2 tahun kemudian, Zilo dan Zela sudah tumbuh menjadi anak yang menggemaskan. Mereka juga sudah bisa berjalan dan berbicara. Walaupun bicaranya masih cadel, belum lancar. Anisa juga sudah lulus kuliah, sekarang Anisa juga sudah berkerja. Anisa juga semakin dekat dengan Iqbal, Iqbal juga sudah tidak terlalu kaku dan cuek dengan Anisa.
Zilo dan Zela sedang bermain dengan Anisa, Anisa sangat menyukai dan menyayangi keponakan kembarnya.
"Zilo sama Zela tunggu bentar, Tante Nisa mau bukain pintu dulu."
"Iya, ante."
"Ante Nis, La mau itut." Anisa tersenyum lalu menggendong tubuh Zela, sedangkan Zilo lebih tertarik dengan mainanya. Tapi Zilo juga berjalan mengikuti Anisa dari belakang. Anisa kemudian membuka pintu rumahnya, ia sedikit terkejut melihat Iqbal dan kedua orang tuanya. Lalu Anisa menyuruh mereka untuk masuk.
"Lagi main sama Zilo, Zela ya?" tanya Lala.
"Iya nih Bun, Bang Al sama Ka Ara tadi lagi sholat. Ilo, sama Ela salim dulu." Zilo serta Zela langsung menyalimi tangan Jerry, Lala dan juga Iqbal. Iqbal tersenyum lalu mencium kedua pipi mereka.
"Sayang, Bunda sama Om mau ketemu Abang kamu bisa?" tanya Lala.
"Bisa ko Tante, bentar Nisa panggilin mereka dulu ya." Anisa lalu pergi ke kamar Zigas untuk memanggil Zigas dan juga Tiara. Sekarang mereka juga sudah berkumpul dan duduk di sofa. Zilo dan Zela juga duduk di pangkuan Tiara dan juga Zigas.
"Maaf sebelumnya kita gak kasih tau dulu, kalo kita mau ke sini," ucap Jerry.
"Gak papa Om, kalo boleh tau tujuan Om sama Tante dan juga Iqbal ke sini mau ngapain ya?" tanya Zigas sambil tersenyum.
Iqbal menghela nafasnya, lalu melirik kearah Anisa sekilas. Kemudian menatap Zigas dan juga Tiara.
"Tujuan saya ke sini, berserta kedua orang tua saya adalah untuk melamar Anisa menjadi istri saya. Saya memang selama ini gak terlalu dekat dengan Anisa. Tapi saya beneran mencintai Anisa, selama ini juga Syal yang jagain Anisa, Syal yang selalu ada buat Anisa tertawa, dan Syal juga yang telah mengorbankan nyawanya untuk Anisa. Sekarang saya meminta untuk menggantikan posisi Syal, saya Muhammad Iqbal Prayoga, ingin meminta restu Bang Zigas serta Ka Tiara untuk melamar Anisa menjadi istri saya. Menjadi teman hidup dan teman surga saya.
Anisa sudah meneteskan air matanya, ia tidak menyangka jika Iqbal akan melamar dirinya. Selama ini Anisa selalu berdoa, supaya mendapatkan jodoh terbaik untuk dirinya, apa Iqbal adalah jodoh yang dititipkan Allah untuk dirinya?
Sedangkan Zigas dan Tiara tersenyum, Iqbal adalah laki-laki yang baik. Zigas tentu saja merestui, tapi semuanya tergantung Anisa. Anisa akan menolak pinangan Iqbal atau tidak.
"Saya sebagai Abangnya Nisa tentu saja merestui, tapi semuanya tergantung Anisa."
Iqbal melirik kearah Anisa. "Nisa tolong jawab, apa kamu mau jadi istri saya, saya gak akan maksa. Semuanya tergantung sama kamu."
Anisa menghapus air matanya, lalu menatap kearah Iqbal sambil tersenyum.
"Bismillahirohmanirohim, mungkin Ka Iqbal memang laki-laki yang dititipkan Allah untuk menjadi suami Nisa. Iya Nisa terima pinangan Ka Iqbal untuk menjadi suami Nisa." Iqbal sangat bahagia, karna Anisa menerima pinangannya. Zigas, Tiara dan kedua orang tua Iqbal juga tak kala bahagianya.
"Alhamdullilah, nak Anisa menerima lamaran dari anak saya. Kita langsung bahas tanggal pernikahan juga atau gimana?" tanya Jerry.
"Saya berniat menikahi Anisa seminggu lagi, karna saya tidak ingin lama-lama menunggu Anisa. Lagian saya dan Anisa juga sudah sama-sama dewasa, apa kamu setuju Nis?" tanya Iqbal.
"Iya, Nisa setuju. Tapi sebelumnya Nisa pengin ke makam Ayah sama Bunda dulu, buat minta restu mereka."
"Iya, kita juga harus ke makam Syal. Karna selama ini Syal yang udah jagain kamu, aku mau ngucapin ribuan terima kasih untuk Syal."
"Iya, Ka. Nisa juga mau ngucapain terima kasih ke Ka Syal, Ka Syal adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup Nisa."
Lala sebenarnya ingin menangis saat Iqbal dan Anisa membahas Syal, Lala jadi mengingat almarhum putranya lagi. Keinginan Lala memang terwujud menjadikan Anisa sebagai menantunya, tapi bukan menjadi istri dari putra kandungnya melainkan Iqbal putra angkatnya. Tapi Lala juga bahagia dan yang pasti putranya Syal jauh lebih bahagia di sisi Allah Swt.
'^'
Seminggu kemudian hari pernikahan Iqbal dan Anisa, Iqbal sudah duduk di depan penghulu untuk melaksanakan Ijab Qobul. Anisa juga sudah duduk di sebelah Iqbal, Anisa terlihat sangat cantik dan mempesona. Setelah acara Ijab Qobul selesai Anisa langsung mencium punggung tangan Iqbal. Iqbal juga mencium kening Anisa.
Lalu Iqbal dan Anisa melakukan foto-foto bersama keluarga mereka dan teman-teman mereka. Zigas dan Tiara sedang bersiap-siap melakukan foto bersama juga, tapi mereka terlebih dahulu mengurus putra putrinya.
Zigas menggendong Zela dan Tiara menggendong Zilo, lalu mereka pergi untuk melakukan foto bersama Iqbal dan juga Anisa.
"Zela seneng gak mau foto bareng Om sama Tante? Nih Zela udah cantik. Bang Zilo juga udah ganteng ya." Tiara tersenyum, ia mengusap kepala Zilo yang terlihat anteng.
"Ayah, La ipis." Zigas juga merasakan celananya basah, Zigas menatap Tiara. Tiara tersenyum lalu mengusap pipi Zigas.
"La, pipisin Ayah ya? Bau nih."
"Aaf, Yah."
"Iya. Gak papa," ucap Zigas sambil mencium pipi putrinya.
"Aku gantiin baju Zela sama ganti celana dulu ya, takut bau," ucap Zigas sambil terkekeh.
"Iya, aku tunggu disini ya." Zigas pergi ke kamarnya lagi, mengganti celana, serta baju Zela. Lalu mereka berfoto bersama Anisa dan Iqbal.
Anisa dan Iqbal berfoto dengan Zigas, Tiara dan kedua anaknya. Mereka terlihat bahagia, setelah itu mereka berfoto dengan teman-temannya.
Iqbal dan Anisa berfoto sambil menggendong Zilo dan Zela, mereka tersenyum bahagia. Zigas memandang Anisa, sekarang Adik yang selalu Zigas manjakan sudah menjadi seorang istri. Anisa bukan lagi tanggung jawabnya, Zigas sudah menyerahkan Anisa untuk Iqbal, sekarang Iqballah yang bertugas untuk menjaga dan merawat Anisa. Memenuhi semua kebutuhan Anisa, Tiara memeluk lengan Zigas. Zigas lalu menatap kearah Tiara. Sekarang tanggung jawab Zigas untuk Tiara dan kedua anaknya. Zigas hanya berdoa semoga Adiknya mendapatkan kebahagiaan bersama Iqbal dan kelak mereka akan mendapatkan anak-anak yang lucu seperti Zilo dan Zela.
"Tiara, semakin kesini pasti akan ada ujian untuk cinta kita. Aku cuman minta sama kamu, jangan pernah ninggalin aku ya. Kamu boleh marah dan tegur aku, tapi kamu jangan pernah minta berpisah sama aku." Tiara menganggukkan kepalanya, ia berjanji tidak akan meninggalkan Zigas. Zigas adalah laki-laki terbaik untuk dirinya, ia sangat beruntung dan berterima kasih kepada Allah karna telah menciptakan Zigas untuk menjadi miliknya.
"Insyaallah aku gak akan pernah ninggalin kamu, kamu juga jangan pernah ninggalin aku ya." Zigas menganggukkan kepalanya, tentu saja ia tidak akan meninggalkan Tiara. Zigas janji tidak akan ada kata perceraian dalam hubungannya.
Lalu mereka melanjutkan untuk makan bersama, dan bersenang-senang. Acara pernikahan Iqbal dan Anisa memang terlihat mewah. Dan semuanya berakhir bahagia.
SEDIKIT PESAN!
KITA TAHU KALO KITA SAMA-SAMA MANUSIA BIASA, PUNYA KELEBIHAN DAN JUGA KEKURANGAN. JANGAN PERNAH KALIAN MENGAMBIL SESUATU YANG BUKAN HAK KAMU, KARNA SESUATU YANG KAMU AMBIL DARI ORANG LAIN, TIDAK AKAN MEMBUAT KAMU PUAS DAN BAHAGIA! PERCAYALAH SETIAP MANUSIA MEMILIKI KEMAMPUAN YANG BERBEDA-BEDA.
INTINYA
.
.
DILARANG PLAGIAT !
KARNA INI MURNI DARI BAKAT DAN KEMAMPUAN SAYA.
TERIMA KASIHSALAM
FARENDRAS (LIN)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Paradise Friend [Completed]
Teen FictionJika kamu ingin menjadi bintang, maka aku akan menjadi bulan. Jika kamu ingin menjadi matahari maka aku akan jadi awan. Saling melengkapi dan menemani! Ini bukan cerita Santri, ini juga bukan cerita badboy atau sejenisnya. Bukan juga cerita seorang...