[Berisi Flashback]
Taehyung gak bisa ingat dengan pasti. Tapi seingatnya, dia tiba - tiba jatuh dan semua pandangan gelap saat upacara ospek lagi berlangsung.
Pas bangun - bangun, dia udah di ruang kesehatan. Berbaring dengan kancing kemeja yang dibuka satu. Taehyung ingat pas pagi dia gak sempat sarapan karna bangun telat yang berakhir buru - buru ke kampus. Orangtuanya gak ada di rumah karna lagi dinas di luar kota.
Bau obat - obatan kecium di indranya. Sedikit buat gak nyaman karna dia paling gak suka bau obat.
Kiranya ruang kesehatan cuma ada dia sendiri. Tapi begitu denger umpatan dari ranjang sebelah yang cuma di batasin tirai buat dia tau kalau ada satu manusia disitu.
"Ah, anjing! Jim, jangan di situ bangsat!"
"Jim jangan kesitu, ada musuh!"
"Udah gua bilang jangan kesitu, mati 'kan lu! --- woi, jangan tembak gua anjing!"
Alis Taehyung menyernyit gak suka dengan umpatan yang makin menjadi - jadi. Kaya gak di sekolahin, fikirnya.
Karna kesel, Taehyung bangkit dan sibak tirai tersebut. Nemuin cowok yang lagi duduk di ranjang dan mata yang setia ke layar hp. Nampaknya gak sadar sama kehadirannya.
Taehyung liatin penampilan orang itu. Rapi memang. Celana levis warna hitam dan kemeja abu yang di kancing rapi. Tapi sayang, mulutnya gak se-rapi penampilannya. Pandai ngumpat.
"Hoi, jangan berisik bisa? Aku gak bisa istirahat." Taehyung tegur pelan.
Saat itu Taehyung pakai aku-kamu, gak terbiasa pakai lo-gua. Tapi sekarang? Tau sendiri, kan?
"Eh? Sorry, sorry. Ganggu, ya? Temen gue nih yang bikin berisik --- anjing! Jim jangan kesitu, bangsat!"
Taehyung hela nafas kasar. Tutup lagi tirainya dengan kasar dan balik lagi berbaring. Bantalnya di pake untuk nutupin muka.
Beberapa menit kemudian, umpatan berhenti dan di gantiin dengan hening yang menyapa. Taehyung singkirkan bantal dari mukanya, noleh ke kirinya --- di mana tirai yang tiba - tiba kebuka.
"Gua lupa. Tadi kata penjaga kesehatan, lo harus minum obat kalo udah sadar." Cowok itu beranjak menuju ke tempat perlengkapan obat - obatan.
Taehyung masih diam di tempat. Matanya setia pandangi pergerakan cowok itu yang kembali dengan bawa beberapa obat yang masih kebungkus rapi.
"Lo belum makan 'kan? Mau makan apa?" tanya cowok itu tanpa tatap si lawan bicara yang lagi kebingungan. Fokusnya ke beberapa obat - obatan untuk di sodorkan ke Taehyung.
"Nggak usah. Aku gak laper." Walau kenyataannya berbanding terbalik dengan perutnya yang kerocongan.
"Gua gak tanya laper apa nggak. Tapi tanya mau makan apa. Jadi?"
Alis Taehyung nyernyit kesel sebelum hela nafas pasrah. "Nasi goreng?"
"Oke." Cowok itu keluarkan kembali handphone-nya dari saku celana levis --- mendial beberapa nomor dan panggilan segera di angkat dari seberang. "Jim. Beliin nasi goreng sama es teh di kantin, tolong. Udah, gak usah banyak bacot, anterin ke ruang kesehatan kalo udah beli."
Panggilan di tutup sepihak. Cowok itu tatap Taehyung dengan senyum tipis. "Nama lo?"
Walau sedikit ragu, Taehyung jawab. "Kim Taehyung." Hening di antara kedua- nya setelah Taehyung jawab. "Nama mu?"
"Oh.." Cowok itu berdeham sejenak sebelum jawab. "Jeon Jungkook. Mahasiswa semester tengah."
Berarti kating. Taehyung meringis sendiri kalau ingat kejadian tadi. Dimana dia yang negur pakai kata yang lumayan kasar --- menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Fanfiction[KookV Fanfiction] [Finish] Mereka berdua backstreet; pacaran diem-diem. Keduanya terhalang restu orang tua. KookV Pict from pinterest.