Loss

71 19 10
                                    

Mencari di mana keberadaan anaknya Hery melihat putri kesayangannya itu duduk di lantai meskipun ada kursi di samping dirinya. Memeluk kedua lutut dan membenamkan wajah ketika dia mendekat suara tangis sang anak terdengar.

Hati orang tua mana tidak sakit melihat anaknya terluka seperti ini? Hery berusaha kuat walau dia sama seperti lainnya mengkhawatirkan keadaan Kenids di dalam sana.

"Lila,"

Mengangkat kepala isak tangis Kalila semakin besar.

"Papa ....!"

Membawa anaknya berdiri lalu memeluknya.

"Kak Ken ..."

"Kita berdoa ya? Semoga Ken baik-baik saja, semoga dia bisa melewati masa kritisnya,"

"Lila merasa bersalah Pa ... Lila mengatakan benci Kak Ken Lila begitu jahat sekali, terlebih setelah tau kehidupan Kakak begitu kelam Papa ... bagaimana kalau terjadi apa-apa sama Kak Ken? Lila belum minta maaf,"

Mencium sayang kepala Kalila mencoba menenangkannya yang begitu kaget dengan semua ini.

"Lila melakukan kesalahan, Lila membenci Kakak tanpa tau sebenarnya Pa Lila jahat ...!"

"Nggak Sayang, Lila nggak jahat percayalah Ken juga menyayangimu. Dia anak yang kuat dia pasti bisa melewati masa kritisnya."

"Lila sedih Pa ... di sini, hati Lila begitu sakit ... mengetahui Kak Ken mencoba bunuh diri Papa Lila takut, Kak Ken sampai kenapa-napa ... Lila belum minta maaf padanya Pa ...!"

Kembali memeluk menangis bersama anaknya dan berdoa semoga semua baik-baik saja.

* * *

Menghapus air mata Kalila menyadari dirinya belum memberikan kabar kepada Ghafin. Bahwa Kenids berada di rumah sakit. Mengatakan betapa terlukanya dia di sini Papanya pergi melihat keadaan Velyn dan William. 

Lebih dari 5 kali dia menghubungi Kakaknya itu tapi tetap suara operator menjawab.

"Kak Ghafin ke mana?"

Mencoba menghubungi Defan berharap Defan menyampaikan kabar ini ke Ghafin.

"Lila,"

Suara Defan mengalihkan perhatiannya Kalila berlari mendekat.

"Defan udah hubungi Kak Ghafin? Kasih tau Kakak kalo Kak Ken ada di sini ... kasih tau Kak Ghafin kalo Kak Ken lagi kritis gue butuh Kak Ghafin di sini Defan ... gue takut ...!"

"Lila maaf ..."

Menatap Defan dengan bingung, "Defan gue nggak ada waktu buat hal lain, gue panik sekaligus takut kasih nih info sama Kak Ghafin, Defan tau Kak Ghafin lagi di mana? Ponselnya napa nggak aktif?"

Menarik Kalila ke dalam pelukan sebelum tubuhnya tersungkur jatuh bersama dengan Kalila. Defan tidak bisa lagi menahan air mata kesedihannya di koridor rumah sakit, di suasana sepi dia menumpahkan segala rasa sakit dan perasaan hancurnya.

"De, Defan napa?"

Menatap wajah Kalila dengan tangisan, "Kak Ghafin ..."

"Kak Ghafin napa? Defan napa lo nangis ...?!"

"Kak Ghafin udah pergi ..."

"Kak Ghafin pulang ke kost-nya? Kak Ghafin masuk kuliah ya besok? Tapi gue hubungi nggak aktif Defan, kasih tau Kakak ya nanti tentang Kak Ken,"

"Kak Ghafin pergi buat selama-lamanya ... Kak Ghafin dinyatakan meninggal satu jam lalu,"

Menatap Kalila yang diam Defan meraih tubuh itu berdiri hanya sesaat sebelum tubuhnya di dorong keras.

"Defan bercandanya nggak lucu! Maksudnya apaan?!"

"Lila maaf ... gue mohon maaf karna sembunyikan semua, tapi Kak Ghafin udah dinyatakan meninggal. Kak Ghafin udah pergi ninggalin kita semua."

Suara tawa Kalila dia dengar. Defan berusaha meraih tubuh itu ketika tubuhnya kembali di dorong selanjutnya suara tangis Kalila begitu menyayat hatinya.

"Nggak ..."

"Lila maafkan gue," Meraih tubuh itu dan memeluknya.

Defan menangis bersama dengan Kalila jatuh tidak sadarkan diri dalam pelukannya.

Semua menjadi kacau Defan tidak siap menerima musibah ini. Bahkan saat usianya menginjak 15 tahun. Dan dia baru menyadari semua kejadian menyedihkan ini dia tidak merasakannya sendiri. Ada Kalila juga ikut terluka tentu bersamanya.

Saat di mana remaja seperti mereka berdua merasakan hal bahagia, tapi nyatanya semua kejadian mengerikan dan kehilangan justru mereka rasakan. Defan kehilangan Kakaknya lalu satu-satunya orang dia salahkan juga kini sedang terbaring sekarat.

Dia ingin berlaku kejam bolehkah dirinya berharap Kenids juga pergi meninggalkan dunia ini? Menyusul kepergian Kakak yang paling dia sayang?

Agar rasa benci dan amarahnya terbalas secara impas.

* * *

KENLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang