Calon Menantu

28.4K 3.5K 226
                                    

Haii jangan lupa vote dan komen gaiss

•••

•••

•••

Bagi Yura, Haechan itu adalah defenisi dari sempurna. Dia bagaikan boneka berjalan. Dia manis dan menggemaskan. Hingga Yura tidak akan pernah lelah memberikan tatapan memuja padanya. Katakan dia maniak. Tapi tak apa asalkan itu Haechan.

Masih di hari yang sama ketika Haechan menginap di rumah Mark. Yura membuatkannya strawberry milkshake yang sangat segar.

Katanya itu spesial untuk adik ipar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya itu spesial untuk adik ipar. Terkadang dia merasa aneh saat Yura terus menyebutnya adik ipar. Pikiran Haechan akan melayang hingga membayangkan Mark Lee benar-benar pacarnya. Pipinya akan merona dengan sendirinya dan akan kemudian merutuk betapa bodohnya dia menghayalkan Mark -menyebalkan mesum- Lee adalah pacarnya.

"Haechanie~" panggil Yura.

"Ya noona? "

"Menurutmu Mark itu bagaimana? " tanya Yura bertopang dagu menatap Haechan. Haechan tampak berpikir dan terus menggigiti bibirnya karena bingung harus menjawab apa.

"Noona, apa aku harus jujur? "

"Hm'm. Tak boleh berkata bohong tentang calon suami sendiri" jawab Yura membuat Haechan nyaris tersedak liurnya sendiri.

"Tapi Mark bukan calon suamiku~" Haechan tanpa sadar merengek dengan agyeonya.

"Adik ipar~ Akan kupastikan kalian menikah dan aku yang akan berdiri paling depan untuk memotret ciuman di hari pemberkatan kalian ketika hari itu datang" ucap Yura membuat Haechan merona dengan sendirinya.

"Mark itu menyebalkan dan mesum. Jadi noona, aku tidak akan menikah dengannya!"

"Oh ya? Kupegang kata-katamu. Kalau nanti kalian menikah, kau harus membagi rekaman malam pertama kalian. Bagaimana? " tanya Yura.

"Noona kenapa mesum sekali sih? Kalian adik kakak sama saja! " Haechan merengut dengan wajah memerah sempurna.

"Ughh...Haechanie kenapa lucu sekali??? " Yura mencubiti kedua pipi Haechan karena terlalu gemas. Sementara yg dicubit hanya bisa pasrah.

"Lee Yura berhenti mencubiti pipinya" ucap Mark yang baru saja memasuki dapur. Ya sedari tadi mereka mengobrol di meja makan.

"Uri Mark Lee protektif sekali~ Pacarnya tidak boleh disentuh~" ucap Yura menggoda.

"Bukan protektif Yura bodoh. Nanti Johnny bisa marah padaku kalau wajah adik kesayangannya berubah bentuk ketika dia pulang dan sudah berapa kali kukatakan Haechan bukan pacarku! "
Benarkan Mark itu menyebalkan. Rasanya Haechan ingin menusuk matanya dengan sedotan yang sedang diemutnya. Mark pikir wajahnya playdough yang bisa berubah bentuk kalau dicubit?

"Ya ya terserah kau. Haechanie~ bagaimana kalau kita mengantar Ruby jalan-jalan? " tanya Yura.

"Ruby? "

"Hmm... Anjing yang kau temukan di sungai Han"

"Ah! Kaja noona!" seru Haechan.
Akhirnya mereka pergi meninggalkan Mark sendirian di rumah. Kadang Mark berpikir. Sebenarnya yang adik Yura itu siapa? Dengannya tak pernah berbicara semanis dia berbicara dengan Haechan. Apa karena Haechan itu memiliki pesona yang tak bisa ditolak?

Haechan dan Yura kembali ke rumah setelah jam menunjukkan jam makan malam. Mereka terlalu menikmati waktu bersama hingga tak sadar hari sudah malam.

"Noona~ Apa Ruby boleh untukku saja? Habisnya dia lucu sekali sih... " ucap Haechan ketika memasuki rumah.

"Tapi ini anjing Mark. Coba minta padanya. Tapi pasti dikasih, kaukan pacarnya... "

"Noona~" Haechan merengut. Dia bukan pacar Mark.

"Yura? " panggilan itu membuat Haechan dan Yura menoleh. Disana berdiri seorang wanita paruh baya menatap mereka penuh tanya.

"Ibu? Ibu sudah pulang? Katanya dua minggu... " ucap Yura menghampiri wanita yang ternyata ibunya.

"Tidak jadi. Ayahmu berhasil memenangkan tendernya dengan cepat... "

"Ooh"

"Lalu itu siapa? " tanya Nyonya Lee menatap Haechan yang sempat terlupakan. Dia berdiri dengan canggung sambil terus memilin tali leher milik Ruby.

"Akan aku kenalkan! " seru Yura menghampiri Haechan dan menariknya ke hadapan ibunya.

"Ibu... Ini Haechanie~ Calon menantu ibu! " Yura mengenalkan Haechan dengan senyum manisnya yang tak pernah lepas.

"Apa?! " itu bukan Nyonya Lee. Tapi Tuan Lee. Teriakan itu mengagetkan mereka semua.

"Ayah! Kenapa berteriak? " ini Mark yang datang karena mendengar teriakan ayahnya.

"Mark, kakakmu mengenalkan pacar brondongnya sebagai calon menantu kepada ibu" ucap Nyonya Lee menatap Haechan yang sudah mengkerut takut di belakang Yura. Orangtua Mark kok menyeramkan sih? Pikirnya.

"Ibu~~ Ini bukan pacarku! Tapi pacar Mark! " seru Yura kesal. Dia langsung menarik Haechan yang berdiri di belakangnya.

"Bagaimana? Maniskan~ " ucap Yura. Tuan dan nyonya Lee menatap Haechan. Tak jauh beda. Memuja. Sementara yang ditatap sudah merasa tak nyaman.

"Sudah! Berhenti menatapnya seperti itu! Dia tidak nyaman! " seru Mark menarik Haechan dari hadapan kedua orangtuanya dan membawanya pergi.

"Mark, ibu ingin berkenalan dengan calon menantu! Kenapa kau membawanya pergi? "

Tuhkan. Haechan harus bagaimana menghadapi keluarga ini? Sekarang dia dianggap sebagai calon menantu.

"Tapi ibu dia ini bukan pacarku! Bagaimana bisa dia jadi menantu kalian?! Jangan dengarkan Yura bodoh itu! " seru Mark tanpa menoleh dan terus menarik tangan Haechan. Sementara Haechan terus menatap tautan tangannya dengan Mark.

 Sementara Haechan terus menatap tautan tangannya dengan Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
•••
-Kkeut-

Adorable Haechan [Markhyuck].[END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang