Flor masih menganggap semua ini bagian dari mimpi indahnya. Seseorang dia cinta kini kembali dalam pelukan setelah lama menghilang. Air matanya masih sering keluar bahkan sejak pertemuan 1 jam lalu. Dia begitu merindukan seseorang cintanya sangat merindukannya melebihi apa pun.
"Apakah kita akan berada diposisi seperti ini, untuk waktu yang lama?"
Tersenyum Flor mengangkat wajah menatap mata itu, sebelum kembali menjatuhkan kepalanya lagi di atas dada cowok yang dia cinta.
Mereka sedang berada di rumah Flor rumah sepi karena orang tua Flor ada urusan di luar. Sebagai anak satu-satunya Flor tidak mempermasalahkan hal itu.
"Rena kamu udah menangis sejak tadi, aku bisa merasa bersalah karena membuatmu seperti ini."
"Biarkan habisnya kamu jahat sama aku. Pergi tinggalin aku di saat aku sedang sayang-sayangnya sama kamu. Menyebalkan aku benci sekaligus rindu ...!"
Beranjak bangun dari tiduran di sofa Ghafin memeluk Flor.
"Maaf aku memang berengsek tapi aku punya alasan, kenapa aku pergi dan maaf aku belum bisa cerita sama kamu. Tadinya aku berharap dengan aku menghilang di hidupmu, kamu akan mendapatkan seseorang baru tapi nyatanya aku salah."
Memberikan jarak untuk Flor menatapnya dia semakin merasa bersalah melihat wajah cantik itu menangis.
"Jadi selama ini kamu tetap berada di dekatku? Melihatku dari kejauhan? Kenapa menyebalkan sekali ...!"
"Rena maaf ..." Mencium sayang kening Flor.
"Ghafin apakah kamu marah, saat aku menghilangkan barang berharga dari kamu?"
Bukannya marah Ghafin justru tersenyum membawa Flor bersandar dalam pelukan.
"Barang apa maksudmu, hmm?"
Tangis Flor kembali hadir, "Aku menghilangkan gelang ..."
Mengeluarkan barang dimaksud dari saku celananya, sebelum Ghafin meraih tangan Flor dan memakaikannya.
"In, ini?"
"Iya itu gelang kamu."
"Ta, tapi kenapa bisa ada di kamu?"
Mencium kening Flor lagi, "Entahlah, aku nggak ingin menjawabnya. Dijaga baik-baik dan jangan sampai hilang lagi."
Flor melihat ke tangan Ghafin tapi cowok itu tidak memakai yang sama persis dengannya.
"Kamu nggak memakainya, berarti kamu udah lupain aku."
Tawa pelan Ghafin dia dengar selanjutnya cowok itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, meletakkan di atas meja tepat di depan sofa yang mereka dudukkan. Itu gelang sama seperti miliknya tersangkut manis bersama dengan kunci motor. Melihat hal itu membuat tangis Flor hadir lagi dia memeluk Ghafin hingga mereka kembali berbaring.
"Aku pikir ... kamu nggak membawanya ke mana-mana, tapi mulai dari sekarang aku mau gelang itu kamu pakai."
"Pakaikan."
Tertegun sejenak Flor mulai menyadari betapa dia sangat merindukan semua yang ada pada diri Ghafin. Tawa itu, tatapan mata itu, hingga perlakuan manisnya tidak mudah untuk dilupakan begitu saja.
Beranjak bangun dan menghapus air matanya tanpa sadar menetes lagi. Flor meraih kunci motor tersebut melepasnya cepat sebelum memakaikannya ke tangan Ghafin.
"Kita berpisah bertahun-tahun lamanya. Pertemuan singkat kita dulu dimasa SMA membuatku sadar bahwa kamu berarti dalam hidupku, hingga aku ingin mengikatmu dalam sebuah hubungan dan gelang kita ini menjadi saksinya."
"Ghaf ... seandainya kalau aku punya permintaan, apakah kamu mau menurutinya?"
"Rena kamu ingin apa?"
"Bolehkah?"
"Katakan apa itu? Jika aku sanggup aku akan melakukannya demi melihat senyum kamu, selalu."
"Menikahlah denganku, nikahi aku, lamar aku ... jadikan aku sebagai wanita paling bahagia di dunia ini, karena dapat menjadi istrimu,"
Tertegun atas perkataan Flor Ghafin justru terdiam kaku.
"Ghaf ... maukah kamu melakukan itu untukku?"
"Rena aku —"
"Katakan kamu mau menikah denganku ...? Mau hidup bersamaku, katakan kamu nggak berusaha menolakku Ghafin, kamu mencintaiku, kan?"
Meraih tubuh wanitanya ke dalam pelukan hanya itu yang bisa dia lakukan, saat mulutnya tidak bisa mengeluarkan sedikit pun kata-kata diinginkan oleh Flor. Seseorang sangat berharga di hidupnya namun ketika sebuah kenyataan memukul keras dirinya dengan tak kasatmata, perlahan Ghafin mulai menyerah pada takdir telah ditentukan oleh sang Pencipta. Baik untuk dirinya maupun untuk Flor wanita yang sangat dia cintai.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLA [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Aku bisa berbohong, Melalui bahasa tubuh tatapan dan perkataanku. Aku...