Fakta Arina

749 111 72
                                    

Ziko menghampiri Tiara yang sedang berkumpul bersama teman-temannya, Tiara tidak menyadari jika Ziko menghampiri dirinya. Salah satu temannya menyenggol lengan Tiara, membisikkan bahwa ada Ziko. Lalu Tiara menatap kearah samping, Ziko memberikan senyuman manisnya.

"Ti, gue boleh ngobrol berdua sama lo?" tanya Ziko.

"Mau ngobrol apaan emang?"

"Sesuatu, gak lama ko." Tiara menghela nafasnya, sebelum akhirnya ikut pergi dengan Ziko.

Ziko membawa Tiara pergi ke taman belakang kampus, lalu Ziko menatap penampilan Tiara. Ia baru sadar bahwa penampilan Tiara berbeda, Tiara semakin terlihat cantik. Tanpa sadar Ziko tersenyum, ia tidak salah jatuh cinta kepada Tiara.

Tiara menyengitkan alisnya saat melihat Ziko yang senyam-senyum sendiri, apa wajahnya ada sesuatu yang aneh atau mungkin penampilannya?

"Kenapa sih lo senyam-senyum?" tanya Tiara.

"Lo makin cantik Ti," gumam Ziko tanpa sadar.

Tiara sedikit tercengang mendengar ucapan Ziko, lalu Tiara menyentil kening Ziko.

"Sadar Zik." Ziko sedikit meringis, lamunannya sudah buyar karna Tiara. Lalu Ziko malah terkekeh melihat wajah Tiara yang menatap aneh dirinya, malah semakin membuat dirinya gemas. Tiara sudah geram karna tingkah Ziko, tadi senyam-senyum sendiri sekarang malah lebih parah.

"Ziko lo tuh kenapa? Kumat ya?" geram Tiara.

"Gue gak kenapa-napa Ti."

"Cuman gue makin terpesona sama kecantikan lo, penampilan lo semakin menarik," lanjutnya dengan berbisik.

Tiara terlihat biasa saja, tidak ada jantung yang berdebar berlebihan, wajahnya tidak memerah saat mendengar pujian Ziko. Tiara bahkan kurang suka saat Ziko yang terang-terangan memuji dirinya. Berbeda saat ia bersama Zigas, Zigas? Tiara tidak boleh memikirkan Zigas saat dirinya sedang bersama Ziko.

"Udah deh, lo sebenernya mau ngobrol apa sama gue?" tanya Tiara.

Kali ini Ziko terlihat serius, matanya menatap lekat kearah Tiara membuat Tiara sedikit salah tingkah.

"Ziko! Jangan natap gue kaya gitu, colok nih matanya," ancam Tiara sambil mengarahkan dua jari telunjuk dan jari tengahnya, seperti membentuk huruf V. Bukanya takut Ziko malah tertawa, salah satu hal yang Ziko suka dari Tiara adalah keberanian Tiara.

"Takut banget lo ditatap gue, kenapa?" tanya Ziko.

"Gue gak takut! Cuman tadi mata lo ada beleknya." Ziko yang terkejut langsung mengelap kedua matanya, memastikan jika matanya benar-benar ada belek atau tidak. Ziko menatap Tiara yang berusaha menahan tawanya, melihat itu Ziko yakin pasti Tiara hanya menjaili dirinya.

"Lo bohongin gue ya?" tanya Ziko.

"Udah tau pakai nanya lagi," ucap Tiara sambil terkekeh.

Ziko mencakup kedua pipi Tiara karna sudah terlalu gemas. "Dasar."

Tiara melepas paksa tangan Ziko dari pipinya, lalu menatap tajam kearah Ziko.

"Gak usah pegang-pegang pipi gue."

"Kenapa sih? Dulu juga lo gak masalah."

"Itu dulu, sekarang udah beda."

"Ini pasti gara-gara Zigas kan? Zigas yang nyuruh, kasih tau gue. Gue gak rela kalo lo jauhin gue cuman gara-gara dia," ucap Ziko emosi. Tiara juga ikut kepancing emosi, kenapa Zigas harus dibawa-bawa? Apa Ziko memang sudah terlalu benci dengan Zigas?

"Ko jadi Zigas sih? Perasaan gak ada hubungannya sama Zigas."

"Ya udah lupain, tadi gue lagi sedikit emosi makannya bawa-bawa tuh anak." Ziko harus bisa mengendalikan emosinya di depan Tiara, yang ada Tiara bisa menjauh karna dirinya tidak bisa mengendalikan emosinya. Sudah cukup Tiara menonjok dirinya, karna terlalu emosi dengan Zigas.

My Paradise Friend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang