"Brengsek, hampir saja aku terlambat."
Umpatan dari sosok yang baru saja masuk membuat mereka bertiga tertarik, menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Edgar menyeringai puas setelah mengarahkan pistolnya kearah Teo yang sejak saat itu juga tersungkur di lantai dengan darah yang mengalir dari bagian dadanya.
"Brengsek kau Nathaniel, se tidak nya kamu juga mengundang ku, bukan hanya adik-adik mu saja. Lihat mereka sekarang, hampir menangis bodoh."
"Ka-kakak." Nathaniel tidak percaya dengan apa yang dilihat saat itu juga, Edgar yang tersenyum senang setelah membunuh Teo.
Ketika mereka bertiga tengah bingung dengan kehadiran Edgar yang entah tahu darimana jika Nathaniel di sandera di gedung ini sebuah tawa membuat mereka mengerutkan alisnya.
"Kalian salah." Sebuah teriakan tertahan dari Edgar setelah Teofil menarik pelatuknya untuk kedua kali kearah Edgar yang saat itu juga ikut tersungkur dengan darah di perutnya.
Gladien menganga lebar, gadis itu cepat-cepat berlari kearah Edgar yang hampir kehilangan kesadaranya.
Mereka bertiga lupa kalau Teo sejak tadi memegang pistol dan siap kapanpun menarik pelatuknya.
Gladien menangis setelah memapah kepala Edgar dengan lembut, Nathaniel dan Alden langsung ikut berlari, Dengan senyum tertahan Edgar mencoba menahan rasa sakit yang bersarang di perutnya.
Gladien menangis keras dengan memegang kepala Edgar, Nathaniel yang tahu kondisi kakaknya itu langsung menekan perut berharap darahnya tidak keluar.
Dengan Alden yang hampir menumpahkan air matanya, namun setelah itu Gladien langsung terdiam dan mengeraskan rahangnya.
Melirik sekeliling, dan menemukan benda yang di cari nya. Ia langsung menyuruh Alden untuk memapah kepala Edgar dan bergegas mengambil pistol yang tidak jauh dari mereka berada.
"Hentikan Gladien." Akhirnya suara yang sejak tadi Edgar tahan keluar juga, membuat kedua adiknya itu melirik kearah Gladien yang tengah menaruh pelatuknya dan menghampiri keberadaan Teo yang sejak tadi tertawa tidak ada hentinya.
"Seharusnya, sejak dulu kamu benar-benar mati Teofil Rafael, dan tidak membuat keributan di negaraku."
"Ti-tidak Sayang, ba-bantu aku berdiri. Ki-kita pergi dari sini."
"I'm Sorry."
Setelah itu suara tembakan terdengar dengan dibarengi teriakan Gladien yang begitu menyayat hati.
Setelah benar-benar membunuh Teo, tubuh gadis itu meruntuh seketika. Meraung tangis yang begitu terdengar di pendengaran Edgar sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.
***
Setelah kejadian dimana Edgar tertembak dan kenyataan bahwa Gladien benar-benar membunuh Teofil, mantan kekasihnya dulu. Dan Kedua orang tua mereka telah sadar dari koma, yang langsung di datangi oleh pihak sekolah.
Mengatakan jika Alden dan Gladien sudah beberapa hari ini membolos tidak menitip absen atau apapun itu. Tidak ada keterangan sedikitpun.
Begitupun dengan kampus Nathaniel, lelaki itu kini akan menikah dengan kekasihnya dalam waktu dekat.
Dan satu sosok lagi yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Dia Edgar, kali ini Tuhan menyuruh tubuh lelaki tampan itu harus beristirahat sejenak. Edgar belum sadar setelah operasi yang dilaluinya.
Alden, Nathaniel maupun Gladien berterus terang setelah mereka mengalami semua itu. Dan kenapa Edgar bisa tertembak.
Hanya setengah kebenaran yang di ucapkan Nathaniel, karena ia tidak ingin Ayah entah Ibunya kecewa dengan Gladien yang telah membunuh seseorang.
Ibu? Sejak kapan Nathaniel menganggapnya seorang Ibu? Gladien benar-benar menunjukan bagaimana dirinya pantas berada di keluarga mereka.
Hubungan Alden dan Gladien pun tetap berjalan semakin erat, bukan sebagai saudara tetapi sebagai kekasih.
To Be Continued
Author minta maaf, selama cerita author publis engga terlalu nyambung sama cerita awal.
Dan untuk Endingnya, semoga suka
Dan Hubungan Alden dan Gladien yang akhirnya bisa di wujudkan.See You, di cerita yang lainnya. Kalian juga bisa kok memberi saran atau apapun itu, lewat pesan. Author tunggu yaaa ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Brothers ( End ) Revisi
Ngẫu nhiên⚠️warning 18+ Kedua orang tuanya koma setelah pernikahan baru beberapa hari itu dijalankan dengan baik. Kejadian dimana kedua orang tuanya harus di rawat dirumah sakit membuat seorang gadis disalahkan begitu saja. Ketiga kakaknya yang benar-benar me...