang-senang di packku saja bagaimana?" ajak pria itu.

"Pergilah Nil!" ucap pria tegap itu.

"Ck.. kamu tak seru Ken." ucap Danilo lagi saat mendengar perintah itu lagi.

Sedangkan Kenzie yang tak lain seorang King Darkmoon Pack itu hanya diam mendengar gerutu sahabatnya itu sembari berjalan keluar ruangan tersebut.

"Jack!" mindlink Kenzie pada pelayan pribadinya. Tidak berlangsung lama seorang pria yang pangkatnya setara dengan asisten pribadi jika di dunia nyata melesat ke arahnya.

"Saya King" ucap Jack sembari menunduk sebagai hormatnya.

"Pergilah ke Crown Pack untuk menghadiri pernikahan Putri Raja Aland!" perintah Kenzie.

"Ba...."

"Tidak usah Jack, King mu ini akan pergi sendiri kesana kamu urus saja kerajaan King mu ini ok." ucap Danilo terlebih dahulu sebelum Jack menyelesaikan perkataannya.

"Apa-apaan kamu Nil!" geram Kenzie.

"Aishh kamu ini, bukankah Farel sudah menyuruhmu untuk ke sana sendiri menghadiri pernikahannya. Mungkin saja mate kita ada di sanakan." bujuk Danilo tanpa takut pheromon Kenzie yang sudah mulai menguar.

Bugh....

Tubuh Danilo terpental menabrak dinding yang berada di ujung lorong yang tengah mereka lewati. Padahal saat itu mereka berada di ujung sisi satunya lorong tersebut.

"Kejam sekali  Kamu Ken." ucap Danilo sembari mengelap darah yang keluar dari mulutnya dengan tenang.

Sedangkan Kenzie hanya menatap datar Danilo dan melanjutkan jalannya menuju ruang rapat, setelah sebelumnya memindlik Jack untuk mengadakan rapat.

"Aishhh punya sahabat kok kejem amat, untung kaya kalau enggak udah ku mutilasi tu orang. Aw!" gerutu Danilo melihat Kenzie berlalu meninggalkannya tanpa merasa bersalah sedikitpun.







Ruang rapat

Mencengkam... satu kata yang menggambarkan suasana rapat saat ini. Para tetua hanya bisa menunduk sembari memperhatikan bergantian orang yang bicara tanpa menatap Sang king yang tanpa mengeluarkan pheromonnya, mereka telah merasakan sesak walau tidak berlebihan.

"Begini King, sebaiknya kita perlu membuat barrier agar para rogue tidak mudah memasuki wilayah kita." saran salah seorang tetua di sana. Kenzie hanya mengangguk datar, dan memberi tahu Jack melalui tatapannya.

"Apakah ada masalah lainnya?" tanya Jack setelah mengerti apa yang Kenzie inginkan.

"Maaf lancang King, kami menginginkan seorang Queen dan juga penerus Darkmoon Pack, maka dari itu apakah King berkenan mencari mate Anda?" tanya seorang tetua dengan hati-hati yang langsung dianggukki tetua lainnya.

BRAKK!

Kenzie menendang meja yang berada tepat di depannya hingga menabrak pintu kokoh di ujung ruang rapat. Seketika itu pula ruang rapat menjadi hening dengan pheromon Kenzie yang menyebar ke seluruh ruangan.

"Kalian lebih baik mengurus apa yang sudah ditentukan tidak usah mengurusi tentang urusan yang tidak perlu." ucap Kenzie datar tetapi tatapan matanya tajam serta mata hitamnya yang berkilat merah menyala.

"Tapi King kami butuh Queen untuk melahirkan penerus Darkmoon Pack, lagipula Anda membutuhkannya untuk kebu..."

Crasss...

"Arghhhh..." raungan melengking disusul tubuh tetua itu yang tergeletak bersimbah darah memenuhi ruang rapat.

Mereka yang menghadiri rapat menatap tidak percaya melihat dengan mata kepala mereka sendiri sekejam apa King mereka. Walaupun itu sudah menjadi tontonan sehari-hari mereka namun tetap saja itu adalah hal yang sangat tidak werewolfwi.(☺️)

"Ada lagi yang mau menentang?" tanya Kenzie dengan tenang sembari berdiri dari singgasananya. Karena tidak mendapat jawaban, ia berdiri berjalan di tengah-tengah ruangan dan dengan santainya menginjak kepala tetua yang tadi ia penggal. Setelahnya ia melesat meninggalkan ruang rapat yang telah ia buat lebih mencekam.

"Bubar!" suruh Jack setelah Kenzie melesat pergi.



Kenzie POV

Berani-beraninya mereka menentang keputusanku. Mereka pikir mereka siapa. Cihh, hanya seorang wanita apa pentingnya, makhluk lemah seperti mereka hanya bisa menyusahkan.
Gara-gara tetua itu, moodku jadi buruk.

Ku rebahkan tubuhku di ranjang mewah yang berada di kamarku lengkap dengan kelambu berwarna hitam yang menjuntai indah di sekeliling. Ku tutup mataku sejenak merilekskan tubuhku agar moodku kembali.

Brakk!!

Astaga siapa lagi, bisakah satu hari saja diriku tenang, batinku.

"Ken, ayolah kita ke Crown Pack, kamu tidak kasihan kepada Farel pasti dia sedih kita tidak datang, ayolah!" ucap oknum yang dengan santainya memasuki kamar pribadiku. Apakah dia tidak mengetahui cara mengetuk pintu. Ingin sekali aku membunuhnya.

"Diamlah Nil!" ucapku tanpa membuka mata.

"Ayolah~ setidaknya bilang iya, jangan hanya menyuruhku diam ataupun pergi." ucap Danilo sembari mengguncang badanku. Aishhh ini anak emang pengganggu.

"Hm" jawabku singkat karena aku sungguh sangat lelah saat ini.

"Apakah kamu mengatakan sesuatu?" tanya heran Danilo padaku.

"Iya kita akan pergi ke Crown Pack besok jadi bersiap-siaplah dan jangan ganggu aku." jelasku cepat sungguh aku sangat ingin Danilo cepat pergi dari hadapanku.

"Benarkah?" tanya Danilo lagi padaku.

"Ck" decak kesalkh. Ku buka mataku dan langsung menatap tajam ke arah Danilo.

Brakk...
Arghhh..
Blamm...
klik..

"Hufttt, akhirnya aku bisa beristirahat dengan tenang." pintu kamarku sudah aku kunci dan ku beri barrier agar tak ada lagi yang menggangguku, setelah makhluk jadi-jadian tadi ku lempar keluar.

"Seharusnya tadi kamu langsung membunuhnya Ken" mindlink Leo wolf Kenzie.

"Inginku, namun dia walau bodoh tapi juga masih berguna. Dia juga sahabat kita Le, kalau bukan mungkin dari dulu sudah ku bunuh" balas Kenzie.

🐾🐾🐾



Acelin (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang