Zigas, Anisa dan Nathan

744 115 20
                                    

Hari ini Zigas menemani Anisa untuk membeli buku dan belanjaan yang dibutuhkan. Untung saja uang menang dari lomba Zigas masih ada, jadi saat Anisa meminta untuk membeli buku, Zigas langsung membelikan. Uang yang Zigas berikan kepada Anisa sudah digunakan untuk membayar SPP, akhirnya Anisa terpaksa meminta kepada Zigas.

"Bang Al, maaf ya Nisa minta uang lagi buat beli buku."

"Ya, gak papa dong Nisa. Abang kan udah pernah bilang sama Nisa, Nisa itu masih tanggung jawab Abang. Jadi apapun yang Nisa butuh, tinggal minta sama Abang. Udah kewajiban Abang juga buat penuhin kebutuhan Nisa."

"Makasih ya Bang Al, Nisa gak bisa balas apa-apa kecuali ucapan terima kasih. Nisa berdoa semoga kebaikan Abang dibalas sama Allah."

"Iya, Amin. Udah Nisa jangan ngerasa gak enak lagi sama Abang, Abang itu penggantinya Ayah sama Bunda. Jadi yang sekarang Nisa fokusin itu mengejar masa depan Nisa, raih kesuksesan Nisa." Anisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, beruntung sekali Anisa dilahirkan di keluarga yang sangat menyayangi dirinya, memiliki Abang sebaik Zigas. Memiliki Ayah, Bunda yang mendidik dirinya tentang ilmu Agama. Ternyata hidup bahagia bukan cuman karna kemewahan.

Zigas serta Anisa menghentikan langkahnya, melihat Nathan dan teman-temannya yang ada di depan. Sepertinya Nathan memang sengaja untuk menghadang Zigas dan juga Anisa. Anisa sudah mencengkeram lengan Zigas, ia sudah sangat ketakutan, apalagi saat melihat Nathan orang yang hampir melecehkan dirinya.

"Bang Al, Nisa takut." Zigas mencoba menenangkan Anisa, supaya Anisa tidak ketakutan.

"Maaf Bang, ada perlu apa ya sama kita?" tanya Zigas yang membuat Nathan terkekeh.

Nathan ingin sekali balas dendam karna masih belum menerima kekalahannya, tapi tujuannya menghadang Zigas itu karna Anisa. Nathan ingin sekali memiliki Anisa, kalo tidak dengan cara baik-baik, cara kotor pun Nathan akan lakukan demi mendapatkan Anisa. Dan fakta baru yang Nathan ketahui Zigas ternyata Abangnya Anisa. Hal itu membuat Nathan tertantang untuk mendapatkan Anisa.

"Sebenarnya gue itu masih belum terima soal kekalahan waktu kita tanding, gue yakin lo pasti curang. Gue bisa aja nyuruh temen-temen gue buat hajar lo. Lo lihat temen-temen gue udah ngepung lo, lo bisa aja mati atau minimal lo dirawat di rumah sakit." Zigas menatap sekeliling, benar saja teman-teman Nathan sudah membentuk lingkaran untuk mengurung dirinya dan juga Anisa.

"Bang, kalo Abang dendam sama saya lampiasin ke saya. Tapi tolong jangan sakiti Adek saya, biarin dia pergi."

"Lo kira kita bodoh! Biarin Adek lo pergi terus Adek lo bakal minta bantuan orang lain gitu?" Nathan terkekeh, kemudian menatap Zigas tajam.

"Gue bisa aja gak nyakitin lo, asal biarin gue perkosa Adek lo. Gue udah pengin banget nikmatin tubuh Adek lo." Anisa semakin ketakutan, matanya sudah berkaca-kaca. Mendengar ucapan Nathan Zigas terlihat sangat emosi, tangannya mengepal sampai kuku jarinya memutih.

"ANDA LAKI-LAKI BUKAN? TIDAK SEPANTASNYA SEORANG LAKI-LAKI BERKATA HAL KOTOR DI DEPAN PEREMPUAN! BUAT APA ANDA PUNYA PENDIDIKAN TINGGI, KALO SIFAT ANDA BEJAT SEPERTI INI."

Nafas Nathan sudah tidak beraturan, Nathan juga terlihat sangat emosi. Nathan lalu menarik paksa tangan Anisa, Anisa langsung berontak. Zigas yang melihat kelakuan Nathan langsung menendang Nathan sampai terjatuh, Nathan memegang dadanya yang terasa nyeri akibat tendangan Zigas. Anisa langsung memeluk tubuh Abangnya, tubuhnya sudah gemetar gara-gara ketakutan.

"HAJAR DIA!" seru Nathan sambil berdiri. Teman-teman Nathan langsung menghajar Zigas, Zigas mencoba menghindar dan melawan teman-teman Nathan. Bertarung hanya dengan kedua kakinya, tangannya memeluk erat tubuh Adiknya melindungi Anisa supaya tidak terluka. Anisa sampai berteriak sambil menangis, memohon supaya berhenti. Tetapi mereka tidak memperdulikan Anisa. Nathan tertawa puas, Zigas sepertinya sudah mulai kehabisan tenaga. Nathan mengambil sebuah kayu, yang tergeletak di jalan. Lalu memukulkan kayu tersebut ke kepala Zigas. Nathan semakin puas saat melihat darah yang keluar dari kepala Zigas dan juga saat mendengar teriakan Anisa. Zigas hanya meringis saat Nathan memukul dirinya.

My Paradise Friend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang