24. [Petunjuk lain(?)]

1.4K 285 29
                                    

Holaa.. im backk..


Ayoww, kuajak kalian ke dunia fantasy..




Langkah kaki Chenle kian lekas saat kakinya baru saja menginjak lantai rumahnya.

Sepi

Itu yang ia rasakan sesaat setelah membuka dan masuk pintu utama rumahnya. Ah, sudahlah. Memang sudah biasa rumah sebesar ini sepi, kedua orangtuanya pasti sedang bekerja, sementara kakak satu satunya itu selain masuk jam kuliah, juga praktek jaga UGD yang pasti bertukar tukar ship malam maupun siang.

Fyuhh, berarti dia hanya dirumah bersama para maidnya.

  Ia pun kembali melangkah menuju tangga yang memiliki 2 belokan itu dan menaikinya untuk bisa sampai menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia pun kembali melangkah menuju tangga yang memiliki 2 belokan itu dan menaikinya untuk bisa sampai menuju kamarnya. Namun, baru saja ia berbelok, tiba tiba ia dikejutkan dengan datangnya Karang secara tiba tiba di depanya.

"Astaga!!" Ponsel ditanganya hampir saja terjatuh.

Bagaimana Chenle tidak terkejut? Tiba tiba saja Karang berdiri di depanya dengan rambut yang hampir menutupi seluruh permukaan wajahnya.

"Ada apa?! Kenapa menatapku seperti itu?!" Semprot Chenle, bagaimana tidak? Ia lelah setelah 8 jam belajar di sekolah dan sekarang ia harus berhadapan denganya lagi? Hufftt..tidak lagi.

'Petunjuk lain..'

Dahi Chenle berkerut bingung.

"Petunjuk? Apa?"

'Kasus itu..'

"To the point Karang! Aku sedang lelah, jangan berbelit belit lagi!"

'Daejong meninggalkan beberapa petunjuk di perpustakaan pribadimu, cepat temukan buku bersampul coklat yang bertuliskan Persönliches Geheimnis. Sebelum semuanya terlambat.' Ujarnya terdengar mendesak Chenle untuk bergerak cepat.

"P-perpustakaan?"

Karang mengangguk. Pikiran Chenle kalut saat ini, bahkan ia sudah lupa akan rasa lelahnya tadi dan digantikan dengan rasa penasaran yang memuncak.

"Susulah aku kesana nanti!" Setelah berkata demikian, Chenle bergegas naik dengan langkah 2 kali lebih cepat dari sebelumnya.

Hingga ia sampai di perpustakaan pribadinya yang memang selama ini menjadi surga baginya untuk mencari novel novel berbagai genre kesukaanya. Namun kali ini ia datang dengan tujuan yang berbeda. Ia akan mencari buku bersampul coklat yang Karang katakan tadi.

Ia sempat berpikir, lorong pertama sampai lorong kelima sudah sering sekali ia lewati dan ia belum pernah menjumpai buku kuno seperti yang Karang katakan tadi. Karena ia benar benar hafal diluar kepala lorong per lorong yang berbeda jenis buku. Satu satunya lorong yang belum pernah ia tuju adalah lorong terakhir, letaknya berada 15 meter dari pintu masuk kesini. Karena ia tau disana hanya menyimpan buku buku pemilik---

Astaga?! Apa? Buku buku pemilik asli rumah ini? Berarti bemar dugaanya kan?

Tanpa pikir panjang Chenle langsung bergegas melenggang ke arah lorong yang berada di pojok itu. Dan benar saja, rak rak buku disepanjang lorong itu benar benar menyimpan buku buku yang terlihat kuno. Ah, rasanya Chenle seperti sedang masuk dalam dunia fantasy saja. Padahal ini adalah dunia nyatanya, bukan novel fiksi ilmiah yang sering ia baca.

Oke, lupakan.

Tujuanya sekarang adalah mencari buku bertuliskan Persönliches Geheimnis itu.


Tangan lentiknya perlahan menyisir buku perbuku berwarna coklat yang matanya tangkap.

Bolehkah Chenle instrupsi? Perpustakaanya ini terlalu besar dan lihat saja, rak nya begitu tinggi. Bagaimana jika buku itu berada di rak paling atas? Kan Chenle malas bila harus memanjat memggunakan tangga yang memang sudah tersedia disana.

Huft, tak ada pilihan lain. Akhirnya Chenle harus memanjatnya juga.

Dubak!

Namun saat baru 2 anak tangga yang ia pijak, tiba tiba matanya terfokuskan pada buku usang yang barusan jatuh itu, bahkan kertas kertas yang sudah menguning itupun berhamburan kesana kemari, apakah se kuno itu sehingga kertasnya saja sudah rusak? Batin Chenle.

Akhirnya ia pun turun, memungut dan membaca cover buku itu.

"Akhirnya, ketemu juga! Ya ampunn!!" Girang Chenle karena berhasil menemukanya.

Chenle pun memunguti kertas kertas yang terjatuh tadi dan menyelipkanya kembali ke buku itu. Kemudian ia berjalan ke arah timur. Disana ada beberapa meja dan kursi dekat jendela besar yang memang disediakan untuk tempat membaca buku, ataupun mengerjakan tugas.

 Disana ada beberapa meja dan kursi dekat jendela besar yang memang disediakan untuk tempat membaca buku, ataupun mengerjakan tugas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle mengambil posisi di kursi paling kanan, yang menghadap langsung pada jendela besar itu. Tanganya membuka lembar perlembar kertas yang sudah terlihat usang itu. Membaca deretan tulisan yang begitu membingungkan menurutnya.

(Aku mencintai buah stroberi yang manis, namun aku membenci anak burung yang selalu bercicit. Ku hapus mereka dengan pena yang takkan pernah habis sampai aku mati.)

"Hah?! Astaga, teori apalagi ini yang harus kupecahkan?"

'Kau masih harus memecahkan teori itu Chenle-ya!'

Karang tiba tiba datang dan menempati kursi disebelahnya.

"Ini..terlalu sulit, otakku tidak sampai astagaa!"

'Aku yakin Chenle tidak pernah menyerah..'

Mendengar penuturan Karang barusan, membuatnya kembali berpikir keras tentang tulisan itu.

"Karang apakah i-ni...." Chenle mengungkap semua dalam hati tentang arti teori yang berhasil otaknya tangkap.

'Ya benar sekali. Jangan terkejut, kau belum mengetahui semua detailnya yang pasti akan membuatmu lebih terkejut nantinya."

Detik selanjutnya, rasanya Chenle ingin mengakhiri penelusuranya saja. Ia benar benar berdoa agar dugaanya salah.

















Hmm..makin makin ajanih penelusuranya Chenle, ayo bantu Chenle pecahkan teori itu.

Vote commemt chinguu...

H I D D E N || Jichen [Completed]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang