Delivery

30.6K 3.7K 204
                                    

Haii...
Jangan lupa vote dan komen gaiss

•••

•••

•••

Haechan keluar dari kamar mandinya setelah selesai dengan kegiatan menggosok gigi dan mencuci wajahnya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sebenarnya Haechan tidak bisa tidur. Dia masih mengingat kejadian yang dilewatinya hari ini. Untung saja Mark sudah pulang dan tidak menginap disini lagi. Kalau dia masih disini, itu sungguh berbahaya untuk Haechan. Diakan si mesum yang suka memperhatikan bokong Haechan. Tapi Haechan sempat mengakui dalam hatinya kalau masakan yang dibuat Mark itu enak. Ya enak sekali. Haechan bukannya memuji. Dia hanya merasa luar biasa sekali orang menyebalkan tapi dipuja banyak orang macam Mark bisa memasak. Biasanya orang macam Mark kalau di drama-drama yang sering ditontonnyakan hanya tau tentang berkelahi, membuli, balapan liar, minum minuman keras dan bermain wanita.

Haechan sudah berbaring dan menutup tubuhnya dengan selimut hingga dagu ketika ponselnya berdering. Dia langsung meraihnya dan menemukan satu nomor baru yang tak dikenalnya disana.

"Yeoboseo?" sapa Haechan.

"Yeoboseo... Saya mau pesan chicken honey combonya satu dan tolong antar ke jalan *** no 69"  jawab suara di seberang sana.

"Ha?! " Haechan mengorek kupingnya berharap dia salah dengar. Apa-apaan memesan chicken honey combo padanya? Apa orang itu berpikir ini no delivery?

"Maaf ahjusii-"

"Ahjusii?! " pekik sosok di seberang sana membuat telinga Haechan berdenging. Lagi pula apa salahnya dia memanggil ahjussi? Suaranya saja seperti om-om pedhofil begitu.

"Kau ini pegawai seperti apa tidak sopan sekali. Aku pelangganmu! " orang itu membentak marah.

"Tapi ini bukan restoran ayam ahjussi" jawab Haechan benar-benar kesal.

"Yak! Aku mendapatkan nomor ini atas rekomendasi temanku! Kau jangan mempermainkanku! " teriakan itu kembali membuat telinga Haechan berdengung. Dia langsung mematikan sambungannya dan melempar ponselnya asal.

"Apa-apaan? Dasar orang gila" kesal Haechan. Tapi tak lama setelah itu ponsel Haechan berdering lagi. Dia meraihnya dan mengangkat panggilan itu. Haechan bodoh entah apa. Jelas itu masih nomor pemanggil yang sama dan dia menjawabnya.

"Kau dasar tidak sopan! Memutus panggilan begitu saja! "

"Ya orang gila! Kau salah sambung! " teriak Haechan. Mengatai orang lain gila. Sementara dirinya lebih gila lagi menjawab panggilan orang gila.

"Yak! Mwo?! "

"Mati saja kau! " teriak Haechan.

"Ap- Lalu ini nomor siapa? Kau mau mengatakan temanku mengerjaiku begitu?"

"Tanyakan saja pada temanmu itu ahjussi"

"Berhenti memanggilku ahjusii. Kau pikir aku setua itu? "

"Tapi suaramu seperti pamanku"

"Tapi aku bukan pamanmu. Panggil aku sayang saja bagaimana? "

"Ap-"

"Aku tidak jadi memesan chicken honey combo. Aku pesan hatimu saja bagaimana? "

"Ha? "

"Aku pesan hatimu dengan rasa sayang" suara itu mengalun di ujung panggilan mereka. Haechan melongo. Bagaimana bisa dia meladeni orang aneh seperti ini? Bagaimana kalau orang ini bagian dari prostitusi? Haechan tidak ingin terjerat dan menjadi seperti mereka yang sering diberitakan di Tv. Haechan menutup panggilannya dan mematikan ponselnya. Orang ini menyeramkan.

Tapi malam itu bukanlah malam terakhir nomor itu menghubungi Haechan. Bahkan Haechan menyimpannya dengan nama "Stranger". Memang kurang kerjaan, tapi Haechan merasa menyambung mengobrol dengan orang asing itu. Dia rajin membangunkan Haechan di pagi hari. Menanyakan sudah makan apa belum. Menanyakan kegiatannya seharian. Menanyakan apakah Haechan sudah punya pacar atau belum karena kalau belum dia ingin mencalonkan diri. Dan Haechan meladeni orang asing yang terasa seperti pacar itu. Ujung-ujungnyakan dia jadi baper sendiri.

•••

•••

•••
-Kkeut-
Entah saiya nulis apa ini. Rasanya mau ketawa sendiri saking gaje nya. Ha ha
Makasih buat yang tetap baca

Adorable Haechan [Markhyuck].[END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang