26. ELANG?

48 5 1
                                    


"aku bukan baik-baik saja, ketika perpisahan. Tapi aku tidak bodoh, untuk sakit hati secara berulang. Memaklumi kesalahanmu, dan menganggap semuanya masuk akal."

****

DHAFIAN


  Zhea dan dhafian tengah berada di warung bi Minah yang terletak tepat di belakang sekolahnya. Sepulang sekolah tadi dhafian tidak langsung mengantarkan zhea pulang, tetapi dirinya mengajak zhea untuk mampir ke warung bi minah. Kebetulan disana hanya ada pasukan inti geng penus, dan zhea yang sekarang tengah melongo melihat sekitar tempat yang asing menurutnya.

"Kita ngapain disini? Gue mau pulang!" Sinis zhea

"Temenin gue makan dulu, gue laper" balas dhafian

Arkan pun menoleh ke arah zhea "santai-santai aja dulu ze disini, gak usah buru-buru"

"Sekali-kali lo harus nyobain makanan buatan istrinya mang jajang. Lo belum pernah nyobain kan bakso bikinan bi minah? Yang enaknya melebihi bakso buatan jepang" lanjut dareel antusias

"Ooh warung ini punya istrinya mang jajang?" Tanya zhea polos, geng penus hanya menggangguk dan mengiyakan pertanyaan dari zhea

"Gue kira penguasa Nuansa mainnya di caffe-caffe mahal doang" celetuk zhea

Dareel pun mengangkat sebelah alisnya. "Ah nongkrong di caffe mahal mah, udah biasa bagi kita, ya gak men?"

"Yoi" balas dhafian

"Apalagi ada bos dhafian! Beuh tambah enak" jawab dareel antusias

Dhafian yang melihat kelakuan kawan-kawannya pun hanya berdecih, dirinya sudah biasa mendengar kata-kata itu.

Beberapa detik kemudian, datanglah bi minah dengan membawa beberapa mangkuk bakso kepada geng penus dan zhea

"Silahkan di nikmati aden-aden yang ganteng" ujar bi minah sambil menaruh beberapa bakso tersebut di atas meja

"Silahkan di nikmati aden-aden yang ganteng" ujar bi minah sambil menaruh beberapa bakso tersebut di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih bi" balas arkan

Bi minah hanya mengangguk dengan senyuman, kemudian bi minah menoleh ke arah zhea yang tengah duduk bersebelahan dengan dhafian. Jujur saja bi minah sedikit asing ketika melihat zhea

"Eh ada si eneng cantik! Anak baru lain? Bibi kayak baru ngeliat"

"Udah lumayan lama kok bi" balas zhea seraya memberi senyum manisnya

"Pacarnya den dhafian ya?"

"Bu..bukan bi" balas zhea

"Udah ngaku aja sih ze" celetuk dareel

"Iya bi dia pacar saya" celetuk dhafian, hingga mendapat tatapan mematikan dari zhea

Dengan segera zhea pun langsung mencubit tangan dhafian dengan kencangnya, membuat dhafian meringis kesakitan

DHAFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang