20. SELAMAT TINGGAL ELANG

66 12 2
                                    


"Memang benar aku seperti kehabisan kata untuk memulainya terlebih dahulu. Aku telah sadar jika sebuah halaman telah sobek, dapat dibetulkan kembali dan bisa dibaca. Akan tetapi jika sebuah halaman hilang, tidak dapat kembali kecuali dengan cara mencari. Untuk semesta terimakasih telah mempertemukan aku dengan dirinya walau hanya sesaat."

-zheayuriza

****

DHAFIAN

BRAKKKK

Bunyi suara tas yang dilempar kencang oleh pemiliknya dengan sengaja keatas meja, membuat seorang gadis yang tengah duduk santai dibangkunya merasa terkejut bukan main

"LO APA-APAAN SIH ZE? DATENG-DATENG KAYAK ORANG KESURUPAN! LO KENAPA?" decak naya

"LO NANYA GUE KENAPA?" Ujar zhea emosi, sambil berdiri tegas menatap naya

"Apaan sih? Gue gak ngerti kenapa lo jadi sesewot ini?"

"SETELAH LO NYEMBUNYIIN FAKTA KALAU ELANG MASIH PACARAN SAMA CLARA, DAN LO MASIH NANYA GUE KENAPA?"

"Jadi ini alesan kenapa dari kemarin lo ngediemin gue kayak gini? Udah gue duga." Decih naya

"SAHABAT MACAM APA LO? NUTUPIN RAHASIA BESAR DIBELAKANG SAHABATNYA SENDIRI."

"Stop please! Gak usah bawa-bawa sahabat."

"PANTES SELAMA INI LO SELALU NYURUH GUE BUAT NGELUPAIN ELANG. INI ALESANNYA? KARNA LO NGEDUKUNG HUBUNGAN MEREKA? IYA?" kali ini air mata zhea mulai menetes

"Bahkan gue sendiri aja gak ada pemikiran kesana. Gue sahabat lo ze, gue gak sejahat apa yang lo pikirin" ujar naya setenang mungkin

"LO PIKIR GUE PERCAYA?"

"Ze dengerin gue dulu..."

"Stop nay. Gue cukup tau sama sifat asli lo!" ujar zhea sambil menerka air matanya, lalu pergi meninggalkan naya seorang diri didalam kelasnya.

"GUE NGELAKUIN INI CUMA KARNA GAK MAU NGELIAT LO TERLUKA LAGI BUAT YANG KE DUA KALINYA ZE" ujar naya sedikit berteriak, hingga membuat langkah zhea terhenti seketika

Zhea pun menoleh ke belakang kearah naya yang menatapnya dengan mata yang sedikit berbinar, zhea tidak tau harus bagaimana! Pikirannya saat ini benar-benar kacau. Setelah itu, zhea benar-benar melangkahkan kakinya untuk keluar dari kelasnya.

****

Kini arkan, dareel, deva, dan reyhan tengah berada di dalam kelasnya. Tanpa dhafian? Ya. Mereka sama sekali belum mengetahui kabar dhafian sejak kemarin. Sebenarnya kemarin ketika mereka berempat memutuskan untuk kabur ketika jam pelajaran Bu Dina, mereka sudah menelfon dhafian berkali-kali. Tetapi hasilnya nihil! Dhafian sama sekali tidak mengangkat telfon dari mereka. Mereka pun hanya berfikir positif, mungkin dhafian sibuk.

Namun ditengah candaan mereka, tiba-tiba dhafian datang dengan muka kusutnya. Dan langsung duduk dibangkunya.

"Woy kemaren kemana lo?" Ujar dareel

"Tumben banget lo gak masuk tanpa keterangan" lanjut arkan

"Lo gak papa kan dhaf?" Tanya deva

"Oh mungkin kemaren dia sakit gigi kali makanya gak masuk" celetuk reyhan

"KITA HARUS BALES DENDAM KE ANAK GARUDA"

"HAH?" ujar dareel, arkan, deva, reyhan secara bersamaan

"SECEPATNYA!"

"Bentar dhaf, ini ada apaan lagi sih?" Tanya arkan

"Kenapa lagi? Garuda nyari masalah lagi?" Tanya dareel

DHAFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang