"Aku gak mau putus. Kamu apa-apaan sih ngomong kaya gitu?! Otak kamu lagi panas, makanya ngomongnya ngawur gitu."
Taehyung menggeleng tanda gak main- main. "Aku beneran. Aku lagi nggak main main kak. Lagian juga, ini cuma break, bukan putus!"
Mata Jungkook merah; menandakan kalo cowok itu emosi. Bahkan tangannya ngepal di sisi tubuh.
"Tarik ucapan kamu."
"Nggak! Aku. Mau. Break!"
Brak!
Tembok samping Taehyung jadi sasaran amukan cowok Jeon itu. Ditinju keras. Taehyung tutup matanya karna kaget, lalu buka mata, dan lihat tangan Jungkook yang merah. Bahkan ada sedikit darah.
"Jung.."
Baru Taehyung mau sentuh tangan Jungkook, tapi langsung di tepis sama si empu.
"Aku nggak mau break, kamu ngerti?" Setelah itu, Jungkook melenggang pergi.
Taehyung basahi bibirnya cemas. Sumpah, Jungkook serem banget kalau marah. Dia gak pernah liat cowok Jeon semarah ini sebelumnya. Apalagi sampai tinju tembok yang gak bersalah.
***
"Tae, muka pucet gitu kenapa?"
Lisa tanya cowok Kim itu waktu lihat muka Taehyung yang agak pucet.
Taehyung gelengin kepalanya, "Nggak. Nggak papa kok."
"Abis kesambet setan ya?" Tanya Seongwoo, yang berhasil dapat cubitan dari Lisa.
"Lo kalo ngomong jangan asal dong!"
"Lah, gue kan cuma nebak doang!"
Taehyung hela nafas kasar, "Jangan berisik, please? Pala gue pening." Wajahnya di telungkupin ke meja dengan di sangga tangan.
Nayeon tatap Lisa dan Seongwoo, seperti kode-kodean gitu. Lalu cewek Im itu hela nafas, tau kalau 2 temennya gak peka.
"Tae, mau gue beliin makan?" Nayeon tanya pelan, dan dijawab gelengan dari Taehyung.
"Nggak usah Nay, gue gak laper kok."
"Eum.. yaudah deh. Kita ke kantin ya Tae, kalo mau makan telfon."
Taehyung ngangguk. Nayeon langsung seret Lisa dan Seongwoo biar menjauh, tahu kalo cowok Kim itu lagi pengen sendiri.
Bisa dibilang, kalau Taehyung ngerasa bersalah karna bilang kata break ke pacarnya. Terlanjut emosi lihat cewek 'gatel' itu deketin pacar, dan Taehyung spontan bilang break.
Apalagi di dapat respon dari Jungkook yang sebegitu marahnya, sampe tinju tembok.
Katanya mau bersikap dewasa karna ini bukan waktunya main-main lagi, tapi labilnya belum bisa ke kontrol. Emosi masih belum terkendali, seringkali buat Taehyung kelepasan bertindak tanpa di fikir. Akibatnya ya nyesel sendiri, galau sendiri.
Padahal, Taehyung itu bukan tipe orang yang suka galau-galauan. Kalau ada masalah, harus di selesaikan cepat-cepat, itu prinsipnya.
"Bangun kamu, makan dulu."
Mata Taehyung makin ketutup erat waktu denger suara orang yang terlalu familiar di telinga, otak, dan hati. Hidung nya bisa hirup wangi parfume yang dia suka.
"Nggak mau bangun? Gue pergi kalau nggak mau."
Masih tetep pada posisi awal, padahal hatinya teriak biar cowok itu tetep disini. Setetes air mata jatuh tanpa di ketahui.
"Tck! Terserahlah, ngeyel memang!"
Begitu orang tersebut mau melangkah pergi, Taehyung langsung beranjak bangun, dan peluk punggung tegap itu. Isakan terdengar.
"Jang–jangan pergi! hiks... maaf!"
Jungkook senyum kecil, beralih balik badan dan peluk si kesayangan yang masih terisak. Tangannya melingkar di pinggang kesayangan, biarin manisnya tenggelemin wajah di dadanya.
"Ngapain nangis? Cengeng!"
"Bodo! Gak perduli!"
"Tck! Gak tahu diri. Mantan udah baik-baik dateng ke kelas karna kata temennya kamu belum makan."
Taehyung langsung mendongak ketika denger kata mantan, alisnya nukik gak suka. "Apa mantan-mantan! Nggak mau mantan!"
"Lho, bukannya tadi ada yang bilang mau break, ya? Nggak jadi?"
Wajah Taehyung merengut gak suka, gigit dagu pemuda Jeon itu dengan kuat. "Nggak! Kamu sendiri gak setuju! Jadi gak jadi!"
"Hoo, gak jadi?"
"Nggak!"
"Makanya..!" Dahi Taehyung diketuk, dan dikecup kemudian. "Kalo ngomong difikir dulu! nyesel sendiri 'kan akhirnya."
"Ya kamunya ngeselin!"
"Ngeselin kenapa?"
"Ya pokoknya ngeselin!"
Omong-omong, mereka masih dalam posisi sama. Dimana Jungkook yang masih peluk pinggang man—pacarnya dengan posisi berdiri. Taehyung juga nyamanin diri dipelukan.
"Mau makan?" Jungkook tanya, bibirnya beri kecupan berulang kali di dahi pacar.
Taehyung ngangguk dalam pelukan, "Iya. Gara-gara kamu aku nggak makan! Pokoknya traktir apa yang aku mau!"
"Ya.. aku aja yang disalahin terus. Bahkan kamu bilang break tadi, buat sakit hati. Tapi kamu gak ada minta maaf sekalipun."
Taehyung langsung bungkam, tangannya yang pegang bisep pacar turun perlahan. Jungkook ubah rautnya jadi datar, tapi pelukan belum dilepas. Senyum kecil terpatri diraut wajah cowok Jeon kemudian.
"Kamu.. marah?" Taehyung bercicit kecil.
"Kutanya, siapa yang gak marah kalo pacar putusin hubungan sepihak tanpa ada kejelasan?"
"Oh.." Taehyung lepasin pelukan. Berdiri depan pacar dengan kepala tertunduk, dan tangan yang meremat satu sama lain. "Maaf?"
"Hmm?"
"Maaf.." Taehyung mendongak, tatap wajah Jungkook takut-takut. "Maaf udah bikin sakit hati. Aku kekanakan sekali, ya?"
Jungkook beri tawa kecil, tangannya kembali peluk badan pacar. "Iya, dimaafin kok. Jangan gitu mukanya, jelek."
"Beneran udah gak marah?" Tangan Taehyung perlahan merambat ke bisep kembali. "Beneran, 'kan?"
"Segitu takutnya aku marah?"
"Ya 'kan kamu kalau marah serem. Tembok yang gak punya salah aja ditonjok."
Jungkook ketawa kecil, ketuk dahi pacar, dan dikecup kemudian. "Iya, maaf. Habis yang ada disitu cuma ada kamu, aku, sama tembok. Nggak mungkin 'kan aku tonjok kamu?"
"Lho, berani tonjok aku?"
"Lho, ya enggak dong.."
Taehyung ketawa kecil, peluk leher pacar dengan erat. Dalam hati tersentuh karna Jungkook segitu gak gengsinya untuk bilang maaf, sedangkan dia harus ada drama-drama picisan dulu.
"Yaudah ayok makan dulu. Kamu janji traktir aku," kata Taehyung.
"Iya, ayo kantin."
Tibici.
Udah? Kaya gini doang? Nggak ada drama-drama?
Iya, gini doang, hehe. Nggak suka ada drama terlalu berlebihan. Tinggal gengsi ilangin satu-satu, perbanyak komunikasi, dan masalah teratasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Fanfiction[KookV Fanfiction] [Finish] Mereka berdua backstreet; pacaran diem-diem. Keduanya terhalang restu orang tua. KookV Pict from pinterest.