bagian 13

1.6K 54 2
                                    

"Kamulah istriku."

Degh!

'Benarkah? Ah ini tidak mungkin. Batinnya terus menolak apa yang diucapkan Langit padanya.

"Jangan pernah membual, aku gak suka Om terus membuatku melambung seperti ini." Mega masih kekeh pada pendapatnya, meskipun Langit sudah mengucapkan kebenaran itu.

"Saya tidak sedang membual, tapi kenyataan yang ada memang seperti itu. Waktu itu saya sangat kehilangan kamu, saya mencarimu kemana-ana, tapi tidak pernah ketemu. Om Miko, menantang saya, melepasmu atau menghalalkanmu, tanpa pikir panjang saya memilih menghalalkanmu. Karna saya sadar, saya tidak bisa kehilanganmu. Saat itu juga, saya mempersiapkan segalanya. Bukankah kamu sudah menandatangani buku nikah itu? Bagaimana mungkin tidak membaca namaku dan melihat ada fotoku di sana?"

Memandang sosok yang ternyata adalah suaminya itu, Mega kembali menangis dan memukul dada telanjang Langit. "Om jahat! Huhuuhu tangis Mega yang semakin kencang, untung kamar Langit kedap suara. Jadi dia tidak perlu khawatir tentang pikiran para asisten rumah tangganya yang tengah bersih-bersih di depan kamar Langit.

"Saya hanya ingin memberi kamu kesempatan untuk menenangkan diri, tapi saya tahu, setiap kegiatan yang kamu lakukan apa saja dan dengan siapa saja. Saya tidak pernah benar-benar melepaskanmu. Di manapun kamu berada, saya selalu mengawasi. Sampai pada saat kemaren kamu ingin berbuat hal gila itu, saya tidak bisa lagi untuk berhauhan denganmu." Terang Langit panjang lebar.

"Yaudah kalo kita emang beneran suami istri, Mega mau kita tinggal satu rumah, gak mau sendiri-sendiri!" Bibirnya mengerucut, hingga Langit gemas dan segera membungkamnya dengan bibirnya.

Hmpp hmppp

"Om gila! Gak ada capeknya ya? Masa dari kemaren gituan terus, Mega capek Om. Jangan-jangan selama ini Om suka gituan ya?" Tuduhnya tak berprikemanusiaan pada Langit. Mega merasa tak terima saja, seandainya Langit suka panjat sana sini.

"Justru karna om udah lama gak pernah begituan, jadi giliran punya istri tancap terus pantang kendur." Langit membela diri, tidak terima dengan tuduhan istri kecilnya itu.

Dari hari ke hari, kehidupan rumah tangga Langit bersama Mega kian mesra, setelah kedua belah pihak keluarga bertemu dan membicarakan resepsi pernikahan keduanya. Guna menghindari omongan tetangga, jika Mega hamil kelak. Meskipun orang-orang terdekat di keluarga mereka sudah tau, akan pernikahan keduanya.

WO yang dipilih merupakan milik sahabatnya, yang sudah memiliki nama, bahkan harga paket terendahnya tidak kurang dari seratus juta. Meski bagi Langit ini pernikahan kedua, dia tidak ingin membuat moment pertama bagi istrinya ini terlalu biasa. Dilihat wajah-wajah bahagia dari kedua belah pihak keluarganya, terutama mama dan anak-anak Lintang dan Awan. Sejak kepergian Mega dari rumah itu setahun lalu, mama Salma  baru mengungkapkan semua, niatnya menjodohkan mereka, dia sangat menggantungkan asa pada diri Mega. Sekarangpun tak beda dengan diri Langit, yang hati juga pikirannya telah tertawan pada sosok Mega, yang sangat jauh dari kriteria idaman pria 29 tahun itu.

Saat hari yang telah dinantikan tiba, para tamu undangan sudah berdatangan. Seluruh kerabat kedua keluarga besar dari pihak Langit juga Mega, beserta seluruh karyawan dari perusahaan Keluarga Raditama dan karyawan juga rekanan bisnis keluarga Mahardika turut hadir dalam resepsi mewah itu. Bahkan seluruh sahabat keduanya turut berdatangan, wajah bahagia tampak selalu menghiasi pasangan yang berselisih usia lebih dari satu dekade tersebut.

Senyum itu terus terukir, dilihatnya wajah suami tampannya, suami khayalan Mega sedari kecil. Seseorang yang mampu membuat emosi Mega jumpalitan, saat dirinya masih berusia sekitar sembilan tahun. Usia yang terbilang aneh, dimana teman seusia Mega sibuk memikirkan mainan masak-masakan, layaknya gadis kecil lainnya, tapi tidak dengan Mega kecil. Dimana dia terlalu sibuk mengkhayalkan masa depan bersama Langit. Mega kecil yang saat Langit berkunjung ke rumah, dia nekat memakai bedak juga lipstik maminya yang berwarna merah terang. Namun sayangnya, waktu itu Langit sama sekali tak mampu memahami tingkah Mega, justru dia kerap datang ke rumahnya bersama Senja.

Ditengah-tengah kebahagiaan itu, ada beberapa tamu undangan yang  menampilkan sorot kebencian, orang itu adalah Andin sekertaris Langit juga Lena. Namun, sama sekali tidak terpengaruh dengan apapun yang mereka tampilkan, karna para tamu undangan dan pasangan pengantin hanya terfokus pada MC dan bintang tamu beberapa penyanyi terkenal tanah air. Seperti Rapi Amat dan Billa Sahputri yang menjadi MC.  Aya Tang Tang, Zaskuya Gitik, Pia Pallen dan Minul Daratista sebagai penyanyi.

Sekitar pukul sepuluh malam, acara telah selesai. Pasangan pengantin siap memasuki tempat peraduan mereka.
"Sayang, kamu suka dengan acaranya?" Langit menatap wanitanya, ingin memastikan jika istrinya benar-benar puas dengan acara mereka.

"Banget Om, Mega suka. Apalagi Rapi Amat bener-bener keren cakep." Mega sangat antusias saat menceritakan sosok Rapi itu, yang sukses membuat Langit cemberut, dia tidak ingin mendengar istrinya memuji pria lain, sekalipun itu badut, jujur Langit tak menyukai itu.

"Kalo Rapi Amat juga keren, kenapa tidak nikah saja sama dia?" Sungut Langit. "Enggak ah, biarpun dia cakep terus keren, tapi suami Mega jauh lebih cakep juga keren kok." Puji Mega jujur.

Cengiran aneh Langit terbit saat itu juga, kenapa aneh? Sebab ini kali pertama Mega melihat cengiran dari seorang Erlan Langit Mahardika. Sisi lain dari sosok Langit telah terlihat dan Megalah wanita pertama yang melihat sikap konyol seorang Langit.

Saat Mega membersihkan diri di kamar mandi hotel tempat menginap, Langit merebahkan diri, dia menatap plafon dan pikirannya melayang jauh, dia baru sadar, semenjak hatinya tertawan oleh Mega, dia sudah jarang sekali merasakan kesedihan, kesedihan karna kepergian Senja. Bukan berarti juga telah melupakan sosoknya, karna bagi Langit, mereka menempati dan selalu memiliki tempat istimewa di hati Langit. Dia telah berjanji pada dirinya sendiri, dalam pernikahan kali ini, dia tidak ingin bertindak gegabah, seperti saat bersama Senja.

"Om ngelamun? Hayoo, ngelamun jorok ya?"  Todong Mega saat keluar dari kamar mandi.

"Siapa bilang? Om hanya ingin merancang bulan madu kita, kemana enaknya." Langit tentu berbohong, dia tidak ingin membuat istri kecilnya berpikir yang tidak-tidak.

"Lombok bagus Om, Mega ingin kesana. Dulu saat Mega masih kecil ngayalnya kesana sama Om."

Uhhukk uhhukkk!

"Apa? Waktu kecil?" Langit melotot ngeri mendengar ucapan Mega.

"Iya!" Senyum lebar yang tercetak jelas tanpa malu-malu itu turut menyihir Langit, yang tanpa diduga menarik Mega hingga terduduk dipangkuan Langit.

"Untuk sesaat biarkan seperti ini." Langit merunduk dan mengecup dalam, puncak kepala Mega. Dia terus mendekap erat istrinya, seolah tak ingin ada lagi perpisahan jilid kedua. Setelah dirasa tidak ada pergerakan, selain dengkuran halus yang menandakan istri kecilnya telah tertidur, dia pundahkan dengan perlahan ke atas ranjang dengan kehati-hatian. Selimut tebal telah menutupi tubuh istrinya, setelah kemudian dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ting
Empat Pangeran Tampan group chat
23.30 wib

Vino A.
Gimana itu keris udah diasah belum?😂😂

Me.
Zonk!😔

Vino A.
Adek gue masih polos, jangan grasa grusu!😎

Me.
Bangsat! Dia bini gue sekarang!

Vino A.
Tapi dia adek gue.

Vano R.
Awas aja, sampe Ega nangis gue yang bakal maju pertama kali!

Rino.
Makanya Van, udah gue bilang adek lu buat gue aja. 😜😜

Me.
Shit!😲

Keroyokan😨 gue cabut daripada bonyok😄😄

"Nasib pengantin baru, bukanya dapet jatah, malah ditinggal tidur, kena bully pula." Langit bermonolog.

Tbc.

❤❤❤








Om Duda Aku Padamu (Langit Mega)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang