Our day

386 48 5
                                    

"Sudah cantik"

Shuhus tersenyum ketika menerima jepitan mahkota kecil di kepalanya yang diberiukan oleh Nyonya Judith.

"Terima kasih tante" jawab Shuhua "Mama sayang, Mama Krystal" ucap Krystal sambil tersenyum menatap Shuhua yang tampak cantik dengan balutan kebaya putihnya.

"Guanlin pasti pangling, mama tinggal ya. Nanti mama jemput lagi ke atas kalau orang sudah selesai ijab. Kamu tunggu di sini" ujar Krystal sambil mengelus lengan Shuhua kemudian beranjak pergi dari kamar itu.

Shuhua duduk menatap pantulan dirinya di cermin. Dia masih gak nyangka, di umurnya yang ke 19 dia udah harus menikah. Dengan Guanlin. Kakak tingkat yang menemukan nametagnya waktu orientasi, kakak tingkat yang mengerjainya dengan surat cinta palsu, kakak tingkat yang membuatnya menangis karena salah paham, dan kakak tingkat yang selalu ada di sampingnya bahkan ketika Shuhua ngerasa dia bisa menghadapi dunia sendirian.

Tangan Shuhua terulur untuk menyentuh perut ratanya. Tidak, hingga detik ini Shuhua gak pernah nyalahin kehadiran anaknya. Ini adalah kesalahannya dan Guanlin tapi anaknya bukan kesalahan. Shuhua masih harus bersyukur ketika Guanlin melapangkan tangannya untuk memeluk Shuhua dan bertanggung jawab atas anak ini. Karena Shuhua tahu di luar sana banyak laki-laki yang tidak mau bertanggung jawab seperti Guanlin.

Hari ini hari bahagianya dan Shuhua tidak boleh menangis.

Decitan pintu mengalihkan perhatian Shuhua dan menemukan mamanya berdiri di sana membuat Shuhua berdiri dan memeluk sang ibu. Tangisnya pecah. Shuhua masih merasa bersalah, walaupun di depannya kedua orang tuanya masih bisa tersenyum rasa sakit hati pasti ada. Shuhua yakin itu.

"Loh? Anak mama kenapa nangis? Nanti make upnya luntur loh" ucap mamanya sambil terkekeh dan ikut menahan harunya ketika mendengar permintaan maaf dari anaknya.

"Ma, maafin Sha belum bisa bikin mama sama papa bangga. Maafin Sha yang harus ninggalin mama sama papa, Sha belum puas. Sha masih mau manja-manja sama mama sama papa" isak Shuhua pelan.

"Mama sama papa selalu maafin kamu sayang. Jangan pernah sungkan buat manja-manja sama mama sama papa. Nanti kalau cucu mama udah lahir, jangan harap kamu bisa manja-manjaan sama kita" sahut mamanya sambil menyentil ujung hidung Shuhua.

"Ayo turun, Guanlin udah berhasil tuh ngucapin ijabnya"

***

Mata Guanlin gak ngedip dari Shuhua dateng sampai kini Shuhua udah berdiri di sampingnya sambil nyalamin seluruh tamu undangan mereka. Shuhua sendiri sadar daritadi Guanlin ngeliatin dia tapi dia berusaha gak peduli karena masih harus berbincang dengan undangan mereka.

"Ada yang salah sama muka aku?" tanya Shuhua "Ada" sahut Guanlin yang bikin Shuhua noleh kaget.

"Hah? Apa?" tanya Shuhua panik "Salah banget, makin cantik aku jadi pengen liatin kamu terus"































"WOO BUCENNN"

Bukan.

Bukan Shuhua yang teriak.

Tapi Daehwi sama Haechan yang tanpa mereka sadar teman-temannya udah berdiri di panggung buat nyalamin mereka. Shuhua ketawa ngeliat semuanya, lucu karena serentak pakai baju kembaran.

Terlebih Daehwi sama Haechan yang bajunya gak ada bedanya sama sekali. Guanlin sengaja, katanya biar akur.

"Fotoan yokk" ajak Nancy sambil menyuruh teman-temannya yang lain buat nyusun barisan.

"Gue tengah gue tengah" sahut Felix yang bikin dia ditoyor sama Jeno. "Emang lo yang nikah" sindir Jeno yang bikin Felix mencebik.

"Bodo amat Lix, gece lah pegel nihh" sahut Somi yang membuat mereka langsung memasang gaya ke arah kamera.

Beautiful [Lai Guanlin x Yeh Shuhua] x MillenialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang