🍁 EM : BAB 16 🍁

10K 1.5K 504
                                    

Maaf jika terdapat banyak typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf jika terdapat banyak typo.
Don't be a silent reader yak!
Happy Reading 💜

🍁 Eternal Maple 🍁
16. Jealousy Day

        TERIK mentari siang ini begitu menyengat, meski udara masih terbilang dingin—tapi tak menghalangi sang surya untuk memunculkan dirinya dari balik awan. Dedaunan kering yang rontok di trotoar jalan ikut tersapu oleh hembusan angin. Suara renyah dari camilan yang dinikmati Rose membuat lamunan Jisoo buyar. Gadis bermarga Park itu tak berhenti mencomot kudapan di balik bungkus, mengunyah dengan suara mengecap hingga membuat Jisoo menilik heran.

"Rose, kau tidak bisa makan dengan santai ya?" yang ditanyai langsung mengernyit—masih mengecap lebih lantang.

"Eonni, jika kau mau mendapat bantuan dariku untuk menghindari semua pertanyaan gila dari Seokjin oppa terhadapmu. Maka ceritakanlah bagaimana bisa kau menginap dirumah Taehyung semalam? Aku akan membelamu dan malam ini akan menginap dirumahmu." Rose lantas bergegas pindah posisi, duduk di sisi Jisoo lalu merangkul akrab. Lihatlah, sekarang jemarinya dipenuhi bumbu-bumbu camilan yang melekat basah dan membuat Jisoo bergidik ngeri. Rose makan camilan seperti batita kelaparan.

"Singkirkan tanganmu. Kotor, itu menjijikan." komentar Jisoo.

Rose menunjukkan deretan gigi putihnya, melepas rangkulannya dari pundak Jisoo—mengecap sisa-sisa bumbu yang ada di jemari tangannya. "Enak sekali! Aku akan membasuh tanganku terlebih dahulu, lalu langsung ceritakan semuanya tanpa terkecuali." Rose lantas bingkas bangkit dari sofa bergegas menuju pantry yang ada di galeri Jisoo—membasuh jemarinya dibawah wastafel.

Jisoo menggelengkan kepalanya pusing, kalian harus tahu selang satu jam dari ini dia diantar Taehyung pulang. Tapi Jisoo meminta untuk mengantarnya ke galeri saja, karena dia belum siap menatap wajah sang kakak yang siap mengejeknya kelak. Untungnya saja Rose—yang dititipkan kunci kemarin—dengan cepat datang kemari, jadi tak perlu membuat Jisoo menunggu lama untuk masuk ke dalam.

"Jadi bagaimana? Semalam kau aman kan?!" Rose sudah selesai mencuci tangannya, kini langsung bergabung kembali bersama Jisoo di sofa panjang yang ada di galeri.

Jisoo mengangguk lemah, "Aman, dia tidak macam-macam. Tapi aku sangat pusing, semenjak dia berkata jujur perihal perasaannya terhadapku. Saat ini dia benar-benar sangat menyeramkan!" cerita Jisoo sambil bergidik ngeri mengingat Taehyung-yang setiap harinya selalu mengatakan bahwa ia mencintai Jisoo.

"Hah? Bagaimana? Jadi selama ini dia sudah menyatakan perasaannya terhadapmu?!" Rose membulatkan matanya lebar, mengerjap beberapa kali mencerna kembali perkataan sahabatnya itu.

Jisoo menyengir, merasa bersalah karena baru mau bercerita kepada Rose. "Maaf, tapi yang terpenting kau sudah tahu kan sekarang. Rose, apa yang harus ku lakukan untuk menghadapi pria sepertinya?" gadis itu memelas pada Rose untuk memberikan saran yang baik.

Eternal Maple [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang