Cewek cantik itu di lihat dari kemampuan, serta akhlak dan aqidahnya. Bukan dari fisik ataupun ketenarannya.
Zigas tidak jadi pergi menuju kantin, Zigas memutuskan untuk pergi menuju masjid. Waktu istirahatnya hanya tersisa 15 menit, dari pada untuk makan di kantin, belum lagi ngantri, Zigas lebih baik sholat Dhuha.Setelah wudhu Zigas mengacak-acak rambutnya yang basah, air wudhunya menetes berjatuhan dari rambutnya. Banyak mahasiswi yang ada disekitar masjid sengaja curi-curi pandang, ada juga yang menatap terang-terangan.
Zigas masuk kedalam masjid, saat ingin melakukan sholat. Seseorang menepuk punggung Zigas, Zigas menengok kebelakang.
"Mau bareng sholatnya?" tanya Zigas.
"Iya, boleh Kakak yang jadi imamnya?"
Zigas tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua melakukan sholat berjamaah, selesai sholat Zigas memakai sepatunya. Zigas menatap cowok yang tadi sholat bersama dirinya, cowok tersebut juga sedang memakai sepatunya.
Cowok tersebut selesai memakai sepatunya, lalu tersenyum kearah Zigas sebelum pergi. Zigas juga membalas senyum cowok tersebut.
Zigas kembali menuju kelasnya, tanpa sengaja Zigas dan Tiara berpapasan. Zigas tersenyum kearah Tiara, Tiara sama sekali tidak membalas senyum Zigas. Wajahnya datar, lalu Tiara melanjutkan langkahnya lagi. Zigas menatap punggung Tiara sambil terkekeh pelan, saat ingin melanjutkan langkahnya tenyata Ziko sudah di hadapan Zigas. Ziko memandang sinis kearah Zigas, kali ini Ziko sendiri. Ketiga temannya masih berada di kantin.
"Gue peringatin sama lo, lo jangan pernah naksir apalagi suka sama Tiara," ucap Ziko matanya terus menatap tajam Zigas.
"Saya ini cuman manusia biasa Bang, rasa suka atau tidaknya seseorang itu Allah yang ngatur. Gak ada alasan juga saya buat benci sama Tiara, lagian saya cuman kagum Bang sama Tiara."
"Dengerin gue, Tiara itu gak ada pantes-pantesnya sama lo. Gue tau orang kaya lo itu cari selera yang tinggi, buat numpang ketenaran. Lo cari yang cantik, sama yang tenar. Biar lo dikira hebat sama anak kampus! Itu mau lo? Ngimpi lo! Cari yang selevel sana. Tiara terlalu tinggi buat lo."
Zigas memejamkan matanya sejenak, lalu menghembuskan pelan nafasnya. Pikiran Ziko sudah sangat kelewatan, tapi Zigas harus sabar. Gak guna juga selesai masalah dengan kemarahan, yang ada bukanya selesai malah tambah masalah baru.
"Jodoh itu udah di atur, pantas atau tidaknya bukan urusan manusia. Yang berhak nilai pantas atau tidaknya juga bukan orang lain, melainkan diri kita sendiri. Dan satu lagi Bang, perempuan cantik itu bukan di lihat dari fisik maupun ketenaran. Melainkan dari kemampuan serta akhlak dan aqidahnya, saya kagum dengan Tiara bukan karna wajah Tiara yang cantik ataupun karna Tiara terkenal di kampus ini. Tapi karna kemampuan Tiara, maaf Bang kelas saya udah mau di mulai, saya permisi." Zigas pun pergi meninggalkan Ziko, Ziko tampak emosi, kedua tanganya mengepal. Ziko memandang punggung Zigas dengan penuh kebencian.
'^'
Syalrendra dan teman-temannya sedang berada di belakang sekolah, tempat nongkrong geng The Farend saat di sekolah. Kalo bukan kantin, sudah pasti halaman belakang sekolah. Kebetulan sekarang jam istirahat dan kantin sangat ramai, jadi mereka nongkrong di halaman belakang sekolah. Di belalang sekolah juga ada meja serta kursi, yang sengaja mereka bawa dari gudang sekolah untuk kumpul-kumpul bersama.
Plenyit sangat terkejut sekaligus emosi karna tiba-tiba Syal melempar snack, snack itu tepat mengenai wajahnya. Plenyit mengelus lubang hidungnya yang terasa nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Paradise Friend [Completed]
Подростковая литератураJika kamu ingin menjadi bintang, maka aku akan menjadi bulan. Jika kamu ingin menjadi matahari maka aku akan jadi awan. Saling melengkapi dan menemani! Ini bukan cerita Santri, ini juga bukan cerita badboy atau sejenisnya. Bukan juga cerita seorang...