9 - Maaf

24.5K 720 30
                                    

Pagi ini hanya ada Alden dan Gladien di meja makan. Karena sudah terbiasa dengan jauhnya ibunya, ia memasak sarapan pagi ini

"kau yg memasak?" Alden tengah menyelidik kemakanannya

"kenapa? tak suka?" Gladien berbalik bertanya. Alden tengah menyuapkan makanannya kemulutnya

Lumayan enak untuk seumuran Gladien. Alden cepat-cepat mengambil minum karena mulutnya terasa gatal

Gladien mengernyitkan dahinya ketika Alden menengguk habis minuman yg sudah disediakannya

"ada apa? apa masakanku tidak enak?" tanya Gladien

"gue alergi kacang-kacangan" ujarnya setelah menaruh gelasnya dimeja

Gladien langsung berjalan berlawanan arah untuk mencapai Alden. Ia langsung memegang Dahi Alden dengan telapak tangannya "dimana obat alergimu?" lanjut Gladien

"ada dikamar gue" balas singkat Alden

Gladien langsung berlari kearah tangga untuk mengambil obat Alden. Ia memasuki Kamar Alden dengan perasaan gelisah, tangannya langsung mencari obat yg dimaksudkan. Namun, nihil. tidak ada obat disana

Ketika tubuhnya berbalik ingin keluar dari kamar. Seseorang mengunci pintu, ia tengah berjalan kearah Gladien

lantas Gladien langsung mengernyit aneh, kapan Alden mengikutinya kemari?

"kenapa kau kunci pintunya? kita harus pergi ke sekolah" ujar Gladien menutupi rasa gelisahnya

"kau takut?" kini Alden menampilkan smirknya. ada rasa tidak percaya pada mata Gladien, kenapa dengan Alden akhir-akhir ini? dia tidak mempunyai penyakit kepribadian ganda kan?

Tubuh Alden terus saja mempersempit jaraknya. Ia mundur, namun tangan Alden langsung membawanya kepelukkan Alden sendiri

"Kita bolos hari ini" ujar Alden

"tidak Alden" tolak Gladien

"temani aku hari ini" ujarnya

"maaf Alden, aku tidak-" ucapannya terpotong karena ulah Alden. Ia mendorong tubuhnya hingga membentur tembok

"lo gk seharusnya menolak saudara lo sendiri" Alden mencengkeram leher Gladien. Napasnya sesak, ia butuh oksigen dan juga energi

"Alden, kau kenapa?" Gladien mencoba menahan tangan Alden agar tidak mencengkeramnya lebih dalam  "bodoh! lupakan kenangan manis yg pernah kita lakukan. gue muak sama wajah lo" Alden mendorong lagi tubuh Gladien dengan kencang hingga mengakibatkan kesadarannya menghilang

Kini posisi Gladien ada diatas ranjang kamar Alden, Tubuhnya tidak berkutik. Kaki dan tangannya diikat disisi ranjang. Ia merintih, Seragam yg dipakainya nampak lesuh. perbuatan siapa ini?

Suara seseorang membuyarkan pikirannya. laki-laki itu keluar dari kamar mandi dan memandang lekat tubuh gladien

"Kak Edgar" gumamnya

Edgar keluar tanpa memakai atasan. Hanya menyisakan celana levis dikaki jenjangnya. Ia berjalan mendekat pada Gladien

Sangat jelas dimata Edgar, ia menginginkan sesuatu yg membuat hasratnya tuntas

Ia langsung mencium ganas bibir Gladien. Gadis itu merintih, ia mencoba menarik tangannya agar terlepas dari ikatannya.

Ikatannya hanya longgar ditangan kananya. pembodohan dengan rasa sakitnya, ia langsung mendorong tubuh Edgar ketika tangan kanannya terlepas

"kau berani menolak kakakmu sendiri?!" Edgar semakin geram. Ia langsung menindih tubuh mungil Gladien lagi

"kita saudara" gumam Gladien yg masih terdengar oleh pendengaran Edgar

Pervert Brothers ( End ) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang