Zigas serta Alka sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya, Zigas meminjam pakaian Alka sementara. Zigas tidak mungkin pulang terlebih dahulu untuk mengambil pakaiannya, yang ada Anisa bisa menginterogasi dirinya. Apalagi luka di wajahnya belum sembuh total, mungkin beberapa hari lagi Zigas baru akan pulang ke rumahnya. Walaupun ia sudah sangat merindukan Adiknya, tapi ia tidak ingin membuat Anisa khawatir.
Mereka berdua sampai di kampus sekitar 45 menitan, teman kelasnya menyambut kedatangan Zigas dengan baik. Mereka semua terlihat bahagia, mengetahui Zigas sudah kembali berangkat. Semenjak kejadian Zigas menang melawan Nathan, sudah banyak mahasiswa atau mahasiswi yang mendekati Zigas. Tetep saja hanya Alka, Zidan, Ali yang sangat dekat dengan Zigas. Ditambah Tiara dan juga Arina.
"Zig, gimana kalo kita makan bareng satu kelas buat ngerayain lo yang udah masuk kuliah lagi, gue yang traktir deh."
"Gak usah Al, itu terlalu berlebihan. Gue udah banyak ngerepotin lo pada, gue juga gak mau ada masalah gara-gara kita ngerayain hal yang gak bermanfaat."
"Paling-paling yang bikin masalah Ziko sama temennya, siapa lagi yang gak suka sama lo?" tanya Zidan.
"Entah itu Bang Ziko atau siapa? Yang jelas ngerayain hal yang gak bermanfaat pasti ada aja yang gak suka, lagian buang-buang duit Al. Mending kita makan, tapi bayar sendiri-sendiri aja."
"Iya sih bener, ya udah kita makan sendiri-sendiri aja. Kita rayain berempat aja, gimana-gimana?" tanya Ali.
"Lebih enak lagi kalo ada ceweknya, ajak Tiara sama Arina aja. Biar makin ramai," sahut Zidan.
"Gempa ntar kalo ngajak Tiara, gue sih pengin sebenernya. Tapi kalo Ziko tau, bakalan emosi." Alka memang benar, banyak yang sudah tahu jika Ziko sangat menyukai Tiara. Kalo mereka mengajak Tiara, Ziko bisa makin emosi ke Zigas. Karna diantara mereka berempat, Zigaslah yang paling Ziko benci.
"Udah kita makan berempat aja, biar tenang. Gak usah ngajak Tiara maupun Arina," sahut Zigas.
Kelas seketika hening, karna dosen yang mengajar mereka sudah datang. Dosen yang mengajar pelajaran Matematika, orangnya tegas dan juga sangar. Sekali melalukan kesalahan tidak ada ampun lagi, apalagi jika terlambat saat diajar olehnya. Hukuman paling simple membersihkan toilet, dan hukuman terberatnya lari keliling lapangan, tidak ada jam istirahat serta mendapatkan nilai E.
Dosen tersebut tidak mengajar sampai full jam pelajaran, karna ada urusan mendadak. Dosen tersebut lalu memberikan tugas, tidak tanggung-tanggung saat memberikan tugas. Banyak yang ingin protes, tapi semakin banyak yang protes semakin banyak pula tugasnya.
"Gila itu Pak Sangar! Kasih tugas gak kira-kira, gak sekalian satu buku paket sekalian? Tanggung amat cuman 75 soal," geram Alka.
"Cuman lo bilang? Itu aja udah buat kepala gue mau meledak!" seru Ali.
"Coba aja kalo gue anak Badboy, gue bakal kerjain tuh dosen sampai mampus! Sayangnya gue tuh anak manusia," ucap Zidan.
Zigas menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat kelakuan temannya. Selesai memasukan buku-bukunya ke dalam tas, Zigas bangkit dari duduknya. Zigas memutuskan untuk sholat Dhuha.
"Gue mau ke Masjid bentar, masalah tugas biar nanti kira kerjain bareng aja."
"Wih baik bener lo! Ya udah ntar kerjain di rumah gue aja," sahut Alka. Zidan langsung mengacungkan jempolnya, sedangkan Ali hanya menganggukkan kepalanya.
"Lo hati-hati! Jangan biarin Ziko mukulin lo lagi," ucap Ali yang hanya diangguki oleh Zigas. Lalu Zigas pergi meninggalkan mereka bertiga.
Saat Zigas menuju arah Masjid, Zigas bertemu dengan Arina. Arina langsung menghentikan langkah Zigas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Paradise Friend [Completed]
Novela JuvenilJika kamu ingin menjadi bintang, maka aku akan menjadi bulan. Jika kamu ingin menjadi matahari maka aku akan jadi awan. Saling melengkapi dan menemani! Ini bukan cerita Santri, ini juga bukan cerita badboy atau sejenisnya. Bukan juga cerita seorang...