14. Dunia yang Nyata

33 12 0
                                    

"Apa maksudmu tidak!?"

Nolan tidak bisa menyembunyikan kekesalannya setelah mendengar respons tegasku. Aku memahami reaksinya, karena ia tidak berada di sana tadi. Dia tidak tahu apa yang terjadi, organisasi pemberontakan yang dibentuk dengan nama Ibuku. Betapa besarnya harapan mereka untuk meraih kebebasan. Aku ingin membantu, dan dengan Ahka di dalam diriku, kurasa sekarang aku bisa melakukannya. Nolan hanya menggeleng, masih belum memahami alasanku. "Aku tidak bisa pergi begitu saja, mereka membutuhkanku."

"Apa yang menghalangimu? Kamu bahkan baru tahu soal pemberontakan itu sekarang. Andai kamu tahu sejak dulu, apakah kamu masih akan bergabung dengan mereka? Memperjuangkan sesuatu yang bahkan tidak kamu yakini sepenuhnya." Nolan memijit keningnya, berusaha tetap tenang meski aku terus menguji kesabarannya. "Apa yang bisa dilakukan seorang Remilia Jarrett di dunia yang kejam ini?"

"Dulu aku memang tidak bisa apa-apa, tapi semua berbeda sekarang." Semangatku membara, membayangkan apa yang bisa aku lakukan dan seberapa besar perbedaan yang bisa aku buat dengan apa yang aku miliki sekarang. Aku bukan lagi Remilia Jarrett, gadis biasa yang lemah dan mudah takut. Aku adalah Remilia Jarrett, cucu dari Gadya Sang Pemanggil Cahaya, pahlawan yang membela cahaya dalam menghadapi kegelapan yang jahat. Jika sebelumnya aku tidak bisa menerima kenyataan itu dengan baik, kini aku merasa beruntung memiliki itu. Aku punya kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diriku dan memberikan pengaruh besar dalam kesempatan menang kami melawan Slare. Aku, pada akhirnya bisa menjadi sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. "Aku bisa membantu para pemberontak mendapatkan kebebasannya, mengalahkan Slare dan mengembalikan Fyra seperti semula. Aku bisa melakukannya."

"Apa yang membuatmu berpikir kalau kamu, orang yang bahkan tidak tahu apa yang bersemayam di dalam tubuhnya, bisa mengalahkan Slare, bangsa yang sudah menguasai negara ini selama berpuluh-puluh tahun?" Nolan mendekat ke arahku, meminta penjelasan atas kobaran semangat yang tadi membara di sekujur tubuhku. Semangat yang langsung ciut saat Nolan semakin dekat denganku. "Jangankan mengalahkan Slare, dengan kondisimu sekarang mengambil alih Area Sembilan saja masih mustahil, dan mereka bukan ancaman sesungguhnya."

"Kamu bisa membantu kami." Kataku pelan, yang tanpa kuduga memancing emosi tersendiri pada diri Nolan. Matanya melotot, dan ada amarah besar tergambar jelas di wajahnya. Ia menarik tanganku, memaksaku menatap matanya yang terbakar rasa kesal.

"Kamu pikir ini semua hanya permainan!? Ratu Lucia akan menghancurkan seluruh semesta, dan bukannya kamu ikut denganku untuk mempersiapkan perang sungguhan, kamu malah mau tinggal di sini, di dimensi buatan nenekmu dan melibatkan diri dalam cerita bohong yang diorkestra olehnya!? Dunia nyata sedang dalam bahaya besar, Remilia, kita tidak boleh buang-buang waktu di sini!"

"Bohong?" Aku menepis tangan Nolan, yang seketika sadar kalau apa yang dikatakannya sudah melewati batas. Bahkan Amein yang sejak tadi diam mematung kini berdiri di sampingku, sama-sama tidak percaya atas apa yang baru saja keluar dari mulut pria asing yang menarik kami ke dalam masalahnya. Mataku berkaca-kaca, tapi pipiku sepanas api. Aku marah, bahkan lebih marah dari Nolan. Lalu seperti semesta yang senang mempermainkan kita, kini situasi seolah berbalik. Aku yang jadi marah besar, dibantu Amein yang juga merasakan hal yang sama. "Mungkin bagimu dunia ini tidak lebih dari sekadar upaya putus asa nenekku untuk menyembunyikan Mana sialan ini dari Ratu Lucia dan Nokhu, tapi aku lahir dan besar di dunia ini. Aku pernah menangis di ujung jalan itu saat bonekaku terjatuh ke kubangan lumpur. Aku pernah berlari pagi mengelilingi kota, menyapa setiap orang yang kutemui dalam jalurku. Sebelum kalian dan omong kosong yang turut kalian bawa datang dan mengacaukan pikiranku, dunia ini yang ada untukku. Pemberontakan yang tidak begitu penting buatmu, sangat nyata buatku. Semua penderitaan dari orang-orang di sekitar, semua nyata buatku. Amein juga lahir dan tumbuh besar di dunianya, yang sama nyatanya dengan dunia ini. Mungkin kamu tidak akan pernah bisa menyadarinya, tapi duniaku dan Amein sama pentingnya dengan dunia tempatmu berasal, yang bahkan aku tidak tahu memang benar-benar ada atau tidak. Jadi, silakan kamu pergi urusi duniamu, dan aku akan mencari tahu sendiri cara memanfaatkan Mana sialan ini dan menolong orang-orang dari dunia 'palsu' ini."

Legenda Bintang Hitam: AREA 93Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang