Hai hai hai
UwuwwwwwHappy reading yaps
__☁️__☁️__☁️__☁️__☁️__☁️__
Acelin POV
"Bagaimana caranya kita pulang Ken?" Tanyaku sesaat setelah kami berada jauh dengan taman istana.
Hening
.
.
.
.
.Lihatlah dia, balas menatap saja tidak. Aneh bukan orang ini. Kemarin nangis-nangis darah eh sekarang datar udah kek pantat kuda.
Huft
Seketika aku menyesal kemarin memperlakukannya dengan baik. Apalagi kemarin dengan tidak sopan nya mencium seorang gadis belia yang imut ini.
Tunggu
Berapa kali dia menciumku?
1
2
3Arghh
Bagaimana kelak dengan suamiku.
Hiks...Lupakan
"Ken!" Panggilku padanya sedikit menarik tangan ku yang digenggamnya. Dia menghentikan langkahnya dan menatapku dengan satu alis terangkat.
Ini orang jawab "ya" apa susahnya sih.
"Emm bagaimana caranya kita ke Darkmoon Pack." Tanyaku lagi.
"Emm, portal." Singkat, astaga bener bener singkat. Kenzie kembali menarikku untuk mengikutinya. Kami berhenti tepat di dalam kamar yang semalam kami tempati.
"Genggam tanganku jangan dilepas!" Suruhnya sesaat setelah ia menggenggam tanganku.
"Ya" jawabku seadanya karena Kenzie sudah sibuk dengan portalnya.
Tiba-tiba aku melihat sebuah pusaran di depan kami. Warnanya sungguh cantik seperti malam terang yang dihiasi bintang-bintang dengan sedikit perpaduan antara biru dan ungu.
Kenzie mengajakku melangkah mendekati pusaran tersebut. Awalnya aku menolak tapi Kenzie meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja.
Tiba-tiba tubuh kami berdua tertelan pusaran tersebut. Aku memejamkan mata karena silaunya cahaya portal tersebut.
Ketika aku membuka mata. Aku telah berada di dalam kamar yang aku tempati dulu di Darkmoon Pack.
"Woww" tanpa sadar aku terkejut.
"Apakah kau tidak pernah menggunakan portal?" Tanya Kenzie yang mendengar gumaman ku.
"Ya, biasanya aku dan Yoanka menggunakan magic." Jawabku seadanya.
"Ken, bisakah kau melepaskan genggaman mu, aku ingin berkeliling pack. Karena sejak aku berada disini aku belum melihat semuanya." Aku melihat Kenzie yang menatapku datar walau tidak jarang aku melihat kelembutan dibalik tatapannya padaku.
"Heiii" kagetku saat tiba-tiba Kenzie menarikku berjalan keluar kamar.
"Ken! Kau mau membawaku kemana?" Tanyaku sembari mengikuti langkahnya.
Duk
"Aww, mengapa kau berhenti tiba-tiba?" Tanyaku sinis sembari mengusap dahi ku yang terbentur punggung tegapnya.
"Berjalanlah di sampingku? Bukankah kau ingin keliling Pack akan ku temani."
Aishh, jika seperti itu. Kenapa harus menarikku tiba-tiba. Aww dahi ku sakit sekali. Siapa yang telah menciptakan punggung sekeras itu huh.
Aku mengikutinya kembali, tetapi berjalan sejajar dengan tangan Kenzie yang menggenggam tanganku.
Acelin POV end
"Jack, aku akan pergi berkeliling pack, kau tetap urusi pekerjaan ku!" Mindlink Kenzie sembari menemani Acelin melihat-lihat pack tanpa memikirkan kondisi Jack saat ini.
Sedangkan Jack yang tiba-tiba mendapat mindlink Kenzie ingin sekali mencabik tubuh Kingnya itu jika seandainya dirinyalah yang seorang King.
"Untung Anda seorang King. Arghh lelah sekali. Dasar King kejam." Gerutu Jack yang saat ini berada di ruangan nya sembari melihat berkas-berkas yang berceceran di mejanya.
"Jack cepat kerjakan jangan mengumpat ku!" Jack yang mendapat mindlink Kenzie akhirnya menghela nafas.
"Maafkan saya King." Jack menyugar rambutnya kesal.
.
.
.
.
.
.
Saat ini Kenzie dan Acelin telah berada di taman pack. Terlihat Acelin yang sedang melihat bunga-bunga yang tumbuh di sana. Sedangkan Kenzie hanya mengikuti tepat di belakang Acelin."Sayang sekali. Bunga-bunga di sini sangat unik untuk Pack yang sangat suram ini." Gumam Acelin saat menyadari bunga-bunga di depannya terlalu unik untuk berada di Pack yang suram ini.
"Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya Kenzie berbisik tepat di samping telinga Acelin yang membuat Acelin tersentak hingga tanpa sengaja menoleh ke samping. Tanpa sadar jarak wajah antara Kenzie dan Acelin hanya sejengkal.
"Kau..kau jangan seperti ini, menjauhlah!" Acelin memutuskan tatapannya sembari mendorong tubuh Kenzie yang seakan menenggelamkannya.
"Aku menyukai seperti ini." Kenzie menarik pinggang Acelin hingga merapat padanya tanpa memutuskan tatapan matanya.
"A..apa yang kau lakukan. Lepaskan!" Acelin berusaha melepaskan tangan Kenzie yang melingkar indah di pinggangnya. Sesekali menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang melihat posisi mereka saat ini.
Kenzie yang melihat Acelin berusaha keras melepaskan tangannya mau tidak mau menjauhkan tangannya.
"Akhirnya, Untung tidak ada yang melihat" batin Acelin sembari menghela nafas lega.
Acelin yang berniat melanjutkan langkahnya seketika mengurungkannya saat dirasa sebuah tangan menggenggam lembut tangannya, kemudian menariknya untuk mengikuti langkahnya.
"Ken aku belum selesai melihat-lihat taman ini." Acelin mencoba menahan langkahnya.
"Tidak sebelum kau makan terlebih dahulu." Kenzie sedikit menarik tangan Acelin untuk mensejajarkan langkahnya dan menarik pinggang Acelin membuat Acelin terpekik kaget.
Mereka melanjutkan perjalanan dengan tatapan para maid dan warrior yang berpapasan dengan mereka menunduk malu.
"Astaga, apa yang kau lakukan? Lepaskan! Malu Ken." Acelin berbisik dengan tangan yang berusaha melepas tangan Kenzie yang dibalas menarik lebih dekat Acelin.
"Aishh" Acelin menyerah saat cengkraman Kenzie di pinggangnya semakin mengerat.
"Sudah nikmati saja." Bisik Kenzie yang dibalas dengusan Acelin.
"Nikmati apanya" batin Acelin.
☁️☁️☁️☁️☁️
Jangan lupa vote man-teman
Cukup dengan menekan tanda "⭐" setelahnya akan terdapat notifikasi "terimakasih atas dukungannya"
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Acelin (Hiatus)
Hombres Lobo"kamu milikku Acelin, tak peduli seberapa cerdik kamu menghindari ku kamu tetap milikku. Hanya aku yang berhak menyakitimu dan hanya aku yang berhak menentukan kapan kamu pergi untuk selamanya." Kenzie Alvaro Xander "Siapa Anda berani mengatur saya...