24

995 123 47
                                    

HAPPY READING

***

Mobil-mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan dengan pepohonan tinggi hutan di bukit daerah Sokcho. Waktu mereka tidak banyak kalau-kalau semakin terlambat untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Bahkan ada tiga nyawa yang harus mereka tolong dengan segera.

Seperti dimana terakhir sinyal ponsel itu menghilang, sebuah rumah berdinding bata terlihat dalam pandangan mereka. Dengan Johnny yang memimpin penyergapan kali ini bersama beberapa polisi yang menyamar, turun satu persatu dari mobil masing-masing sambil mengendap-endap mendekati rumah tersebut.

Disekitar mereka cukup sepi. Bahkan bisa disebut benar-benar sepi karena hanya suara dedaunan yang saling bergesekan juga burung-burung yang saling bersahutan.

Ten dan Doyoung mengekor di belakang sekumpulan orang ahli tersebut, ikut menyimpan senjata dalam saku jaket mereka. Apalagi Doyoung yang langkahnya semakin tidak tenang. Keselamatan gadisnya dan juga teman-temannya sedang dia pertanyakan sejak tadi.

Setelah dirasa bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan dalam rumah itu, beberapa orang segera menyergap ke dalam, mengepung setiap sisi rumah agar siapapun yang keluar nanti, mereka tidak akan bisa kabur.

"Ya Tuhan!"

Seseorang berseru begitu keras saat memasuki salah satu ruangan, disusul Doyoung dan Ten yang ikut menengok ruangan itu. Seketika itu pula emosi mereka diaduk-aduk, perasaan marah mendominasi mereka.

"Joy!"

Ten dengan segera melepas jaketnya dan mendekati Joy yang tergeletak di tanah dengan hanya menggunakan pakaian dalam, membungkus tubuh naked perempuan itu dengan jaketnya. Tubuhnya pun penuh dengan luka dan darah, bajunya tercecer sembarangan dan sudah tidak bisa digunakan lagi. Berlaku sama dengan Chungha, sialnya kondisinya lebih parah karena ada pendarahan di kepalanya.

"T-tolong..." Hanya suara lirih dari Joy yang bisa Ten dengar, begitu lemah dan jelas sekali tergambar sebuah ketakutan dari suaranya yang bergetar. Lelaki itu memeluk Joy erat, berusaha agar tangisnya tidak pecah.

"CEPAT BAWA MEREKA KE RUMAH SAKIT!!"

Dan Doyoung mulai tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Dia benar-benar marah. Wonwoo yang berani melukai dua temannya sampai seperti ini sungguh menyulut amarahnya.

Ten pamit mengantar Chungha dan Joy ke rumah sakit bersama beberapa orang lainnya. Begitu pula rombongan lain kembali datang menggantikan, Gongmyung pun baru saja tiba.

Seseorang yang mereka cari menghilang. Wonwoo bersama Sejeong dan anak buahnya tidak ditemukan dimanapun.

***

Tubuhnya terombang-ambing dengan setengah tersadar, berusaha untuk membuka mata. Apa yang dilihatnya terbalik dengan tempat pijakannya bergoyang tidak fokus. Barulah ia sadar kalau tubuhnya ini terbalik dalam gendongan bahu entah siapa, perempuan itu tidak peduli.

Yang ia butuhkan sekarang adalah kabur.

BRAK

Perempuan itu terpental begitu ia menarik kuat rambut panjang laki-laki yang menggendongnya itu, membuat mereka terjungkal kebelakang. Lelaki lain yang berada di depan mereka berbalik, segera menyeret rambut perempuan itu dengan kasar. Seberusaha mungkin perempuan itu berteriak mencari perhatian.

"Kim Sejeong diam!"

Jeon Wonwoo berteriak marah begitu Sejeong juga sedang berteriak mencari perhatian. Barangkali ada seseorang lain yang bisa menolongnya. Laki-laki itu sudah hilang kesabaran. Ia mengunci leher perempuan itu dengan kuat, membuat perempuan itu kesulitan bernapas lalu kembali menyeretnya menaiki perbukitan untuk semakin menjauh dari peradaban.

[2] STAR BLOSSOM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang