"setiap hari adalah perlombaan mengalahkan diri sendiri. Tak perlu menjadi yang baik, yang penting menjadi sedikit baik dari hari kemarin."
****
DHAFIAN
"WHAT? JADI ITU BOKAPNYA ELANG?" Tanya naya, yang kini tengah duduk dibangku kelasnya, bersama dengan zhea.Kemudian zhea hanya mengangguk
"Lo lagi gak bohong kan ze?"
"Apa gunanya buat gue, kalo gue boong?"
Naya berdecak pelan "Iya sih gak ada gunanya"
"Gue juga masih gak abis pikir, gimana bisa? selama ini Elang nyembunyiin kesedihannya lewat sikapnya yang dingin itu" keluh zhea
"Gue bener-bener gak nyangka ze soal ini" ujar naya dengan raut wajah yang sulit diartikan
"Gue pikir selama ini, elang terlahir dari keluarga yang bahagia, nyatanya engga. Mungkin iya, tapi itu gak berlaku buat sekarang" lirih zhea
"Jadi itu alasan dia bersikap, dingin dan ketus ke semua orang." Balas naya
Zhea mengangkat sebelah alisnya "Maybe"
"Kasian juga ya si elang" balas naya
"Terus gue harus gimana nay?"
"Ya gak gimana-gimana dong ze! Elang siapa lo? Udah gak usah dipikirin sih." Decak naya
"Tapi nay...."
"Ze? Dengerin gue. Lo gak mau ngulang kesalahan lo buat yang kesekian kalinya kan?"
Lalu zhea mengangguk dengan ragu-ragu
"Disini kita cuma bisa merasakan apa yang dia rasain doang, tanpa harus melakukan sesuatu" lanjut naya
Zhea hanya terdiam, memikirkan hal yang ada dipikirannya saat ini. Rasanya ingin sekali zhea ada di samping elang, membuatnya agar bisa lebih baik dan lebih tenang. Tetapi untuk apa? Toh elang tidak butuh zhea. Lagi pula elang sudah bersama dengan Clara saat ini.
Ngomong-ngomong soal clara, apa dirinya sudah mengetahui tentang elang? Dan apakah clara mengkhawatirkan elang, seperti zhea mengkhawatirkannya saat ini? Ah sudah lah! Zhea tidak mau memikirkan ini dengan berlarut-larut. Dirinya harus segera bisa melupakan elang. Bisa tidak bisa, harus.
"HELLO ZHEAAA"
Zhea yang menyadari itu pun langsung menoleh ke arah naya "Hah? Ada apa nay?"
"Tauah! ngelamun mulu lo kebiasaan!"
"Siapa yang ngelamun sih" sinis zhea
Naya berdecak kesal "Bentar lagi masuk, lo udah ngerjain PR pak Nando belum?"
Zhea pun terkekeh "hehehe belum"
"Kebiasaan banget! Tuh kerjain cepetan." Ujar naya memberi sebuah buku catatan kepada zhea
Zhea pun terkekeh sambil mencubit pipi naya "Elo makin cantik deh kalo begini"
"Muji! Kalau ada maunya doang."
"Bodo! Yang penting PR gue kelar."
"Yaudah isi cepetan! lo tau pak nando gimana kan?"
"Iya iya bawel."
****
Kini geng penus baru saja sampai di parkiran sekolahnya, mereka duduk di atas motornya masing-masing. Untuk menunggu kehadiran Deva, yang batang hidungnya belum terlihat. Hingga hampir memasuki bel pelajaran pertama, deva pun belum muncul juga. Membuat para anggota geng penus sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHAFIAN
Teen FictionTentang Zhea Yuriza si gadis cantik dan periang, yang pintar menutupi seribu kesedihannya. Zhea yang selama bertahun-tahun ini sangat menggilai Elang Sanjaya, namun kehadirannya sama sekali tidak terlihat dimata Elang. Tapi ini bukan tentang Zhea da...