Minhyungie, Let's Just Break Up...

22.4K 2.8K 209
                                    

Haii jangan lupa vote dan komen gaiss

Makasih buat yang udah vote dan komen di chap kemaren. Ini buat yang kemaren nyariin Makeuli, waktu dan tempat dipersilahkan 😆

•••

•••

•••

Haechan dan Mark itu sebenarnya sama. Sama-sama baru merasakan jatuh cinta. Mark adalah pacar pertamanya dan orang yang sukses membuatnya merasakan cinta sedalam ini. Mark juga adalah orang yang membuatnya merasakan sakitnya cinta itu sendiri.

Gadis itu. Bahkan Haechan tak ingin mengingat namanya. Dia tunangan Mark. Dia memakai cincin yang dipamerkan Mark di instagramnya. Mark pasti memakai pasangannyakan? Membayangkan hal itu membuat Haechan menjatuhkan air matanya lagi. Kalau memang menjadi pacar Mark menyakitkan seperti ini, lebih baik dia tidak menerima pernyataan cintanya saat itu.

Selama ini Mark bersikap seakan-akan dia adalah segalanya bagi laki-laki itu. Seakan seluruh hidup Mark berotasi padanya. Padahal nyatanya dia menemukan pusat rotasi lain dan meninggalkannya begitu saja.

"Chanie, berhenti menangis... " ucap Jaemin menghapus air mata Haechan yang terus mengalir. Dia seakan bisa merasakan kesakitan Haechan.

"Lihat matamu sudah bengkak... " Renjun menambahi.

"Ti-tidak bi-bisa... Ra-rasanya sa-sakit. Ma-makanya dia te-terus ke-keluar" jawab Haechan kepayahan. Hidungnya memerah dan tersumbat. Dia juga kesulitan bernafas karena hal itu.

"Apa aku harus membunuh gadis itu? Atau ku bunuh Mark saja? " tanya Renjun seakan membunuh adalah perbuatan legal.

Haechan menggeleng kuat.

"Kita kembali ke kelas ya? Sebentar lagi jam pulang" ajak Renjun. Ya. Sedari tadi mereka membolos. Membolos di UKS.

"A—aku tunggu di—disini saja. Am—ambilkan tasku ya... A—aku akan meng—hubungi Johnny hyung agar men—menjemputku disini" jawab Haechan.

"Baiklah... "

Mereka meninggalkan Haechan sendirian di UKS. Haechan sendiri langsung mengirim pesan pada Johnny agar menjemputnya di UKS. Dia menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya dan Mark sebagai wallpaper. Itu diambil ketika kencan mereka yang entah keberapa. Mark menepati janjinya ketika mengatakan akan mengganti pernyataan cinta tak romantisnya dengan ribuan kencan romantis. Dia melakukan itu. Haechan dapat merasakan bahwa Mark memperlakukannya sebagai seorang yang sangat berharga disetiap kencan mereka. Tapi hari ini laki-laki itu mematahkan presepsinya. Dia bukan satu-satunya.

"Chan? "

Haechan menoleh. Disana berdiri Johnny yang baru saja membuka pintu UKS.

"Hyung~" Haechan mencebik dengan mata berkaca dan merentangkan tangannya meminta sebuah pelukan. Johnny melakukannya. Memeluk Haechan dan mengusap lembut kepalanya.

"Ada apa? Kau sakit? " tanya Johnny menjauhkan kepala Haechan dari dadanya.

"Ne... Sangat sakit... " jawab Haechan terisak.

"Astaga Chanie! Bagian mana yang sakit?!" tanya Johnny panik. Pasalnya Haechan menangis yang mana matanya sendiri sudah bengkak.

"Disini... " jawab Haechan menunjuk dadanya.

"Apa? Kenapa bisa sakit? Kita ke rumah sakit saja ya? "

Haechan menggeleng.

"Dokter tidak bisa mengobatinya hyung..."

"Ke-kenapa tidak bisa? " tanya Johnny semakin panik.

"Karena Mark yang memberi rasa sakitnya. Jadi dokter tak akan bisa menyembuhkan... " jawab Haechan dalam tangisnya.

"Mark? Apa yang sudah dilakukannya padamu? "

"Hyung tidak tau? Dia sudah bertunangan... " jawab Haechan teredam tangisannya.

"A-apa? Bertunangan? Dengan siapa? " Johnny bertanya. Dia sama sekali tidak tau. Yang dia tau Mark itu sangat mencintai adiknya.

Haechan menggeleng tak ingin menjawab. Dia tak ingin mengingat gadis itu.

"Hyung, ayo pulang... "

"Hmm... Ayo pulang dan kau harus berhenti menangis. Aku tidak suka. Aku akan memberinya pelajaran karena sudah berani menyakitimu... " ucap Johnny menghapus air mata Haechan.

"Jangan. Aku saja yang melakukannya..." Haechan melarang Johnny untuk melakukan sesuatu pada Mark. Dia tidak ingin mereka bertengkar dan merusak persahabatan mereka karena dirinya.

"Baiklah. Apapun untuk adikku... "

"Chan, ini tasmu... " ucap Renjun yang baru kembali dari kelas bersama Jaemin.

"Gomawo... "

"Hmm... Kami duluan ya"

"Oke"

Johnny menggandeng tangan Haechan sepanjang mereka berjalan menuju tempat parkir yang masih banyak di lewati orang. Haechan sudah tidak menangis. Tapi suara yang memanggilnya dengan panggilan sayangnya itu membuatnya ingin kembali menangis. 

"Haechanie, sayang aku memanggilmu sedari tadi... " ucap Mark menarik tangan Haechan hingga mengakibatkan genggaman Johnny terlepas.

"Kau sialan—"

"Hyung... " Haechan memperingatkan Johnny yang akan memarahi dan mungkin memukul Mark. Setelahnya dia menarik tangannya secara halus dari genggaman Mark.

"Maaf ya, aku tidak menjemputmu tadi pagi. Sekarang ayo pulang bersama... " ajak Mark meraih tangan Haechan yang berakhir ditolak.

"Minhyungie... Aku mengerti kau tidak menjemputku tadi pagi. Tidak apa-apa. Aku mengerti kau memiliki orang lain yang harus kau jemput mulai sekarang. Tidak apa-apa. Aku mengerti hidupmu bukan tentang aku lagi. Itupun juga tidak apa-apa. Semua orang bisa berubah... " Haechan menghapus air matanya yang kembali jatuh lagi.

"Sayang... "

"Yang aku tidak mengerti, kenapa kau masih mencariku? Kenapa masih berusaha menggenggam tanganku? Kenapa masih memanggilku sayang? Kenapa?"

"Chan—"

"Sekarang bukankah Minhyungie sudah memiliki orang lain untuk dipanggil sayang? Tunanganmu cantik dan cincin kalian juga sangat bagus sekali. Kau bahkan mempostingnya di instagram"
"Sayang, tentang itu aku bisa jelaskan. Ayo pergi ke tempat lain... " ajak Mark. Banyak orang yang sudah memperhatikan mereka. Dia tidak nyaman.

"Tidak usah. Aku sudah mengerti kok..." tolak Haechan tersenyum menghapus air matanya.

"Minhyungie... Let's just break up" ucap Haechan dan melangkah meninggalkan Mark.

•••

•••

•••

-Kkeut-

Hayolo...  Diputusin kan jadinya


Adorable Haechan [Markhyuck].[END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang