Tepat 4 bulan kepergian orang yang dia cinta Kalila merasa hidupnya seakan begitu kelabu. Tapi dia masih punya Papa orang tua yang menyayanginya dan selalu memberikan semangat untuknya. Walau hampir setiap hari dia masih sering menangis merasakan kebahagiaan itu hanya sekejap saja, sebelum dirampas tak bersisa Kalila menyadari dia tidak lagi mempunyai sosok Kakak, seperti apa yang diinginkannya selama ini bahkan sejak kecil.
Baik Ghafin dan Kenids telah pergi tidak membiarkan Kalila mengatakan bahwa dirinya begitu menyayangi keduanya. Terutama Kenids Kalila bahkan belum mengatakan kalau dia mencintai Kakaknya. Perasaan sebelumnya dia berikan untuk Defan kini berpindah hati pada Kakaknya.
Kembali setetes air mata jatuh dengan cepat Kalila menghapusnya, dia mulai memasukan buku pelajaran ke dalam tas.
"Sayang, mie gorengnya sudah siap sedia."
Berjalan keluar melihat Papanya terlihat semangat pagi ini.
"Papa lagi senang ya? Ciee, ada apa ini? Cerita sama Lila?"
"Papa berhasil ajukan cuti kerja Sayang, Papa dkasih libur seminggu. Jadi kita bisa jalan-jalan ke mana pun yang kamu mau."
"Papa serius?!"
"Serius Sayang,"
Bergerak mendekat dan meloncat kegirangan memeluk Papanya.
"Akhirnya Papa dapat cuti liburan, asyik! Lila senang banget!"
"Kamu senang?"
"Sangat senang!"
Tawa keduanya terdengar menyenangkan lalu suara pintu diketuk mengalihkan perhatian mereka, membuat keduanya saling pandang kebingungan.
"Siapa ya Sayang?"
"Biar Lila aja yang buka Pa."
"Oke."
Berjalan menuju pintu ruang tamu Kalila mengintip dari balik jendela, terlihat seseorang sedang berdiri dan memegang nota kecil di tangan. Kalila membuka pintu tak lupa untuk tersenyum ramah.
"Dengan Kalila Arfreeya?"
Kalila mengangguk, "Iya aku sendiri Bang, ada apa ya?"
"Silahkan tanda tangan dulu, ada kiriman untuk Adik."
Memberikan tanda tangan pada buku yang ditunjuk lalu suara khas mengalihkan perhatiannya. Pria di hadapannya bergeser untuk memberikan pandangan pada Kalila secara penuh.
Gadis itu tertegun melihat seseorang berjalan mendekat dengan membawa sesuatu di tangan.
Seekor anak anjing kecil berbulu cokelat kini menarik perhatiannya. Hewan kecil itu dikeluarkan dari dalam kandang berukuran sedang sekarang berjalan di bawah kaki dengan cepat Kalila meraihnya.
Pandangan Kalila mulai mengabur karena air mata lalu apa arti dari semua ini?
"Kalau gitu saya segera permisi, anjingnya menggemaskan sekali dan selamat pagi."
2 orang petugas pengirim itu sudah pergi tapi Kalila masih berdiri diam. Menatap sosok kecil dalam gendongannya.
"Siapa yang datang Sayang? Apa ini? Lucu sekali untukmu Lila?" Ucap Hery berjalan mendekat.
"Papa ..."
"Lila kamu kenapa, Nak?"
"Ini dari Kak Ken ... dia memberikan hadiah ini berarti Kak Ken masih mengingat Lila 'kan Pa? Kakak baik-baik aja, kan? Kakak sedang berada di tempat yang aman ... apa itu artinya Lila masih bisa berharap bahwa suatu hari nanti ... Kakak akan pulang? Kakak berada di hadapan Lila lagi? Papa iya bukan?"
Membawa anaknya ke dalam pelukan Hery berdoa untuk impian anaknya kelak. Walau dia harus menerima fakta bahwa itu tidak akan pernah mungkin terjadi.
"Selamat pagi,"
Kalila menoleh pandangannya bertemu dengan wajah cantik di hadapannya.
"Kak Flo?" Menghapus air matanya Kalila berusaha tersenyum dan berjalan mendekat.
"Iya ini gue Flo. Apa kedatangan gue pagi ini nggak tepat?"
"Kak Flo apa kabar?"
Tangannya terulur menghapus air mata kembali keluar di mata Kalila.
"Maaf baru bisa ke sini setelah sekian lama, gue bersedih lama dalam rasa kehilangan."
Pandangan Flor tertuju pada anjing kecil dalam gendongan Kalila.
"Lucu sekali, siapa namanya?"
"Belum tau Kak, baru dapetin pagi ini."
"Apa dari seseorang yang berarti? Apa gue benar? Lila ada amanah harusnya gue sampaikan sejak beberapa bulan lalu."
"Amanah apa?"
"Dari Ghafin buat lo. Dalam surat yang dia kasih ke gue, Ghafin titip pesan kalo dia sayang sama lo, rasa sayangnya setara sama Defan."
"Kakak ...!"
Meraih Kalila ke dalam pelukan Flor berusaha memberikan semangat saat dia melihat Kalila menangis seperti ini.
"Kita sama-sama kehilangan dan kita juga sama-sama kembali buat nata hidup. Gue mau lo kayak gitu Lila, gue juga bakal sama bangkit dari nih kesedihan, apa kita bisa lakuin bareng?"
"Iya Kak ..."
"Oh iya, siapa nama anjing kecil ini? Lo harus tentuin sekarang agar bisa manggil penuh kasih sayang, gue juga bakal cepat tau namanya."
"Kakak mau gendong dia?"
"Dengan senang hati lucunya." Ucap Flor meraih anjing kecil itu sebelum menciumnya gemas.
"Namanya Kuma. Nggak tau napa nama itu pas buat dia Kak, gue kepikiran nama Kuma gitu aja."
"Halo Kuma! Kenalin gue Flo, oke?"
Kalila mengangguk bersama tangisnya yang kembali hadir. Dia menyandarkan kepala dalam dekapan Papanya. Dan Flor tersenyum saat air matanya juga keluar di hadapan Kalila dan Papa dari gadis itu.
Mereka berdua adalah sama berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain. Walau baru kenal dan memulai perkenalan tersebut dalam waktu singkat. Ini adalah hidup ada saat masa di mana kita mengalami kesedihan luar biasa serta rasa sakit tak kasatmata terus menghantui. Namun baik Flor dan Kalila percaya akan ada pelangi setelah hujan badai, akan ada kebahagiaan setelah luka mendalam.
Life.
( Kuma )
_____________End_______________
AKHIRNYA !!!!
Senangnya itu adalah ketika kamu dapat menyelesaikan ceritamu tanpa kurang satu kata pun. Tidak terasa ya "Kenla" udah kelar aja, rasanya baru aku update part awal hihi! Terima kasih banyak buat kalian yang tetap setia dari awal hingga akhir support aku banget untuk selesaikan cerita ini, sayang kalian semua pembaca setiaku!
KAMU SEDANG MEMBACA
KENLA [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Aku bisa berbohong, Melalui bahasa tubuh tatapan dan perkataanku. Aku...