"jangan lupa, aku juga bisa melupakanmu."
****
DHAFIAN
Kini zhea tengah berjalan di koridor sekolahnya dengan sangat tergesa-gesa, dirinya hampir saja telat untuk mengikuti jam pelajaran pertama. Karena macet yang selalu saja melanda kota Jakarta setiap pagi.Pikiran zhea saat ini hanyalah bagaimana agar dirinya tidak telat apalagi sampai dihukum oleh guru, sungguh itu hal memalukan bagi zhea. Namun tiba-tiba
Bughhhh
Dirinya tertabrak oleh seorang bapak paruh baya yang memakai jas rapi dan kelihatan sangat berwibawa, yang juga sepertinya sedang berjalan terburu-buru. Membuat zhea sedikit tersungkur dan meringis
"Awww" ringis zhea sambil memegangi sebelah pundaknya yang tertabrak oleh bapak tersebut
"Mohon maaf, saya gak sengaja" jawab bapak tersebut dengan dingin
"Iya gapapa pak, saya juga jalannya gak hati hati" balas zhea
"Syukur kalo kamu gak papa, kalau gitu saya harus pergi ke kantor, sekali lagi saya minta maaf. Permisi" ujar bapak itu sambil pergi meninggalkan zhea, dan zhea yang mengerti bahwa bapak tersebut memang sedang terburu-buru.
Ketika zhea ingin melanjutkan berjalan untuk menuju kelasnya, matanya menangkap sesuatu di bawahnya, tergeletak tepat diatas lantai. Tanpa basa basi zhea pun langsung mengambilnya
Terdapat selembar foto yang sudah tercetak, dan terlihat ada seorang anak lelaki kembar dengan kedua orang tuanya. Mereka semua terlihat tampak bahagia dalam foto tersebut.
"Punya siapa nih?" Batinnya bertanya-tanya
Zhea pun semakin detail memperhatikan foto itu. Zhea tidak lupa, bapak dalam foto ini adalah bapak yang tadi menabraknya. Ya, dirinya sangat yakin bahwa foto ini milik seorang bapak yang memakai jas tadi. Foto ini diambil beberapa tahun silam, karena ketika zhea melihat wajah bapak tadi, wajahnya berbeda dan sedikit menua dari foto itu.
Zhea langsung menoleh ke arah belakang hendak ingin mengembalikan fotonya kepada bapak tadi, namun tidak ada siapa pun disana. Zhea yakin bahwa bapak tersebut sudah beranjak pergi dari area sekolahnya. Lalu bagaimana dengan foto ini? Batinnya.
"Udah ah mending gue masuk ke kelas dulu, dari pada telat" ujarnya, sambil memasukkan foto tersebut ke saku bajunya, lalu zhea melanjutkan jalan menuju kelasnya.
****
Kini geng penus tengah berada di dalam kelasnya, duduk dibangku masing-masing sambil membicarakan hal yang menurut mereka penting. Tapi tidak dengan reyhan, sepertinya reyhan belum datang.
"Lo serius?" Tanya dhafian kepada deva dengan tegas
"Ngapain gue boong"
"Tadi lo di ikutin sama orang asing sepanjang jalan?" Tanya arkan, lalu deva hanya mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
DHAFIAN
Teen FictionTentang Zhea Yuriza si gadis cantik dan periang, yang pintar menutupi seribu kesedihannya. Zhea yang selama bertahun-tahun ini sangat menggilai Elang Sanjaya, namun kehadirannya sama sekali tidak terlihat dimata Elang. Tapi ini bukan tentang Zhea da...