3. [Pengennya sebangku]

3.8K 590 43
                                    

Ponsel Chenle jatuh.


"Eh," ia buru buru mengambilnya dan kembali fokus pada benda pipih itu. Namun tak lama ponsel bergambar apel tergigit itu kembali terjatuh.

"Yakk! apa maumu hah?" akhirnya kedua mata sipit itu berani menatap makhluk usil yang mengganggunya tadi hingga banyak pasang mata menatapnya aneh

dia kenapa

ewh, kesambet apa tu orang

 dah gila kali ya?

Chenle membungkuk untuk minta maaf. Baiklah ia memilih bicara lewat batin saja.

"pergi tidak?! maumu apa hah?!"  chenle mendapati makhluk itu sudah menghilang, huhh..syukurlah.

Kejadian seperti ini memang sering sekali terjadi padanya, banyak sekali makhluk yang datang dan mengganggunya untuk mendapat perhatianya lalu memintanya untuk berteman. Chenle selalu menolaknya karena menurutnya ia harus seleksi agar tak terjebak dengan tipu daya yang mereka buat. ya, katakan saja Chenle bisa membaca setiap niat dari makhluk makhluk yang datang padanya. Itulah kenapa sampai saat ini ia belum juga memiliki teman dari dunia lain. Karena kebanyakan yang ia jumpai hanya jin caper yang hanya mau memanfaatkannya saja.

"Hei, nungguin lama ya?" syukurlah Jisung cepat kembali.

"Iya, lama banget sihh, aku takut tauu!"

"Takut apa? disini kan banyak orang? atau..masih gugup ya?"

hahh..jisung-ssi..mengertilah..

"Huum..""

"Ehehe..lucu banget sii, gapapa disini udah ada aku kan? yok diminum." Chenle boleh meleleh gak?

Sepertinya Chenle telah menemukan teman baiknya. Ia hanya perlu menunggu saat yang tepat untuk menceritakan semuanya. Akhirnya bell masuk pun berbunyi saatnya pelajaran selanjutnya dimulai. Kali ini adalah jamnya guru Kang, namun sepertinya guru cantik itu belum masuk.

"Hana!"

"Ya Ji?"

"Boleh pindah tempat duduk gak? gue mau sebungku sama Chenle."

"Eh, tiba tiba banget? kenapa? lo suka sama Chenle yaaaaa?"

"Heh! ngaco, lo kali yang suka. Hyunjin mau dikemanain? dah sono, yang katanya pengen banget sebangku sama si joseph."

"Hiwlihh.. tau aja si bapak, makasih yaa? dah sono ngebucin sama Chenle, jangan bikin dia nangis, kalo enggak gue tonjok lo!" jisung hanya merotasikan matanya malas. bendahara kelasnya ini bener bener gabisa filter mulutnya.

Akhirnya mereka pun berpindah tempat duduk. Hana dengan Hyunjin dan Jisung dengan chenle.

"Hai."

"Kenapa pindah?" instrupsi Chenle  yang mendapati oknum bernama Jisung yang sudah mendaratkan bokongnya di bangku yang tadinya milik Hana.

"Gak boleh ya? aku cuma mau lebih deket sama kamu."

'sial, kesalahanmu adalah karena membuat jantungku diskoan'. batin Chenle.

Sang guru yang ditunggu tunggu(?) kedatanganya itupun masuk untuk mengajar Bahasa Inggris. Suasana kelas pun tampak tenang setelah guru itu masuk dan memberikan materi dan selanjutnya memberi tugas yang beliau tulis di papan tulis. Chenle meliriki mata Jisung yang sedari tadi memicing, menyipit dan menelengkan kepalanya kekiri kekanan untuk memperjelas tulisan di papan tulis yang terlihat blur dimatanya.

"Gegayaan pindah si lu, gak keliatan kan tu tulisanya." karena Chenle tau tadinya bangku Jisung itu di depan.

"Hm?"

"Minus berapa Ji?"

"Eh, darimana kamu tau aku minus?"

Mampus, Chenle mau jawab gimana. Gak mungkin kan ia jawab,

'gw nerawang aja sii'

Padahal  gerak gerik Jisung tu kebaca banget. Yaudah si Chenle cuma senyum aja tanpa berniat jawab pertanyaan Jisung tadi.





















_ren

H I D D E N || Jichen [Completed]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang