Nikmatnya masakan Anisa

758 115 26
                                    

Zigas mengetuk pintu rumahnya sambil mengucapkan salam, hari ini Zigas memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Zigas juga sudah memberi kabar kepada Anisa, Anisa langsung berpamitan kepada Aisyah serta Bundanya tak lupa juga mengucapkan terima kasih. Anisa sudah tidak sabar bertemu dengan Abangnya, saat mendengar suara salam Zigas, Anisa menjawab dan bergegas membuka pintu rumahnya.

Anisa menatap haru Abangnya, ia langsung memeluk tubuh Abangnya. Melepaskan rasa rindunya karna selama dua minggu tidak bertemu dengan Abangnya. Zigas membalas pelukan Anisa tak kala erat, ia juga sangat merindukan Adiknya. Zigas mengusap-usap kepala Anisa penuh kasih sayang. Anisa kemudian melepaskan pelukan Abangnya, ia menyuruh Zigas untuk masuk ke dalam.

"Bang Al, Nisa kangen banget. Bang Al juga bohongin Nisa, katanya cuman dua minggu, tapi pulangnya dua minggu lebih." Lagi-lagi Zigas mengusap kepala Anisa dengan penuh kasih sayang.

"Maafin Abang ya, urusan kuliah Abang baru selesai soalnya. Lagian dua minggu lebih dua hari doang, gak lama kan?"

"Tapi Nisa kangen banget sama Abang, semoga Abang gak ada tugas kuliah lagi di luar kota."

"Iya semoga aja, Nisa Abang juga kangen nih masakan Nisa. Nisa mau masakin buat Abang gak?" tanya Zigas.

"Jadi Bang Al cuman kangen sama masakan Nisa nih? Bukan sama Nisanya." Anisa menatap kearah lain, pura-pura ngambek dengan Abangnya.

Zigas terkekeh melihat wajah Adiknya yang terlihat marah. "Gak mungkin Abang gak kangen sama Nisa, jadi Nisa mau gak nih masakin buat Abang?"

Anisa kembali menatap kearah Zigas, kemudian ia tersenyum. Tidak mungkin juga Anisa menolak keinginan Abangnya, ia juga rindu memasak untuk Abangnya.

"Iya Nisa mau, Bang Al mau dimasakin apa sama Nisa?" tanya Anisa.

"Terserah Nisa, apapun masakan Nisa pasti Abang makan."

"Ya udah Bang Al tunggu, Nisa mau masakin makanan spesial buat Bang Al."

"Iya Abang tungguin Nisa, Abang udah gak sabar nih makan masakan Nisa lagi. Abang mau ke kamar dulu naro tas, nanti Abang ke ruang makan nunggu Nisa bikin makannya." Zigas pergi menuju kamarnya untuk menaruh tasnya, sebenarnya tas itu milik Alka yang kebetulan mirip dengan tas Zigas. Akhirnya Zigas meminjam tas Alka, supaya Anisa tidak curiga atas kebohongannya.

Sedangkan Anisa, sedang mempersiapkan bahan-bahan masakan untuk membuat makanan spesial buat Abangnya. Anisa memutuskan untuk membuat tumis kangkung, Ayam rica-rica bercampur telur puyuh. Kebetulan bahan masakan masih banyak di kulkas. Zigas masih berada di kamarnya, ia memutuskan untuk mandi sambil menunggu Anisa selesai masak. Dulu Zigas pernah berniat membantu Anisa memasak, tapi Anisa selalu menolak dengan alasan urusan dapur dan memasak itu urusan perempuan. Katanya ia boleh memasak sendiri kalo keadaannya terdesak, seperti saat Anisa sakit atau Anisa tidak berada di rumah. Dan Zigas menuruti permintaan Adiknya, lagian masakan Anisa adalah masakan ternikmat. Semoga ia juga mendapat istri yang pandai memasak seperti Adiknya.

Zigas keluar dari kamarnya, matanya menatap ke meja makan yang sudah penuh dengan makanan yang sangat menggoda dan juga lezat. Sepertinya Anisa belum selesai, karna Anisa masih berada di dapur. Zigas sudah duduk di kursi makan sambil menunggu Anisa. Tak lama kemudian Anisa datang sambil membawa dua piring, lalu Anisa duduk di samping Zigas.

"Abang bakalan kenyang banget nih, kalo Nisa masak banyak gini," ucap Zigas sambil terkekeh.

"Nisa emang sengaja, abisnya Nisa juga kangen masakin buat Bang Al."

Zigas terkekeh sambil mengusap kepala Anisa.

"Nisa ambilin buat Abang dulu ya." Zigas hanya menganggukkan kepalanya. Anisa mengambilkan nasi dan juga lauk ke piring Zigas, lalu mengambil untuk dirinya sendiri. Setelah itu Zigas memimpin doa sebelum memakan masakan buatan Anisa.

Zigas sudah menghabiskan satu piring lebih masakan buatan Anisa, Anisa tersenyum senang saat melihat Abangnya makan begitu lahap masakan buatannya.

"Alhamdulillah, Abang kenyang banget. Makasih ya udah masakin buat Abang, masakan yang Nisa buat emang nikmat banget. Abang yakin laki-laki yang kelak menjadi suami kamu bakalan beruntung, karna setiap hari dimasakin enak sama Nisa."

Pipi Anisa sudah memerah mendengar pujian dari Abangnya, diam-diam Anisa tersenyum malu karna pujian Abangnya.

"Bang Al terlalu berlebihan, ntar Nisa jadi besar kepala gimana? Nisa juga yakin Abang pasti dapetin istri yang lebih jago masaknya dari pada Nisa."

"Ya, kamu doain aja," ucap Zigas sambil terkekeh.

"Nisa mau beresin dulu piring kotornya, nanti baru dilanjut lagi ngobrolnya. Nisa masih pengin ngobrol sama Abang, Nisa juga mau cerita sama Bang Al selama Nisa tinggal di rumah temen Nisa."

"Abang nunggu sambil nonton Tv dulu ya." Anisa menganggukkan kepalanya, kemudian ia membereskan piring kotor tersebut. Lalu Anisa mencuci piringnya, setelah selesai membereskan semuanya Anisa menghampiri Abangnya, lalu duduk di samping Abangnya. Zigas yang menyadari kedatangan Anisa, langsung mematikan televisinya. Ia akan fokus mendengar cerita Adiknya.

"Katanya mau cerita nih, Nisa mau cerita apa?" tanya Zigas.

"Sebelum Nisa cerita sama Abang, gimana kalo Abang dulu yang cerita sama Nisa. Pasti acara kampusnya seru banget ya Bang. Ayo dong Bang Al cerita ke Nisa, Nisa penasaran nih." Zigas menatap wajah Anisa yang terlihat antusias, ia sedikit bingung untuk menceritakan sesuatu yang pas kepada Anisa. Karna selama dua minggu lebih dirinya dirawat di rumah sakit, bukan bersenang-senang bersama temannya.

"Serunya itu kita ngerjain tugas bareng, terus berwisata juga. Tapi gak seru-seru banget sih karna pusing sama tugasnya, ditambah Abang harus jauh sama Nisa."

"Hmm iya, gara-gara tugas itu Nisa jadi jauh sama Bang Al."

"Udah jangan sedih, Abang kan udah pulang. Sekarang Nisa aja yang cerita terus Abang yang dengerin," ucap Zigas sambil mengusap kepala Anisa.

"Nisa kan nginep di rumah temen Nisa namanya Aisyah. Aisyah tuh seneng banget pas Nisa nginep di rumahnya, soalnya Aisyah gak punya sodara sama sekali. Bundanya Aisyah juga baik banget loh sama Nisa. Nisa sering dikasih uang juga, terus perhatian banget sama Nisa. Terus juga rumah Ka Syal juga deket sama rumahnya Aisyah, Nisa pernah diajak Ka Syal buat main ke rumahnya. Abang tau gak? Ternyata Bundanya Ka Syal itu seru banget, Nisa jadi inget sama Bunda. Bundanya Ka Syal juga bilang kalo Nisa jadi mantunya aja, gak usah jadi temen Ka Syal. Tapi Nisa cuman nganggap ucapan Bunda Ka Syal sebagai candaan aja sih." Zigas terkekeh mendengar cerita Anisa, belum apa-apa saja Adiknya udah dijadikan menantu.

"Terus Nisa jawab apa?" tanya Zigas.

"Ya Nisa jawab, insyaallah kalo kita berjodoh Bunda. Eh Ka Syal salah paham, dikira jodoh pasangan hidup, bukan jodoh sebagai menantu."

"Nisa jawab gitu? Apa Nisa suka sama Ka Syal?" tanya Zigas sambil menggoda.

"Suka dong, Ka Syal kan baik sama Nisa." Lagi-lagi Zigas terkekeh, jelas Anisa menjawab seperti itu. Mungkin Zigas yang salah bertanya kepada Anisa.

"Oh ya Bang, ternyata es batu berjalan juga Abangnya Ka Syal. Dunia emang sempit, Nisa aja sampai terkejut," ucap Anisa sambil terkekeh.

Zigas menyengitkan alisnya, ekspresi wajahnya menunjukan kebingungan karna ucapan Anisa. Es batu berjalan? Memang ada ya es batu punya kaki?

"Es batu berjalan? Maksudnya? Bang Al gak paham nih. Emang ada ya, es batu punya kaki?" tanya Zigas.

Anisa terkekeh kemudian ia menjelaskan siapa es batu berjalan, mendengar cerita Anisa Zigas itu terkekeh.

"Waktu Nisa pertama kali ketemu Ka Iqbal, Ka Iqbal itu orangnya cuek banget. Irit banget ngomongnya, beda banget sama Ka Syal. Ka Syal aja sampai panggil dia penguin kutub utara, karna saling cueknya." Zigas terkekeh mendengar Itu, Anisa menceritakan semua kejadian selama dua minggu. Menceritakan dengan gembira dan penuh tawa.

My Paradise Friend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang