17. [The power's of my brother]

1.7K 309 14
                                    

Yang semalem tidur nyenyak, sini angkat kakinya. Hehe...

Full of sibling's moment")


Dewi fortuna sepertinya masih berpihak pada Chenle. Setelah apa yang terjadi semalam ia tak mengalami hal yang serius, hanya sedikit syok, suhu tubuhnya pun masih normal beruntung ia tidak mendadak demam seperti biasanya.

Tentang kejadian Chenle pingsan semalam, sebenarnya Xiaojun tidak benar benar pergi ke kamarnya. Ia mengikuti Chenle diam diam takut adik satu satunya itu kenapa napa. Dan benar saja, sesaat setelah ia mendengar teriakan Chenle, ia mendapati Chenle pingsan di teras. Tentu ia panik. Xiaojun mengangkatnya ke kamar dan meberinya pertolongan pertama mengingat dirinya kuliah di fakultas kedokteran semester 4. Xiaojun membaringkan Chenle di ranjangnya tanpa meletakan bantal dibawah kepala Chenle agar tidak mengganggu pernafasanya.

Mulanya ia memastikan nafas Chenle masih teratur atau tidaknya, lantas juga memeriksa denyut nadi dilehernya dan memastikanya masih berdetak normal. Ia meletakan beberapa tumpukan bantal di kaki Chenle setidaknya lebih tinggi 30 cm dari dada. Tindakan ia yakini ini bertujuan untuk mengembalikan aliran darah kembali ke otak. Tanganya mengambil kayu putih dari kotak p3k, mengoleskanya di telapak tanganya sendiri lalu ia memijat pelan pelipis dan telapak kaki Chenle, dan tak lupa ia juga memposisikan kayu putihnya tepat dibawah hidung Chenle agar ia bisa menghirup aromanya.

"Uhuk! uhuk!" kesadaran Chenle akhirnya kembali. Xiaojun menuntun Chenle untuk duduk dan bernafas hingga tenang.

"Pengen muntah?" tanya Xiaojun sambil mengusap usap punggung Chenle.

(Maap jorok, tapi ini juga edukasi lohh, hayo bagi anak anak PMR cem saya, ehehe..)

Chenle hanya mengangguk tubuhnya masih lemas, sementara Xiaojun bergegas mencari kantong kresek. Lalu ia memiringkan kepala Chenle agar ia tidak tersedak.

"Hoeekk..huekkkk.." Chenle memuntahkan semuanya yang membuat tubuhnya semakin lemas.

"Sudah?" Chenle kembali mengangguk dan Xiaojun segera membuang kantong kresek itu. Lalu kembali ke kamar Chenle membawakan segelah teh hangat. Menurutnya minuman hangat dan manis diyakini bisa meningkatkan gula darah dan memulihkan energi.

"Nih, diminum dulu. Pelan pelan aja." dan Chenle menurutinya. Ia meneguk teh itu hingga tandas setengahnya.

"Udah.." Xiaojun menerima gelas itu dan menaruhnya di nakas.

"Adek ngerasain sesek napas nggak? masih lemes? atau ada bagian yang susah digerakin?" Xiaojun mode sayang mah gini, manggilnya adek. Biasanya juga di anjing anjingin. heh mulut!

"Enggak..cuma pusing dikit." eluhnya.

"Yaudah bentar." Xiaojun memindah tumpukan bantal yang semula ada di kaki Chenle dan menaruhnya kembali ke kepala Chenle. Jadi posisi Chenle saat ini ia berbaring setengah duduk. Dan tindakan menumpuk bantal tinggi juga diyakini bisa sedikit meredakan pusing. Lantas tanganya membuka kayu putih tadi, ia mengoles dan memijat pelan kening dan pelipis Chenle, memberi rasa hangat disana.

"Makasih bang.." Xiaojun hanya tersenyum menanggapinya, tanganya masih sibuk memijat kepala bagian belakang Chenle.

"Udah enakan?"

"Lumayan.."

"Denger, kalo masih lemes jangan dipaksain. Besok abang bikinin surat ijin ya?"

"Nggak berangkat sekolah? nggak mau! lele tetep mau berangkat. Udah enakan kok!"

"Beneran? ntar pingsan disekolah lagi. Untung demam mendadak kamu lagi nggak kambuh loh.. jarang jarang banget kamu kaya gini le."

"Beneran bang.. lele nggak papa.!"

Xiaojun menggeleng gelengkan kepalanya heran akan sikap keras kepala adiknya ini. Pengen maksa tapi gak tega. yodahlah dia nurut aja. Ia beranjak untuk merapikan alat alat p3k yang ia gunakan tadi dan menaruhnya ditempat semula.

"Abang gak tidur? sekarang udah malem banget lohh"

"Terus ngebiarin adek abang ini pingsan gitu aja? kejem banget! yang ada kamu tuh kehabisan nafas duluan." Chenle terkekeh.

"Abang tuh keren loh..kayak superhero tahu! uhh.. lele kagum deh!" Xiaojun terkekeh geli mendengar pujian dari sang adik.

"Gak juga ah. Abang cuma ngelakuin yang abang tahu dan bisa. Kalo iya kan kenapa enggak?"

"Huum, jadi pengen bercita cita jadi dokter juga kaya abang. Eh, tapi nggak ah! takut darah! mending jadi pemain basket Internasional aja."

"Heh! gak semua dokter berhubungan sama darah kali le. Ngawur kamu! mereka kan bermacam macam spesialis. Kecuali kalo dokter bedah atau dokter umum."

"Heuuu..serem. Ketemu huntu yang baru meninggal tiap hari dong, astaga lele gak bisa bayangin."

"Kalo di rumah sakit tempat abang praktek sih jauh ya sama tetek bengek mayat mayat. Abang sih juga takut le. Abang kan cuma koas yang tugas jaga IGD. Ya doain aja abang bisa cepet lulus internship terus dapet STR dan SIP paten dari sananya. Biar bisa dapet gelar Dr. sepenuhnya."

(aminin dong semuanyaaa..)

"Amiinn, semoga..semoga..semoga.."

"Abang juga pastinya dukung apapun yang akan menjadi cita cita lele. Abang yakin, lele bisa banggain abang, mama sama papa."

"Makasih dukunganya bang. Lele akan berusaha gapai cita cita lele."

"Good. makanya belajar yang rajin. Jangan pacaran mulu.."

"Ih, siapa juga yang pacaran? yang ada abang tu pacaran mulu sama kak Jinhee."

Btw, Jinhee tu koas yang praktek jadi perawat satu ruang IGD sama Xiaojun. Lama kerja bareng, Xiaojun jadi suka terus digebet deh. Ditembak mah belum, inget kan Chenle pernah ngejek Xiaojun jomblo?

"Gaada ih, cuma temen penyemangat kerja aja."

"Hiwlih.. cimi timin pinyimingit kirji iji.. awas ntar tau tau bawa lamaran aja."

"Aduh, amin le!"

"Elah..si bangsul, dikira lele doain dia lamaran kali ye."

"Gatau amin aja."

"Au ah, dark! sonoh balik ke kamar sendiri bang. Dah malem..tidur!"

"Gak mau, abang mau tidur disini aja sambil meluk adek abang yang paling abang sayang ini." dengan tidak elitnya Xiaojun langsung menerjang Chenle dengan pelukan.

"Aaakkkkkkk!! uhuk..b-bang, s-sess..seekkk." panik, Xiaojun melepas pelukanya.

"Maap maap, abang lupa kalo  kamu baru pingsan. yaudah. tidur gih.. GOOD NIGHT SAYANG!" Xiaojun mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur.

"Good night too my best brother.."














Huwaa..pengen punya abang se soft Dejun huhu.. mamaaaa adopsi dejun jigeum juga!! //plak alay.

Akan kuingetin, work ini tuh random. kadang serem, kadang sweet, kadang sedih, kadang mellow, trs juga kadang bisa bikin jengkel. jadi siapin hati aja pas baca per chapternya.

vote comment juseyoo

H I D D E N || Jichen [Completed]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang