Mata Gladien sedikit terbuka, ketika ia merasakan hembusan napas menerpa wajahnya
Ia Refleks teduduk ketika kesadarannya terkumpul, seseorang yg tengah memeluknya tadi langsung mengerjapkan matanya karena pergerakan Gladien yg cukup membuat dirinya terusik
Gladien melirik kearah Alden yg tengah mentralkan penglihatanya. ketika ingatan tadi malam terulang lagi dipikiranya
Gladien langsung melirik ketubuhnya, Ia memakai kemeja kebesaran yg sampai bisa menutupi pahanya
Alden langsung mengernyit bingung melihat tingkah laku Gladien yg kayanya kebingungan kenapa dia bisa bangun dikamarnya
"lo lupa?" Gladien melirik dan menatap mata Alden yg tengah menatap dirinya
"Alden, kau tak melakukanya kan?" Alden tau maksud dari saudaranya itu, Ia tak memperdulikan pertanyaan Gladien lalu dengan santai ia berjalan kearah kamar mandi
Dengan diikuti pandangan Gladien, Alden hanya melirik sekilas sebelum masuk sepenuhnya kedalam kamar mandi dan menutupnya
Gladien langsung berlari kearah cermin yg ada dikamar Alden, Ia melihat area lehernya yg penuh bercak merah keunguan
Ia mengusapnya, bodoh. Kecupan seperti ini akan berlangsung lama hilangnya dan sakit jika dipegang
Tak lama Alden keluar dengan hanya memakai Celana boxer yg ia pakai tadi. Namun, Indra penglihatannya tak menemukan Gladien dikamarnya
Gladien keluar dari kamar Alden menuju kamarnya sendiri, Namun kakinya terhenti ketika seseorang melihatnya dengan aneh
Nathaniel menatap lekat gadis didepanya dengan perasaan tak percaya
"lehermu" Refleks Gladien menutupi area lehernya dengan tangan
"kau-" ucapan Nathaniel terhenti ketika para saudaranya keluar dari kamarnya masing-masing
Gladien makin takut, dari arah belakang dia melihat Alden yg tengah berjalan mendekat padanya, sedangkan dari arah depan, Edgar berjalan santai hanya menggunakan kaos oblong dan boxer
Nathaniel tersenyum ketika tahu Gadis didepanya ini tengah bingung dan gelisah, Ia manarik tangan Gladien menuju kamarnya yg pas sekali dekat dengannya berdiri
Gadis itu langsung mengikuti kakaknya masuk kedalam, entah kenapa dia mengikutinya? namun saat ini ia tengah takut dengan kedua saudaranya itu
"Duduklah, mereka tak akan menyakitimu. Tunggu disini, aku ingin berbicara dengan mereka" Gladien mengangguk lalu duduk meringkuk pada sisi ranjang Nathaniel
Nathaniel keluar dengan wajah datarnya, Alden dan Edgar menatap lekat Nathaniel yg tengah menutup pintunya sendiri
"untuk saat ini, biarkan dia tenang"
Suara Nathaniel seperti titahan, Mereka berdua meninggalkan Nathaniel yg tengah tersenyum memikirkan hal apa yg akan terjadi selanjutnya kepada adiknya ini
Ia berjalan meninggalkan rumahnya dengan perasaan seperti biasa, Nathaniel melajukan mobil menuju sebuah gedung yg tampak sudah sepi
Ia menepikan mobilnya dipinggiran jalan, ia mengamati gedung itu dengan seksama. Gedung dulu, ketika ibunya meninggal disana
Insiden kebakaran itu terjadi ketika Nathaniel tengah berlari mencari keberadaan ibunya, seseorang memberikan sms padanya dengan sedikit sesenggukan
ia menghela napas, ia berjalan mendekat pada gedung tersebut
***
Gladien tertidur diranjang milik nathaniel, kakak tirinya yg sampai saat ini belum saja pulang untuk membangunkanya
Matanya sedikit terbuka ketika suara pintu digedor begitu saja
Gladien menetralkan penglihatanya dan berjalan kearah pintu dan membukanya
Seorang gadis yg sepertinya lebih tua darinya tengah berdiri menatap Gladien tak percaya
"kau siapa?" gadis itu mulai melirik leher jenjang Gladien
Kesadaran Gladien belum terkumpul sepenuhnya, namun ia masih bisa merasakan mata seseorang didepanya melihat bekas kecupanya
"dimana Nathaniel?" Gadis itupun langsung menerobos masuk kamar milik Kekasihnya itu
"Dimana dia?!"
"Kau berteriak padaku?!" Gladien menatap gadis yg tengah mencari keberadaan Nathaniel
"memangnya kau siapa? dimana Nathaniel!!"
Perempuan tadi langsung menghadap kearah Gladien berdiridengan napas terengah-engah ia mencoba menanyakan lagi kemana Nathaniel
"maaf mungkin tempramenku tidak terkendali. Aku hanya sedang stress saja"
"maaf sebelumnya kau siapa?"
"aku calon istrinya, tunangan dia satu tahun yg lalu"
"tunangan?"
"iya, dua tahun lalu. sekarang tidak"
"tidak? maksudmu kau .."
"waktu itu aku dan dia ada konflik, tiga tahun kita menjalin hubungan, awalnya manis namun lama kelamaan dia mulai berubah. dan disaat kita ingin-"
"sedang apa kau disini!" Suara seseorang menghentikan pembicaraan kedua gadis dengan nada dingin, Nathaniel
"Nathaniel!" gadis itu langsung mengusap air matanya dan berjalan kearah Nathaniel berdiri
Alis Nathaniel terangkat, melihat mantan tunanganya datang tanpa memberitahunya terlebih dulu membuatnya semakin geram
pasalnya mantan tunanganya sudah bertemu dengan perempuan yg mereka benci, siapa lagi kalau bukan Gladien?
keadaan orangtua Gladien masih koma. Belum ada tanda-tanda keajaiban mereka sadar
dan semenjak itu pula Gladien bersusah payah untuk hidup dikeluarga barunya
"Kau Bajingan!" gadis itu langsung memukul dada Nathaniel dengan keras. Nathaniel tak berguming, ia tahu sifat wanita jika sedang marah
"Gladien masuk kekamar!" bukanya memberhentikan tangan gadis didepanya. Nathaniel malah menyuruh Gladien untuk pergi kekamarnya sendiri
Mata Gladien masih bingung, ada apa dengan gadis itu? ia berjalan melewati Nathaniel dan mantan tunanganya yg ada didepan pintu kamar Nathaniel
To Be Continued
maaf kan saya gaes kalo kurang panjang, saya bener2 lagi sibuk ngurusin tugas sekolah
oh ya mau minta saran aja nih, kalo ada kesalahan kata tolong kasih tahu ya? jangan diem wae. nanti sayanya malah gk revisi-revisi hehehe😅 oke itu aja gaes. thanks mau baca nih cerita
congrats juga buat 1 ribunya. ya walaupun satu ribu juga itu berharga banget. jangan bosen baca-baca karyaku yg lain💞😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Brothers ( End ) Revisi
Diversos⚠️warning 18+ Kedua orang tuanya koma setelah pernikahan baru beberapa hari itu dijalankan dengan baik. Kejadian dimana kedua orang tuanya harus di rawat dirumah sakit membuat seorang gadis disalahkan begitu saja. Ketiga kakaknya yang benar-benar me...