"Udah ku bilang berapa kali, kalo abis ngerokok atau minum itu sampahnya di buang! Masih aja bengal! Liat? Apartemenmu kata pembuangan sampah, kotor berserakan!"
Sedari tadi, Taehyung gak berhentiin omelannya ke pacar sebab keadaan apartemen yang kacau. Sampah bungkus mie yang berserakan di meja counter, kaleng cola dan gelas kopi yang berserakan di meja ruang TV, juga ada gelas piring yang belum di cuci.
Taehyung di buat pusing sama semuanya. Niat hati ke apartemen pacar karna kangen, tapi rasa kangennya terganti sama rasa kesel karna punya pacar yang jorok. Sebel!
Jungkook garuk perut absnya yang terekspos karna dia gak pake baju, nyengir polos ke pacarnya yang lagi mendelik sambil lipat tangan di dada.
"Namanya laki-laki, Yang, wajar kalo beran—"
"Aku laki kalo kamu lupa, tapi nggak berantakan kaya kamu, tuh." Taehyung gulung lengang sweaternya, ambilin gelas-gelas yang berserakan di meja dan di bawa ke washtafle untuk di cuci.
Jungkook jalan mendekat, berdiri di samping pacarnya yang lagi cuci piring. "Eiy, sini aku aja yang cuci. Kamu duduk aja sana, biar aku."
"Biar aku, biar aku, kalo gini aja baru bilang biar aku! Kemaren-kemaren ini cucian piring banyak, kenapa gak di kerjain?!"
Kena semprot lagi. Jungkook hela nafas, harus sabar hadapi pacar yang dalam mode galak. Dia lirik makanan di meja makan. Taehyung tadi sempat beli untuk sarapan mereka sebelum berangkat.
"Makan aja sana, aku tau kamu belum makan." Baru Taehyung mau ngomel lagi, Jungkook buru-buru potong; "Udah, jangan ngomel lagi. Sana."
Akhirnya Taehyung nurut. Biarin Jungkook cuci piring, sedangkan dia beranjak ke meja makan. Duduk di bangku meja makan, dan buka sterofoam berisi bubur ayam yang dia beli.
"Kak, selesai kerja kapan?" pertanyaan yang ada di dalam otaknya selama berapa hari ini, akhirnya Taehyung lontarkan.
Jungkook di tempatnya sempat berhenti cuci piring sebentar, menoleh ke pacar yang tatap polos. "Kenapa memang? Kangen?"
"Iya." Jujur, selama kerja, Jungkook jarang ada waktu. Taehyung maklumkan karna pacarnya memang sibuk beneran — bukan sibuk-sibukkan. Kerja sambil nyusun skripsi yang entah kapan selesai. Taehyung kangen, tapi harus sabar karna prioritas Jungkook bukan cuma pacaran aja.
Harus sadar diri. Jungkook udah kerja keras selama ini, dan dia gak boleh egois.
"Ku usahain cuma beberapa bulan. Kalo barang yang ku mau udah ke beli, aku berhenti."
"Barang?" Alis Taehyung nyernyit; gak tahu menahu tentang pacarnya yang mau beli barang, "barang apa?"
"Cincin buat kamu," jawab Jungkook dengan santai.
Gamblang sekali, sialan.
Untung aja Taehyung lagi gak makan buburnya; karna kalau makan, di pastikan bakal tersedak. Kenapa pacarnya jujur banget, sih?!
"Bukannya aku udah bilang beberapa hari yang lalu?" tanya Jungkook tanpa tatap lawan bicaranya, "eh, udah bilang 'kan? Atau belum?"
"Nggak tau," jawab Taehyung dengan gumaman kecil. Lanjut makan buburnya dengan pipi yang sedikit panas.
Omong-omong, ini hari minggu, sebab itu Jungkook gak kerja. Libur. Makanya tadi begitu Taehyung dateng langsung temuin Jungkook yang lagi bergelung di kasur dengan nyaman.
Seakan teringat sesuatu, Taehyung langsung tatap lagi pacarnya yang munggungin dia. "Jung, tadi Mama tanyain kamu."
Jungkook langsung balik badan tanpa ba-bi-bu. "Jangan bilang dulu, aku selesaiin ini dulu." Lalu kembali cuci piring yang tinggal sedikit.
Taehyung ketawa kecil lihat pacarnya yang sedikit salah tingkah. Maklum, selama pacaran ini Jungkook gak pernah ngerasain gini. Di tanyain Mama pacar itu kaya nano-nano buat Jungkook. Antara senang dan bingung.
Beberapa saat kemudian, Jungkook selesai cuci piring. Dia langsung duduk berhadapan dengan pacar, lipat tangan di meja, dan tatap serius.
"Tanya apa?"
Taehyung aduk buburnya, "Cuma tanya kenapa kamu gak pernah ke rumah lagi." Lalu ikut-ikut lipat tangan di meja, "Aku bingung deh sama sikap Mama kemarin."
"Bingung gimana?"
"Nggak tau. Kaya diemin aku banget, tapi kadang juga tatap aku lekat. Aku gak tau mama kenapa, tapi mungkin ada hubungannya sama kita?"
Jungkook mengendikkan bahunya, "Nggak tau. Mungkin?"
Namun dalam fikirannya bertanya-tanya; apa penyebab Nyonya Kim yang ketara gak suka dia, tiba-tiba tanyain dia.
Semoga aja gak makin rumit masalah ini. Karna kalo makin di persulit, dia gak tahu lagi harus gimana.
***
Selesai beres-beres yang kira-kira makan waktu dua jam-an, mereka akhirnya bisa cuddle di kasur.
Jadi posisinya, keduanya tidur berhadapan dengan posisi Taehyung lebih tinggi. Jadi wajah Jungkook tenggelam di dada Taehyung.
Hening di antara keduanya. Bukan hening canggung, tapi hening karna sibuk dengan fikiran masing-masing. Satu yang di fikirkan; tentang hubungan mereka yang rumit.
"Kalo misal Orangtuamu suruh kita putus, apa yang bakal kamu lakuin?"
Jungkook tanya tanpa ubah posisi.Apa yang bakal di lakuin?
Taehyung sendiri gak tahu apa yang bakal di lakuin kalo semisalkan Mama Papanya bakal bertindak gitu. Tapi gak mungkin rasanya orangtuanya bertindak segitunya. Karna mereka pernah bilang, kalo Taehyung gak boleh pacaran sebelum lulus kuliah. Berarti kalo sudah lulus, Taehyung bisa lakuin apa aja tanpa kekangan dari orangtua.
Tapi Taehyung gak tau, Mama Papanya bakal gimana kalau tahu anaknya gak taat peraturan. Fikiran orang beda-beda, terlebih Taehyung dan orangtuanya gak begitu dekat sebab orangtua Taehyung sering pergi kerja dan tinggalkan anaknya sendiri.
Tibici.
Hai..
Setelah sekian lama gak update, wkwk..
Kali ini beneran sibuk karna selesai ulangan ada remedial dan tugas yang harus di kumpul. Huh...
Semangat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Fanfiction[KookV Fanfiction] [Finish] Mereka berdua backstreet; pacaran diem-diem. Keduanya terhalang restu orang tua. KookV Pict from pinterest.