23. [Jeno and jealousy]

1.4K 345 9
                                    


Udah pencet bintang kan? Sip, makasih banyak..

Aku insomnia, jadi apdet ajadah.. 

Chapter ini tuh, fluff banget, siapin hati. Jangan sampe kalian ke UGD tiba tiba karena pingsan membayangkan sweetnya mereka.

*oke lupakan

Happy Reading

____________________________________________________



Sejak bell berbunyi 10 menit yang lalu, Chenle masih saja menunggu Jisung yang katanya ada keperluan sama Bu Taeyeon. Dia sih sabar, namun udara dingin kali ini kayaknya yang gak bisa sabar. Mantel hangatnya semakin ia rapatkan untuk meminimalisir udara dingin yang masuk ke tubuhnya.

"Chenle?"

  "Eh, kak Jeno!" "Nungguin seseorang? Jisung?"  "Kok tau?" Jeno terkekeh "Siapa sih yang gak paham? Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh, kak Jeno!"

"Nungguin seseorang? Jisung?"

"Kok tau?" Jeno terkekeh

"Siapa sih yang gak paham? Hehe..yaudah aku temenin ya? Gapapa kan? Aku juga nunggu jemputan nih."

"Eh, boleh..boleh.."

Chenle sempat salting dan memerah. Ampun deh, Lee Jeno kalo diliat dari deket tu ganteng banget parah. Chenle pen teriak aja rasanya. Kaos dalaman dengan mantel coklat susu ditambah rambut coklat berponinya yang sempat ia sibakkan kebelakang tadi. Tentunya jangan lupakan senyumnya yang bahkan matanya pun ikut tersenyum. Duhh..duh..bang...

Chenle menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena tiba tiba suasana menjadi canggung.

"Nih."

"Eh, iya?"

"Ngelamun sih, jadi kaget kan? Ini! Terima aja!." Jeno menyodorkan sebungkus roti coklat kearah Chenle.

"Buat aku?"

"Iya. Makan aja! Tadinya mau aku kasih ke pacarku. Eh, taunya dia gak terlalu suka roti."

"Oh..gitu. em, makasih ya?"

"Santai.."

'Oh, pacar ya..?' Duh, Chenle potek nih.

"Btw kapan kamu jadian sama Jisung? Kok tau tau udah deket aja?"

"Eh, enggak kok kak. Aku sama Jisung cuma temenan. Mungkin karena kita tu tetanggaan jadi deket, gitu."

"Ohh..gitu ya?"

"Ee..iya!"

"Jangan canggung, aku gak gigit kok." Jeno terkekeh melihat ekspresi canggung Chenle.

Chenle memalingkan wajahnya tidak sanggup melihat senyum memabukkan dari Jeno itu. Chenle bener bener gak bisa gak senyum balik.

Jeno memperhatikan jam digital yang melingkar di tangan kirinya.

"Em, le. Kayaknya jemputan aku udah dateng deh. Aku duluan yah?" Jeno melambaikan tanganya ke arah Chenle.

"Iya kak, hati hati."

Chenle terus memperhatikan Jeno yang berjalan dan memasuki sebuah mobil jenis BMW i8 itu. Yang Chenle tau itu memang salah satu mobil mewah. Dia sih gak kaget. Ayahnya punya 8 buah mobil jenis itu di garasi rumahnya yang di china. Cuma ya gak dibawa kesini aja. Dia sama orangtuanya mah pindah ke korea mau hidup sederhana aja. Gak mau yang namanya berlebihan. Dia memang dipegangi 10 apartemen, 5 rumah mewah, 3 mobil jenis BMW dan 3 black card di China. Namun ia tak mau membawanya ke Korea karena alasan tadi.

Menurut Chenle, 'harta itu tidak menjamin kebahagiaan' memang benar sih.

"Le!" Chenle menoleh ketika namanya dipanggil. Jisung tampak berlari kearahnya.

"Nunggu lama ya? Maaf.. lagi ngerancang proposal pensi bulan depan. Hehe.."

"Gapapa."

"Tadi kak Jeno sama kamu ya?" Chenle menyadari perubahan ekspresi Jisung.

"Iya, dia nememin aku. Dia juga lagi nunggu jemputan."

"Oh. Terus itu?"

"Ini roti, dikasih sama kak Jeno. Dia baik ya? Gak salah pilih temen kamu, mah."

"Iya, dia baik. Tapi inget, dia udah punya pacar." Jisung berucap datar.

"Iya ih, aku tau kali. Kamu ni kenapa sih? Sensi banget."

"Gaada."

"Cemburu ya?"

"Gaada. Aku gak punya hak cemburu. Aku bukan siapa siapa kamu."

"Ih, tapi itu mukanya jutek banget. Mana nih Jisung yang suka ngerdus?"

"Oh, mau aku gombalin? Oke!"

"Hah?"

"Tau nggak kenapa aku kalo lagi ngapalin pelajaran tu nengok nya ke atas?"

"Kenapa?"

"Karena kalo sambil merem kebayang wajah kamu terus.."

Chenle tersenyum seketika, dengan semburat merah yang terlihat jelas di kedua pipi putihnya.

"Sung, aku mau nanya!"

"Iya?"

"Berapa kali emangnya aku dateng ke pikiran kamu?"

"Sekali doang."

"Hah?!"

"Abisnya pikiran tentang kamu tu gak pergi pergi sih!"

"Hidih.." muka Chenle udah merah padam tuh. Maut banget sih kerdusanya Jisung!!

"Terakhir, eh le. Tau gak aku tu rela dipenjara seumur hidup."

"Lah, kenapa?"

"Aku rela dipenjara seumur hidup kalo pelanggaranya itu aku mencintaimu.."

Doakan Chenle tidak pingsan setelah ini.
























TIDUR DONG SAYANG, UDAH MALEM NIH..
Dah, jangan senyam senyum mulu. Aku kan jadi diabetes, eheq.

Pencet bintang, dan ketik sesuatu di kolom komentar chingu!!

H I D D E N || Jichen [Completed]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang