23. KAKEK VAMPIRE DAN NENEK LAMPIR

47 4 4
                                    


"Sekuat apapun kita menjaga, yang pergi akan tetap pergi. Dan sekuat apapun kita menahan, yang datang akan tetap datang. Semesta memang kadang senang bercanda."

****

DHAFIAN


Pagi ini merupakan pagi yang sangat cerah bagi Deva untuk menjalani hari-harinya seperti biasa. Dan kini deva sudah siap dengan menggunakan seragam sekolah yang dibalut dengan jaket kesayangannya. Deva pun segera mengendarai motornya untuk beranjak pergi dari pekarangan rumahnya.

Namun ketika dirinya hendak membuka gerbang rumahnya, tiba-tiba dikejutkan oleh seorang gadis yang sebetulnya tidak ia kenali, hanya saja gadis ini pernah menampakkan dirinya beberapa hari lalu, di depan deva dan teman-temannya.

"Selamat pagi kak deva" ujar gadis tersebut yang sedang berdiri di depan gerbang rumah deva sambil tersenyum kearah deva

Sontak deva kaget sejadi-jadinya, mengingat gadis ini yang memaksa untuk meminta nomer telepon deva tanpa rasa malu. Ya, deva ingat. Gadis ini yang bertemunya beberapa hari lalu di dekat basecamp garuda.

"Ngapain?" Tanya deva dingin, dan masih duduk diatas motornya yang masih menyala

"Mau ketemu kak deva"

"Tau rumah gue dari mana?"

"Aku tau segala hal tentang kakak" jawab gadis tersebut sambil tersenyum malu

Deva yang mendengar jawaban dari gadis itu pun langsung memasang wajah malas, jujur saja dirinya memang tidak menyukai gadis seperti dihadapannya itu, yang centil, lebay, dan cengeng. Deva sangat ilfiel!

"Boleh gak kalo aku berangkat bareng?" Pinta gadis tersebut

"Enggak"

"Kenapa?" Tanya gadis tersebut dengan memasang wajah murungnya

"Lo orang asing bagi gue."

"Oh iya kita belum kenalan, kenalin nama aku be..."

Belum saja gadis itu menyelesaikan ucapannya, tetapi deva dengan tiba-tiba melajukan motornya, tanpa menghiraukan gadis tersebut. Gadis itu pun langsung segera mengejar deva dengan beberapa langkah, dan langsung menarik baju lengan deva. Membuat deva berhenti kembali dan berdecak kesal

"Lepas!" tegas deva dengan dingin

"Iiii..iya kak maaf" ujar gadis tersebut dengan terbata-bata sambil melepaskan tangannya yang memegang baju lengan deva

"Mau lo apa?"

"Aku mau berangkat sekolah bareng kakak"

"Gak mau"

"Please kak... Ini sebuah anugrah bagi aku, kalau aku bisa berangkat bareng kakak" rengek gadis itu

"Oh ya?"

"Jadi aku boleh naik motor kakak?" Tanya gadis itu lagi dengan antusias

Deva pun segera mematikan mesin motornya lalu membuka helm fullfacenya "Denger ya, bahkan gue aja gak kenal sama lo. Gimana bisa gue berangkat bareng sama orang asing?" Ujar deva dingin

Gadis itu langsung memasang wajah bahagianya setelah mendengar ucapan dari deva "Aku seneng, bisa ngedenger kakak ngomong sepanjang ini sama aku"

Deva pun kembali berdecih "lo gak usah ganggu gue lagi!"

"Aku gak ganggu kak deva, tapi aku cuma mau berangkat bareng kakak"

"Jangan mimpi!" Ujar deva, lalu kembali memakai helm fullfacenya dan melajukan motornya meninggalkan gadis itu tanpa memperdulikannya sama sekali.

DHAFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang