Happy reading guys 🌫️
_____---_____
Aku melangkah menuju cermin kecil di samping kasurku.
Ku lihat rambutku dan menemukan jepit rambut yang diberikan An padaku dulu.Ini...
Aku harus mencobanya.
.
.
.Acelin melepaskan jepit rambut pemberian An. Ia melihat jepit rambut tersebut membolak-balikkannya.
"Semoga saja bisa." Ucap Acelin pelan melangkah mendudukkannya di ujung ranjang memegang erat jepit rambut tersebut.
"An bantu Acelin." Seketika cahaya keluar dari jepit rambut tersebut. Membuat Acelin menutup matanya
Perlahan-lahan Acelin membuka matanya. Di sana, di hadapan Acelin berdiri seorang gadis dengan jubah hijau mudanya. Menatap Acelin tersenyum.
"ACELINNNNN!"
Bruk
"ANNNN"
"Hikss...hikss Acelin rindu An." Ucap lirih Acelin tanpa melepas pelukannya.
"An juga rindu Acelin." Balas An sembari melepaskan pelukannya.
"Kenapa kau baru memanggilku?" Tanya An sembari menghapus air mata Acelin.
"Bukankah kita sudah bertemu di pernikahannya Qila. Apakah sebegitu rindunya kah kau?" Tanya An sembari mendudukan dirinya di samping Acelin.
"Tunggu dimana kau sekarang?"
"Ak-"
"Apakah kau pindah kamar?"
"Ak-"
"Wow, sejak kapan kau suka kamar yang menyeramkan seperti ini?"
"Ak-"
"Lihat bahkan kau hanya memiliki jendela."
"Ak-"
"Bukankah ini un-"
"YOANKAAAAAA"
"Astaga"Acelin yang geram berteriak memanggil nama Yoanka sembari berdiri mendekati Yoanka yang terkaget membuat Yoanka jatuh dari ranjangnya.
"Bagaimana Acelin menjawab jikalau kau selalu bertanya tanpa mendengar jawabanku." Ucap Acelin geram.
"Hehe maafkan aku." Yoanka hanya tersenyum menerima uluran tangan Acelin.
"Tunggu, kau kenapa?" Panik Yoanka menyadari keadaan Acelin yang lebih kurus serta terdapat bekas luka.
"Yoanka, dengar Acelin dulu, bantuin Acelin keluar dari sini terlebih dulu!"
"Maksudmu?" Tanya Yoanka bingung, sembari memiringkan kepalanya.
"Nanti akan ku ceritakan tapi bawa aku pergi!" Acelin menatap Yoanka dengan tatapan takut jika ada yang mendengar atau melihat mereka.
"Baiklah" Yoanka memegang tangan Acelin. Ketika Yoanka membaca sebuah mantra.
"Tunggu" ucap Acelin polos membuat Yoanka menghentikan mantranya.
"Ada apa?" Tanya Yoanka
"Bisakah kau menulis surat supaya Kenzie tidak membunuh maid dan warrior di sini?"
"Siapa Kenzie?" Tanya Yoanka polos membuat Acelin sedikit kesal.
"Akan ku jelaskan nanti tapi saat ini tolong aku dulu ok." Ucap Acelin membuat Yoanka menurut.
Setelah Yoanka menulis surat, ia membawa Acelin pergi ke Sky Pack meninggalkan Darkmoon Pack.
Sedangkan di perjalanan pulang Danilo memacu kudanya cepat seperti Kenzie sembari menatap heran Kenzie yang mengendarai kudanya dengan cepat.
"Doakan bisa berganti shift atau teleportasi, ck." Batin Danilo
"Ken berhentilah bukankah kita bisa melakukan teleportasi?" Mindlink Danilo yang seketika membuat Kenzie membulatkan matanya dan seketika menghentikan pacuan kudanya.
Posisi kuda yang dinaiki Kenzie.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi HAH!" Ucap Kenzie menatap tajam Danilo yang juga berhenti tepat di sampingnya.
Danilo hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lebih baik kita langsung ke istana saja ya?" Saran Danilo yang seketika mengalihkan perhatian Kenzie.
"Cepat!"
"Sabar, pria tampan banyak yang suka." Batin Danilo
Kenzie dan Danilo meninggalkan para warrior yang mengikuti mereka. Warrior-warrior tersebut hanya menatap mereka dengan heran. Pasalnya raut wajah Kenzie tidak dingin seperti biasa mereka sedikit melihat ada raut khawatir diwajah.
Darkmoon Pack
Brakk
Pintu ruangan tempat Acelin dikurang terbuka lebar. Seorang pria berdiri tepat di depan pintu mengedarkan pandangannya menatap dari ujung ke ujung ruangan tersebut.
"JACKKK!" Teriak pria tersebut.
"Saya King." Jack datang tergesa-gesa diikuti beberapa warrior dan maid. Mereka memandang Kenzie serta Danilo yang berada tepat di sampingnya.
"DIMANA GADISKU?" Tanya Kenzie sembari mencengkram leher Jack membuat mereka yang di sana tersentak kaget.
"Qu..een a..da di..dal...am King."
Jack menjawab dengan terbata-bata sembari berusahamenahan cengkraman Kenzie di lehernya."Ken! Lepaskan Jack kau bisa membunuhnya!" Danilo melepaskan cengkraman Kenzie membuat Jack menghirup udara dalam-dalam sedangkan Kenzie mengatur amarahnya.
"Tenanglah dulu Ken!" Danilo mencoba membuat Kenzie tenang.
"Ma..af King saya menemukan surat ini." Ucap Jack membuat kedua pria yang sedari tadi sibuk dengan pikiran masing-masing menoleh.
"Mate" gumam Danilo pelan membuat Kenzie dan Jack menatap Danilo.
Kenzie merebut surat kasar. Membukanya dengan tergesa-gesa Danilo ikut melihat surat itu lamat-lamat.
"Sialan." Gumam Kenzie setelah membaca surat tersebut.
"Ken mate ku." Danilo menatap Kenzie berbinar.
"Maksudmu?"
"Surat itu aku yakin mateku yang membantu Acelin keluar dari sini." Jelas Danilo membuat Kenzie menyeringai kejam.
"Ck.. bukankah ini keberuntungan." Ucap Kenzie dingin aura yang dikeluarkan membuat mereka yang masih berada di sana memegang erat dada mereka. Ditambah aura Danilo yang tidak kalah kuat membuat mereka meninggalkan Kenzie dan Danilo.
"Yah kau benar." Danilo menyeringai kejam menatap Kenzie mengetahui pikiran mereka sama.
"Sepertinya gadisku terlalu bodoh mencoba lari dariku." Kenzie terkekeh menatap surat dari Acelin.
"Dan sepertinya gadisku juga sama bodohnya."
Kedua pria seakan merasa tertarik dengan apa yang dilakukan mate mereka. Mereka menyusun rencana-rencana kejam yang akan mereka berikan pada gadis mereka.
Mereka tertawa melihat kebodohan yang dilakukan mate mereka. Menantang penguasa sangatlah berbahaya. Dan sepertinya kedua gadis tersebut terlalu percaya diri akan menang.
🐾🐾🐾
Jangan lupa vote😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Acelin (Hiatus)
Kurt Adam"kamu milikku Acelin, tak peduli seberapa cerdik kamu menghindari ku kamu tetap milikku. Hanya aku yang berhak menyakitimu dan hanya aku yang berhak menentukan kapan kamu pergi untuk selamanya." Kenzie Alvaro Xander "Siapa Anda berani mengatur saya...