"kamu terlalu
pelupa
aku terlalu
perasa."****
DHAFIAN
Pagi ini dhafian yang tengah tertidur pulas, menjadi terbangun karena sarah, mamanya sedang membangunkannya untuk pergi ke sekolah, karena hari ini merupakan hari senin. Sejujurnya sarah tidak tega melihat keadaan dhafian saat ini yang masih memiliki lebam di beberapa tempat di daerah wajahnya yang tampan itu.
"dhafi hari ini kamu gak usah sekolah dulu ya! kamu istirahat aja, nanti mama buatkan sarapan untuk kamu" ujar sarah
Dhafian pun langsung bangkit dari tidurnya kemudian duduk sambil menatap mamanya
"enggak ma, dhafi gak papa, dhafi mau sekolah"
"tapi luka di wajah kamu belum seutuhnya sembuh"
Dhafian berdecak. "Dhafi gak papa mah"
"Kamu gak usah maksain dhaf"
"Bener ma, dhafi udah gak papa kok."
"ya udah deh kalau itu mau kamu, kamu siap-siap sana! mama keluar ya" ucap sarah dan langsung bergegas keluar dari kamar dhafian tetapi langkahnya terhenti ketika dhafian memanggilnya
"mah"
"apa fi?" ucap sarah menoleh dan kembali menghampiri dhafian
"apa bener kalau dhafi itu anak pungut?"
degggg
Mata sarah langsung terbuka lebar, ketika mendengar perkataan dhafian barusan
"kamu ko bisa-bisanya nanya seperti itu sih fi?"
"kamu itu anak papa sama mama, kamu sama daniel lahir dari rahim mama" lanjut sarah sambil berjalan kearah meja belajar dhafian dan mengambil satu foto yang terpajang rapi disana
"mama ga ngerti sama ucapan kamu"
Dhafian menatap sarah intens. "mama enggak lagi ngebohongin dhafi kan?"
"apa kamu masih enggak yakin dengan ini?" ucap sarah sambil memberikan sebuah bingkai yang tadi diambilnya dimeja belajar dhafian
Dhafian pun langsung mengambil sebuah bingkai yang ditunjukan oleh mamanya. Dan terlihat jelas dibingkai itu terdapat dua orang bayi laki laki dengan wajah yang mirip tetapi ekspresinya berbeda
"iya ma, maaf kalau pertanyaan dhafi tadi menyinggung perasaan mama" ucap dhafian dan langsung memeluk mamanya, lalu mamanya membalas pelukan dhafian
"lagian kamu bisa dapet asumsi yang gak bener itu dari mana sih fi?" tanya sarah penasaran, sambil melepaskan pelukannya
Dhafian berjalan menghampiri handuknya yang terjejer rapi dipojok kamarnya. "enggak ko ma, yaudah dhafi mau mandi dulu ya, takut kesiangan"
KAMU SEDANG MEMBACA
DHAFIAN
Teen FictionTentang Zhea Yuriza si gadis cantik dan periang, yang pintar menutupi seribu kesedihannya. Zhea yang selama bertahun-tahun ini sangat menggilai Elang Sanjaya, namun kehadirannya sama sekali tidak terlihat dimata Elang. Tapi ini bukan tentang Zhea da...